Logo
>

Bank Mandiri (BMRI) Catat Pembiayaan Hijau Rp264 Triliun

Ditulis oleh Dian Finka
Bank Mandiri (BMRI) Catat Pembiayaan Hijau Rp264 Triliun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengambil inisiatif keberlanjutan dengan fokus pada lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG). 

    Sebagai pemimpin pasar hijau dengan pangsa lebih dari 30 persen di Indonesia, Bank Mandiri telah mengalokasikan Sustainable Financing sebesar Rp264 triliun hingga Maret 2024. Porsi pembiayaan hijau mencapai Rp130 triliun, yang menunjukkan peningkatan sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya.

    Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar, membidangi implementasi ESG, mengungkap Visi Bank Mandiri untuk menjadi Champion Keberlanjutan Indonesia yang memandu masa depan yang lebih baik tercermin dalam strategi ESG mereka, yang terdiri dari Sustainable Banking, Sustainable Operation, dan Sustainability beyond banking, dengan delapan inisiatif utama yang mendukung kerangka keberlanjutan mereka.

    “Bank Mandiri berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) dalam operasional pada tahun 2030, dan dalam pembiayaan pada tahun 2060 atau lebih awal, sejalan dengan target pemerintah Indonesia. Kami meyakini bahwa peran nasabah sangat penting dalam perjalanan keberlanjutan kami,” kata Alexandra di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.

    Lanjutnya, pada tahun 2022, Bank Mandiri mendirikan unit ESG sebagai control tower untuk memastikan integrasi ESG dalam semua aspek bisnis dan operasionalnya.

    Bank ini juga aktif melibatkan nasabah melalui ESG Desk di unit Corporate Banking, yang menyediakan solusi keuangan berkelanjutan seperti Green/Social Loan, Sustainability Linked Loan (SLL), dan Corporate-in-Transition Financing, serta layanan ESG Advisory.

    Alexandra juga menyoroti pentingnya edukasi dan kesadaran lingkungan di kalangan individu, khususnya generasi Z dan Alpha yang semakin sadar akan keberlanjutan. Dia menegaskan bahwa pendekatan komprehensif dan edukatif diperlukan untuk memastikan relevansi jangka panjang produk dan layanan perbankan dalam mendukung keberlanjutan.

    “Potensi besar terlihat terutama dari generasi Z dan Alpha, yang semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan, bahkan beberapa sekolah sudah memiliki kurikulum tentang aspek ini. Oleh karena itu, agar tetap relevan dalam jangka panjang, industri perbankan perlu meng-upgrade produk keuangan berkelanjutan, jika tidak, kita bisa ditinggalkan,” imbuhnya.

    Kinerja BMRI 2023

    Perbankan pelat merah yang masuk dalam jajaran big caps ini pada 2023 membukukan pendapatan hingga Rp127,45 triliun, dengan kenaikan 16,51 persen yoy dari tahun sebelumnya Rp109,40 triliun. Seiring dengan itu, perusahaan mampu menekan biaya operasional sebesar 1 persen sehingga turun menjadi Rp50,88 triliun sepanjang 2023. Hasilnya, laba bersih melonjak 33,74 persen menjadi Rp55,06 triliun dari sebelumnya Rp41,17 triliun tahun lalu.

    Sepanjang 2023 BMRI mampu meningkatkan pertumbuhan volume bisnis pada seluruh segmen dan memperkuat efisiensi perseroan. Terlihat dari total aset konsolidasi perseroan yang berhasil menembus Rp2.174,2 triliun di akhir 2023, naik 9,12 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.992,5 triliun. Kenaikan berkat realisasi penyaluran kredit BMRI di 2023 yang mencapai Rp1.398,1 triliun, tumbuh 16,3 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38 persen.

    Pertumbuhan kredit yang impresif ini terjadi di seluruh segmen, salah satunya didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp 490 triliun pada akhir 2023, tumbuh 18,3 persen. Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif dengan pertumbuhan tertinggi dibanding segmen lain yaitu sebesar 21,2 persen menjadi Rp 238 triliun di akhir 2023 lalu.

    Adapun, segmen SME mencapai 14 persen menjadi Rp 77 triliun sedangkan segmen mikro tumbuh mencapai 10,4 persen menyentuh Rp 168 triliun. Pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang terus membaik. Di akhir 2023, rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil turun sebesar 86 basis poin (bps) secara yoy ke level 1,02 persen.

    Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan (NPL coverage ratio) di level konservatif yakni sebesar 384 persen.

    Proyeksi Saham BMRI

    Pada perdagangan kemarin, Rabu, 17 Juli 2024, saham BMIR ditutup di level Rp6.450 per saham. Kapitalisasi pasar perbankan ini telah mencapai Rp605,22 triliun dengan volume transaksi rata-rata 107,22 juta.

    Sebelumnya, sejumlah analis menyoroti saham BMRI. Seperti analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis dalam risetnya mengatakan laba bersih BMRI sepanjang semester I 2024 diproyeksikan mampu bertumbuh sekitar 5,1 persen ke level Rp26,50 triliun.

    Menurut mereka, meskipun ada peningkatan biaya dana (CoF) yang mempengaruhi tekanan margin keuntungan bersih (NIM), perbaikan performa perbankan mulai terlihat dari bulan ke bulan.

    Berbagai faktor tersebut, BRI Danareksa Sekuritas pun merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp7.400 per saham. Artinya, para investor yang membeli sahamnya sekarang berpeluang cuan sekitar 14,37 persen. Sementara itu, Phintraco Sekuritas juga merekomendasikan saham BMRI. (Dian/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.