KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini akan mencapai 10-12 persen secara tahunan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan optimisme ini sejalan dengan kekuatan berkelanjutan pertumbuhan ekonomi domestik.
BI berkomitmen untuk menjaga efektivitas implementasi Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan memperkuat sinergi dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan, kementerian/lembaga, perbankan, serta pelaku usaha. Tujuannya adalah mendukung penyaluran kredit pembiayaan perbankan pada sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Perry menjelaskan, "Hasil Rapat Dewan Gubernur Januari 2024 menegaskan komitmen BI untuk mendukung penyaluran kredit pembiayaan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi." Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 4,7-5,5 persen pada tahun ini. Perry menyoroti kontribusi utama permintaan domestik, terutama dari pertumbuhan konsumsi masyarakat yang dipicu oleh penyelenggaraan Pemilu 2024 dan peningkatan investasi, terutama di sektor bangunan sejalan dengan proyek PSN (Pembangunan Sarana Nusantara) dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Meskipun pertumbuhan ekspor belum kuat akibat perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas, BI mencatat bahwa kredit perbankan sepanjang 2023 tumbuh sebesar 10,38 persen secara tahunan. Angka ini berada dalam kisaran atas perkiraan BI yang menargetkan pertumbuhan kredit 9-11 persen secara tahunan pada 2023. Perry menekankan bahwa pertumbuhan kredit sejalan dengan kinerja positif korporasi dan rumah tangga.
Dari segi penggunaan, kredit untuk investasi dan modal kerja masing-masing tumbuh 12,26 persen dan 10,05 persen secara tahunan. Secara sektoral, sektor pengangkutan, jasa perdagangan, listrik, gas, dan air menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit tahun lalu.
Perry juga merinci bahwa pembiayaan syariah per Desember 2023 tumbuh 15,8 persen secara tahunan, sementara kredit untuk UMKM naik 8,03 persen secara tahunan. Pertumbuhan kredit ini diiringi dengan pemeliharaan kualitas kredit, dengan rasio nonperforming loan (NPL) gross per Desember 2023 sebesar 2,19 persen dan rasio NPL net 0,75 persen.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun ini dapat mencapai dua digit, dengan penekanan pada sektor rumah tangga, perdagangan, dan industri pengolahan. Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan kredit akan didorong oleh kondisi makro ekonomi yang stabil dan pertumbuhan konsumen yang tetap kuat.