KABARBURSA.COM - Selain kekuatan ekosistemnya, kunci sukses bank digital juga terletak pada kekuatan modalnya. Beberapa bank digital terlihat memiliki modal yang kukuh, tergambar dari jumlah modal inti dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang tinggi.
Di antara bank digital di Indonesia, PT Bank Jago Tbk (ARTO) tampaknya memimpin dalam hal modal. Meskipun belum merilis laporan keuangan untuk tahun buku 2023, Bank Jago telah mencatatkan modal inti sebesar Rp 6,97 triliun per September 2023, meskipun mengalami sedikit penurunan dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Rasio CAR Bank Jago juga solid, mencapai 71,33persen pada Desember 2023, meskipun turun dari 97,50persen pada Desember 2022.
Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun, menyatakan bahwa dengan modal dan likuiditas yang memadai, Bank Jago mendukung investasi, pertumbuhan, dan ekspansi bisnis yang berkelanjutan dan berkualitas.
Tjit Siat menekankan bahwa saat ini perusahaan tidak mendesak untuk menambah modalnya lagi, melainkan fokus pada inovasi untuk mengembangkan Jago App dan memperkenalkan fitur-fitur baru yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. "Meskipun begitu, kondisi rasio CAR yang solid saat ini sejalan dengan ekspansi kredit melalui kolaborasi dengan mitra ekosistem digital lainnya," jelasnya dikutip Minggu 17 Maret 2024.
Dengan demikian, prospek pertumbuhan bisnis Bank Jago masih positif sejalan dengan perkembangan ekonomi digital yang terus berkembang, sambil tetap memperhatikan risiko yang ada.
Setelah Bank Jago, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) juga menonjol dengan modal yang kuat, mencapai Rp 6,81 triliun per Desember 2023, naik dari Rp 6,33 triliun pada Desember 2022. Rasio CAR Allo Bank juga tinggi, mencapai 83,6persen per Desember 2023.
Presiden Direktur Allo Bank Indra Utoyo, menegaskan bahwa modal yang kukuh ini mendukung aspirasi pertumbuhan bank saat ini dan di masa depan, tanpa rencana penambahan modal melalui aksi korporasi untuk tahun 2024. "Rasio CAR mungkin sedikit turun pada tahun ini, posisi tersebut masih jauh di atas batas minimum yang ditetapkan regulator," jelasnya.
Adapun PT Bank Digital BCA juga menonjol dengan modal inti sebesar Rp 3,96 triliun per Desember 2023, dengan rasio CAR sebesar 71,48persen. Direktur Utama BCA Digital, Lanny Budiati, menekankan bahwa fokus saat ini adalah pada penyaluran kredit untuk memaksimalkan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).
Sementara itu, PT Bank Amar Indonesia Tbk juga memiliki permodalan yang solid, dengan modal inti sebesar Rp 3,21 triliun per September 2023 dan rasio CAR sebesar 124,5persen.
Senior Vice President Amar Bank, David Wirawan, optimis bahwa modal yang kuat akan memungkinkan bank untuk meningkatkan penyaluran kredit secara prudent, terutama untuk segmen UMKM.
Dengan modal yang kukuh dan fokus pada ekspansi kredit, bank digital Indonesia siap untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam industri keuangan digital yang terus berkembang.