KABARBURSA.COM– PT Medela Potentia Tbk (MDLA) resmi menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp137,4 miliar atau setara Rp9,8 per saham, yang merupakan 40 persen dari laba bersih tahun buku 2024. Keputusan tersebut diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang baru saja digelar di Jakarta.
Sebagai pendatang baru yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia pada 15 April 2025 lalu. MDLA tunjukkan keuntungan menarik bagi investornya dengan membagikan dividen.
Manajemen menilai kebijakan dividen mencerminkan arus kas yang sehat dan komitmen jangka panjang terhadap para pemegang saham.
Direktur Utama MDLA, Krestijanto Pandji, mengatakan bahwa 2024 menjadi tahun penting dalam penguatan posisi perusahaan sebagai pemain utama di sektor kesehatan nasional.
“Kinerja 2024 mencerminkan strategi yang tepat dan struktur keuangan yang sehat. Kami berada di posisi kuat untuk pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.
MDLA mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 11,3 persen menjadi Rp14,57 triliun, naik dari Rp13,09 triliun pada 2023. Kenaikan ini didorong oleh ekspansi jaringan layanan dan meningkatnya permintaan sektor kesehatan. Sementara itu, laba bersih naik 13,3 persen menjadi Rp343,27 miliar dari sebelumnya Rp303,09 miliar.
Aset perusahaan juga tumbuh signifikan menjadi Rp5,73 triliun, dibanding Rp4,70 triliun pada 2023. Kenaikan aset ini didukung oleh peningkatan ekuitas sebesar 13,7 persen menjadi Rp2,21 triliun, serta peningkatan liabilitas menjadi Rp3,52 triliun. Perusahaan menyebut pertumbuhan liabilitas ini sebagai bagian dari strategi memperkuat infrastruktur logistik, daya tahan manufaktur, dan digitalisasi rantai pasok.
Dalam jangka panjang, MDLA mengandalkan empat pilar utama bisnisnya: distribusi produk farmasi dan kesehatan, penjualan alat kesehatan, manufaktur alat kesehatan, serta penyediaan platform digital dalam ekosistem kesehatan. Melalui jaringan distribusi yang mencakup 35 kantor cabang dan gudang, MDLA menjangkau lebih dari 100.000 fasilitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
“Kami fokus pada digitalisasi, efisiensi rantai pasok, dan penguatan produksi dalam negeri. Kami yakin dapat terus memberi nilai bagi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan,” tegas Krestijanto.
MDLA melihat prospek sektor kesehatan di Indonesia tetap positif, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya layanan kesehatan, naiknya permintaan terhadap produk dalam negeri, serta akselerasi transformasi digital di bidang medis.
Selain pembagian dividen, RUPST juga menyetujui pengesahan laporan tahunan 2024, penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk tahun buku 2025, serta penetapan remunerasi direksi dan dewan komisaris. Pemegang saham juga menerima laporan penggunaan dana hasil IPO yang dinilai telah digunakan secara akuntabel dan tepat sasaran.
Sebagai informasi, PT Medela Potentia Tbk merupakan induk usaha di bidang kesehatan yang telah beroperasi lebih dari empat dekade. Kegiatan bisnisnya mencakup distribusi, pemasaran, manufaktur, dan digitalisasi layanan kesehatan. Selain menjangkau seluruh wilayah Indonesia, MDLA juga memiliki eksposur regional ke Kamboja, dengan cakupan lebih dari 3.000 rumah sakit, 23.000 apotek, 3.500 klinik, dan 50.000 fasilitas kesehatan lainnya.
Perusahaan juga terus mengembangkan kapabilitas produksi alat kesehatan dan membangun platform digital seperti GoApotik dan GPOS untuk mendukung modernisasi operasional serta pelayanan yang lebih efisien.
Diberitakan sebelumnya, Kredtijanto usai IPO sempat membeberkan rencana perusahaannya membagikan dividen.
Adapun estimasi payout ratio dari dividen tersebut mencapai 40 persen. Dan, rencana tersebut akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan berlangsung pada bulan Juni 2025.
"Ya, mudah-mudahan kami bisa membagikan dividen. Rencananya akan kami ajukan di RUPS nanti jika disetujui oleh para pemegang saham," ujar Direktur Utama Medela Potentia, Krestijanto Pandji, di Gedung BEI, Jakarta pada Selasa, 15 April 2025.
Krestijanto menyinggung dalam prospektus IPO, perusahaan memang telah mengisyaratkan potensi pembagian dividen dengan rasio sekitar 40 persen dari laba bersih. Keputusan tersebut, menurut dia, sejalan dengan komitmen perusahaan menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan apresiasi terhadap para pemegang saham.
Lalu, seberapa besarkan laba bersih yang dimiliki MDLA sebagai modal bagi-bagi dividen tersebut?
MDLA menunjukkan kinerja keuangan yang menggembirakan, pertumbuhannya cukup stabil di sepanjang tahun 2024. Melihat data yang tersedia, perusahaan ini menunjukkan kekuatan yang jelas dalam hal pendapatan dan profitabilitas.
Pada kuartal ketiga (Q3) 2024, MDLA tercatat meraih pendapatan sebesar Rp254 miliar, yang meningkat 11,23 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya daya tarik yang kuat terhadap produk dan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan, meskipun sektor yang digeluti MDLA belum sepenuhnya bebas dari tantangan.
Dari sisi profitabilitas, perusahaan berhasil menjaga margin kotor sebesar 9,41 persen dan margin laba operasional sebesar 3,16 persen. Meskipun margin laba bersih yang tercatat lebih kecil, yakni 2,36 persen, angka ini tetap menunjukkan bahwa MDLA berhasil menjaga keuntungan meskipun dengan tingkat biaya operasional yang tidak rendah.
Kenaikan laba bersih per kuartal juga tercatat sebesar 15,66 persen, yang menandakan adanya perbaikan dalam pengelolaan biaya dan peningkatan efisiensi operasional.
Selain itu, MDLA memiliki posisi keuangan yang solid dengan total aset yang tercatat sebesar Rp5.693 miliar, sementara total kewajiban perusahaan berada pada angka Rp3.577 miliar. Perusahaan ini juga berhasil menjaga struktur permodalan yang sehat dengan total ekuitas yang tercatat sebesar Rp2.050 miliar.
Dengan rasio utang yang relatif rendah—dengan total utang sebesar Rp124 miliar, yang mana sebagian besar merupakan utang jangka pendek—MDLA menunjukkan pengelolaan utang yang cukup hati-hati.
Satu hal yang menonjol adalah jumlah kas yang cukup besar di tangan perusahaan, yakni Rp275 miliar, memberikan MDLA fleksibilitas dalam menjalankan operasional dan mendanai investasi tanpa mengandalkan pembiayaan eksternal.
Free cash flow yang tercatat sebesar Rp241 miliar menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mampu mencatatkan laba, tetapi juga menghasilkan arus kas yang sehat, yang dapat digunakan untuk ekspansi atau pembagian dividen di masa depan.
Meskipun belum ada pengumuman mengenai pembagian dividen, kinerja keuangan MDLA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan berada pada jalur yang tepat untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) yang mencapai Rp2.648 triliun, MDLA memiliki potensi untuk terus berkembang, menarik perhatian para investor, dan memperkuat posisinya di industri.
Secara keseluruhan, MDLA menunjukkan hasil yang solid dengan berbagai indikator yang menggembirakan. Meskipun ada ruang untuk perbaikan dalam hal margin keuntungan, perkembangan yang dicatatkan oleh perusahaan ini menunjukkan adanya potensi besar untuk pertumbuhan jangka panjang yang stabil.(*)