Logo
>

Bank Dunia: Makan Siang Gratis Bukan Solusi Atasi Stunting

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bank Dunia: Makan Siang Gratis Bukan Solusi Atasi Stunting

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Dunia menyatakan bahwa program makan siang gratis tidak dirancang untuk mengatasi masalah stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak, karena tidak menyasar pada periode kritis 1.000 hari pertama kehidupan.

    Penilaian ini terungkap dalam Indonesia Economic Prospects (IEP) 2024 yang diterbitkan pada akhir Juni.

    "Secara gizi, makanan di sekolah tidak dimaksudkan untuk mengurangi stunting karena tidak ditujukan untuk 1.000 hari pertama kehidupan," tulis Bank Dunia dalam laporan tersebut, dikutip pada Jumat 28 Juni 2024.

    Bank Dunia menegaskan bahwa pemberian makan siang gratis dapat memberikan dampak positif terhadap gizi, terutama jika disertai dengan intervensi kesehatan seperti pemberian suplemen, obat cacing, pendidikan kesehatan, dan kebijakan kesehatan di sekolah.

    "Untuk meningkatkan hasil kesehatan dan mendukung upaya mengatasi stunting pada 1.000 hari pertama," tambah Bank Dunia.

    Selain memberikan manfaat langsung terhadap kesehatan, Bank Dunia juga mencatat bahwa program ini secara tidak langsung meningkatkan kesejahteraan ekonomi di daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi.

    Lebih lanjut, Bank Dunia menjelaskan bahwa program makan siang gratis ini telah menjadi populer di berbagai negara, dengan 418 juta anak menerima manfaat pada tahun 2022.

    Meskipun demikian, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa program ini dapat meningkatkan kehadiran siswa di sekolah, namun dampaknya mungkin terbatas di negara-negara dengan tingkat partisipasi sekolah yang tinggi.

    Menyikapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa tujuan pemberian makan siang gratis adalah untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan anak sekolah.

    "Kami fokus pada gizi anak untuk meningkatkan pertumbuhan dan aspek lainnya," ungkap Airlangga kepada media pada Jumat 28 Juni 2024 kemarin.

    Selain itu, Airlangga menekankan bahwa pemberian makan siang gratis ini juga bertujuan untuk meningkatkan skor Programme for International Student Assessment (PISA) di Indonesia.

    "Supaya target skor PISA bisa ditingkatkan," tutup Airlangga.

    Pada tahun 2022, skor PISA Indonesia mengalami penurunan signifikan ke level terendah sejak tahun 2000, terutama dalam kemampuan literasi (membaca).

    Skor membaca PISA Indonesia turun 12 poin dari 371 pada tahun 2018 menjadi 359. Demikian pula, skor matematika turun 13 poin dari 379 menjadi 366, dan skor sains turun 13 poin dari 396 menjadi 383 pada tahun yang sama.

    Data ini menunjukkan penurunan hasil belajar Indonesia dalam bidang matematika, membaca, dan sains dibandingkan dengan tahun 2018, menurut laporan dari OECD pada Jumat 8 Desember 2023 lalu.

    Polemik mengenai makan siang gratis telah menjadi perdebatan yang menarik dalam konteks kebijakan perusahaan dan kesejahteraan karyawan. Konsep ini memunculkan berbagai pertimbangan yang perlu dipertimbangkan secara seksama.

    Pemberian makan siang gratis dapat dianggap sebagai keuntungan tambahan yang dapat meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan karyawan. Ini tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas karena karyawan merasa dihargai dan terbantu dalam mengelola waktu mereka dengan lebih efisien.

    Namun, di sisi lain, ada argumen bahwa makan siang gratis bisa menjadi bentuk pengeluaran yang signifikan bagi perusahaan. Ini mempengaruhi biaya operasional dan bisa menjadi beban tambahan terutama bagi perusahaan kecil dan menengah yang berusaha untuk menjaga keseimbangan keuangan mereka.

    Selain itu, pemberian makan siang gratis juga memunculkan pertanyaan mengenai keadilan. Bagaimana perusahaan memastikan bahwa kebijakan ini diterapkan secara adil dan tidak memunculkan disparitas antara karyawan? Ini bisa menjadi isu sensitif terutama dalam konteks diversitas dan inklusi di tempat kerja.

    Selain pertimbangan internal perusahaan, ada juga aspek eksternal yang perlu diperhatikan, seperti dampak kebijakan ini terhadap persepsi publik dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi citra perusahaan di mata masyarakat dan stakeholder.

    Dalam menanggapi polemik ini, penting bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manfaat dan risiko dari pemberian makan siang gratis, serta mempertimbangkan berbagai perspektif karyawan dan kebutuhan perusahaan secara keseluruhan.

    Langkah selanjutnya yang diambil haruslah sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan tujuan strategis jangka panjang mereka.

    Pemberian makan siang gratis di Indonesia menghadapi potensi ancaman terkait keberlanjutan fiskal negara. Meskipun inisiatif ini dapat dianggap sebagai langkah positif dalam meningkatkan kesejahteraan sosial, terdapat beberapa pertimbangan kritis yang perlu dipertimbangkan.

    Dalam menghadapi potensi ancaman fiskal, pemerintah perlu melakukan analisis yang cermat terhadap dampak keuangan jangka panjang dari implementasi program makan siang gratis.

    Perencanaan yang matang dan pengelolaan anggaran yang efisien menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan fiskal negara sambil tetap memprioritaskan kepentingan sosial dan kesejahteraan masyarakat. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi