Logo
>

Bank DKI Batal Tawarkan Saham Perdana ke Publik, Ada Apa?

Ditulis oleh Yunila Wati
Bank DKI Batal Tawarkan Saham Perdana ke Publik, Ada Apa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (Bank DKI), telah mendapatkan izin prinsip untuk penawaran saham perdana ke publik (IPO) pada tahun lalu. Namun, mengingat kondisi tahun politik saat ini, IPO tersebut baru siap digelar tahun depan.

    Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Bank DKI Amirul Wicaksono, menyatakan bahwa Bank DKI sebenarnya telah memperoleh izin prinsip IPO pada kuartal I tahun 2023. Menurutnya, pelaksanaan IPO harus sesuai dengan lintasan waktu atau timeline yang tepat.

    "Kondisi tidak mendukung, maka waktu ini ditunda. Sekarang kan, kalau IPO kan waktunya juga harus pas gitu ya. Nah, berhubung tahun politik 2024 ini, jadi memang kami menunda," katanya setelah acara Mid Year Banking and Economic Outlook Infobank pada Selasa, 2 Juli 2024, di Jakarta.

    Meskipun demikian, Amirul memastikan bahwa proses persiapan IPO Bank DKI terus berjalan selama setahun ini. "Jadi, kayaknya IPO [Bank DKI] masih tahun depan," tuturnya.

    Sebelumnya, Bank DKI menyetorkan dividen sebesar Rp326,4 miliar kepada Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2023. Dividen payout tersebut mencapai 32 persen dari total laba bersih perusahaan yang tercatat sebesar Rp1,02 triliun.

    Kepala Badan Pembinaan (BP) BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono, mengapresiasi kontribusi Bank DKI sebagai BUMD yang menyumbang dividen terbesar bagi provinsi.

    "Saya berharap peningkatan laba dan dividen Bank DKI selaras dengan kinerja mereka dalam mendukung terwujudnya Jakarta sebagai Global City melalui produk dan layanan perbankan yang inovatif dan adaptif," ujarnya dalam keterangan resmi, 19 April lalu.

    Ia juga memuji perkembangan Bank DKI yang terus on track untuk menjadi pendorong utama dalam sinergi antar BUMD di Jakarta.

    Amirul Wicaksono, menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan dari Pemprov DKI Jakarta dan BUMD DKI. Ia mengungkapkan bahwa Bank DKI mencatatkan laba bersih Rp1,02 triliun pada 2023, naik 8,63 persen secara tahunan dibandingkan laba tahun sebelumnya sebesar Rp939 miliar.

    Pertumbuhan laba ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang naik 17,82 persen yoy menjadi Rp5,34 triliun, serta pendapatan berbasis komisi atau fee-based income yang mencapai Rp625 miliar, naik 8,47 persen yoy.

    Dalam acara Halalbihalal dan Tasyakuran HUT ke-63, Bank DKI juga meluncurkan sejumlah inisiatif program CSR. Salah satunya adalah bantuan dana usaha kepada para purnabakti melalui program Probahtera (Program Purna Bakti Sejahtera), yang bertujuan memberdayakan ekonomi keluarga pensiunan karyawan. Selain itu, Bank DKI memberikan Bantuan Biaya Pendidikan bagi anak-anak pensiunan yang berprestasi, untuk jenjang pendidikan SMP, SMA, D4, dan S1.

    Sekretaris perusahaan Bank DKI Arie Rinaldi, menambahkan bahwa program bantuan ini juga merupakan bagian dari Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) Bank DKI 2023.

    "Melalui program CSR ini, Bank DKI tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga berupaya memperkuat infrastruktur sosial dan pendidikan. Bantuan ini bukan hanya bentuk kepedulian, tetapi juga investasi bagi masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat," ujarnya.

    Kredit untuk UMKM

    Di lain sisi, Bank DKI mencatat kredit dan pembiayaan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami peningkatan signifikan, naik 39,18 persen dari Rp3,8 triliun pada Maret 2023 menjadi Rp5,2 triliun pada pada kuartal pertama atau Maret 2024.

    Menurut Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI Romy Wijayanto, Bank DKI terus mengalihkan fokusnya pada peningkatan portofolio UMKM sesuai dengan visi dan misi bank.

    Porsi kredit dan pembiayaan UMKM secara keseluruhan juga meningkat dari 7,77 persen menjadi 10,36 persen dari total kredit dan pembiayaan Bank DKI.

    “Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan kredit mikro sebesar 39,77 persen dan kredit ritel sebesar 37,70 persen,” tuturnya, Selasa, 30 April 2024.

    Sementara itu, kredit konsumer tumbuh 9,96 persen, sedangkan kredit segmen menengah, komersial, dan sindikasi mengalami penurunan.

    Bank DKI juga mencatatkan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp62,1 triliun pada Maret 2024 dengan meningkatnya rasio CASA.

    Bank ini juga berhasil menaikkan dana murah seperti Giro dan Tabungan, sementara mengurangi porsi dana mahal seperti Deposito. Langkah-langkah ini sejalan dengan upaya bank dalam menjaga likuiditasnya, yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat.

    Meskipun demikian, Bank DKI tetap berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp187 miliar pada Maret 2024, didorong oleh pendapatan bunga bersih dan Fee based Income. Total aset Bank DKI pada Maret 2024 mencapai Rp78,2 triliun.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79