Logo
>

BBNI Tuntaskan Buyback 40,5 Juta Saham

Ditulis oleh Pramirvan Datu
BBNI Tuntaskan Buyback 40,5 Juta Saham

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Negara Indonesia (BNI) telah menuntaskan aksi buyback saham untuk periode 16 Maret 2023 hingga 15 September 2024.

    Menurut Okky Rushartono, Corporate Secretary BNI, aksi ini melibatkan pembelian sebanyak 40.514.600 lembar saham yang selesai pada 15 September 2024.

    Sesuai dengan keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 15 Maret 2023, saham hasil buyback digunakan untuk program kepemilikan saham bagi pegawai, direksi, dan dewan komisaris. Okky menegaskan bahwa aksi ini tidak mengurangi kepercayaan investor, yang terlihat dari peningkatan price to book value (PBV) BNI dari 1,20x pada 15 Maret 2023 menjadi 1,40x pada 13 September 2024. Harga saham BNI juga naik dari Rp4.400 menjadi Rp5.625 per lembar. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu 18 September 2024.

    Okky memastikan bahwa pelaksanaan buyback tidak mempengaruhi kegiatan dan pertumbuhan bisnis BNI, yang tetap memiliki modal serta arus kas yang kuat untuk mendukung operasi dan pengembangan usaha.

    Catatan Penyaluran Kredit

    PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 708,8 triliun hingga Mei 2024, mengalami peningkatan 12,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang tahun ini, BBNI menargetkan pertumbuhan kredit dalam kisaran 9 hingga 11 persen.

    Analis dari Lotus Sekuritas, Sharly Malique, menyatakan bahwa bank milik pemerintah ini memiliki potensi untuk mencapai target pertumbuhan tersebut. Namun, ia mengingatkan pentingnya memperhatikan biaya dana (cost of fund) di tengah kenaikan suku bunga.

    “BBNI masih berada di jalur yang benar untuk mencapai pertumbuhan kredit antara 9 hingga 11 persen. Diharapkan, peningkatan kredit akan berkontribusi pada kinerja yang lebih baik tahun ini. Namun, perhatian harus diberikan pada yield pinjaman dan cost of fund di tengah lingkungan suku bunga tinggi, agar Net Interest Margin (NIM) tetap stabil,” jelas Sharly dalam pernyataannya, yang dikutip pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

    Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit untuk perusahaan BUMN tumbuh sebesar 23 persen (year on year/yoy), dengan total penyaluran mencapai Rp 102,7 triliun pada triwulan pertama 2024. Sementara itu, kredit korporasi non-BUMN meningkat 14 persen (yoy) dengan total mencapai Rp 272,1 triliun.

    Tidak hanya penyaluran kredit di sektor korporasi, kredit konsumen BBNI juga menunjukkan kinerja yang positif. Sebagai contoh, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga Maret 2024 meningkat 10,3 persen dibandingkan Maret 2023, dengan total KPR yang disalurkan mencapai Rp 60,1 triliun.

    Selain KPR, kredit konsumen lainnya seperti personal loan juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Hingga Maret 2024, personal loan BBNI mencapai Rp 52,1 triliun, meningkat 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Sharly menambahkan bahwa kredit di segmen konsumen diharapkan dapat menjadi penopang di tengah penurunan kredit pada segmen lainnya, sehingga kinerja BNI dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

    “Segmen korporasi dan konsumen memang menjadi pilar utama dalam kinerja di kuartal terakhir. Sementara itu, segmen UKM terlihat mengalami penurunan seiring dengan menurunnya kualitas aset. Kami berharap segmen korporasi tetap menjadi penopang utama hingga akhir tahun,” tegasnya.

    Hingga saat ini, pangsa pasar (market share) KPR, personal loan, dan kartu kredit BNI berada di posisi teratas. KPR, misalnya, memiliki market share sebesar 8,4 persen, sedangkan personal loan dan kartu kredit masing-masing memiliki market share sebesar 12,8 persen dan 15,0 persen.

    Dalam hal kartu kredit, BNI juga mencatat pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan kartu kredit BNI mencapai 10,4 persen hingga Maret 2024 dibandingkan Maret tahun lalu, dengan total transaksi mencapai Rp 14,2 triliun.

    Menurut riset dari OCBC Sekuritas, pertumbuhan kredit BNI diperkirakan mencapai 9 persen (yoy) sepanjang tahun 2024, didorong oleh segmen-segmen dengan risiko rendah seperti kredit korporasi dan kredit konsumen, termasuk kontribusi dari anak perusahaannya. Sebagai bank besar, BBNI memiliki cadangan yang memadai untuk mendukung penyaluran kredit korporasi sepanjang tahun ini.

    BBNI juga melihat potensi pertumbuhan yang sehat dari perusahaan swasta, terutama di sektor perdagangan, manufaktur, dan pembangkit tenaga listrik. Sementara itu, untuk perusahaan BUMN, BBNI akan fokus pada perusahaan blue-chip.

    “Mengingat tantangan di sektor makroekonomi, khususnya untuk segmen UMKM, BBNI akan lebih fokus pada kualitas dan berharap mencapai pertumbuhan yang stabil tahun ini,” demikian disebutkan dalam riset tersebut.

    Dengan demikian, dari sisi kredit, manajemen BBNI menetapkan target pertumbuhan satu digit yang lebih rendah hingga akhir tahun. Mereka berupaya mencapainya dengan menekankan kolaborasi antara segmen korporasi dan komersial, serta bersikap hati-hati dalam menyalurkan pinjaman dalam mata uang dolar.

    Kinerja Keuangan BBNI

    Kinerja BBNI terus menunjukkan performa yang cemerlang hingga triwulan pertama tahun ini. Dalam laporan keuangannya, tercatat pertumbuhan kredit yang pesat, meskipun laba tetap mengalami peningkatan meski dibayangi oleh tekanan beban bunga yang meningkat.

    Kredit yang disalurkan oleh BNI mencapai Rp 708,89 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 12,62 persen (year-on-year/yoy) dan pertumbuhan bulanan sebesar 0,95 persen (month-on-month/mtm). Meski demikian, angka ini lebih rendah dibandingkan tren bulan sebelumnya, di mana kredit naik 12,90 persen (yoy) dan 1,21 persen (mtm).

    Kinerja kredit BBNI masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata perbankan nasional. Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), kredit perbankan pada Mei 2024 tumbuh sebesar 12,15 persen, yang lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,09 persen. Pertumbuhan ini menjadi yang tertinggi dalam sektor perbankan selama lima tahun terakhir.

    Dari penyaluran kredit tersebut, BNI berhasil mengumpulkan pendapatan bunga sebesar Rp 26,09 triliun, meningkat 4,82 persen (yoy) pada Mei 2024. Sayangnya, beban bunga juga meningkat tajam hingga 36,76 persen (yoy) menjadi Rp 10,80 triliun.

    BBNI telah menjelaskan bahwa biaya dana pihak ketiga (cost of third-party funds) terus meningkat sejak akhir 2022 hingga saat ini. Rata-rata biaya dana pihak ketiga BBNI telah meningkat 139 basis poin (bps) dari 1,40 persen pada kuartal III-2022 menjadi 2,79 persen pada kuartal I-2024.

    Peningkatan biaya dana ini sejalan dengan kenaikan BI Rate yang dimulai pada Agustus 2022, yang telah meningkat sebesar 275 basis poin, dari 3,50 persen menjadi 6,25 persen. Hal ini berkontribusi pada penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII), yang tercatat turun 10,04 persen (yoy) menjadi Rp 15,28 triliun pada Mei 2024.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.