Logo
>

BBYB Menggeliat Lagi: Peluang Rebound, tapi Fundamental Rawan

BBYB menembus Rp378 dengan sinyal teknikal bullish, namun fundamental masih rapuh. Apakah ini saatnya hold, buy, atau sekadar momentum jangka pendek?

Ditulis oleh Yunila Wati
BBYB Menggeliat Lagi: Peluang Rebound, tapi Fundamental Rawan
Tampilan aplikasi Bank Neo Commerce. Foto: Dok BBYB.

KABARBURSA.COM - Di tengah volatilitas pasar yang kerap menekan saham perbankan digital, BBYB kembali mencuri perhatian. Pada perdagangan terakhir, saham Bank Neo Commerce ini berhasil menembus level Rp378, melonjak hampir 14 persen hanya dalam sehari dan sempat menguji target harga intraday di Rp382. 

Euforia teknikal mengiringi penguatan tersebut, tetapi pertanyaan penting kini muncul. apakah ini sinyal sehat menuju tren baru, atau hanya reli sesaat di tengah fondasi fundamental yang masih rapuh?

Dari sisi teknikal, sinyal bullish terlihat cukup meyakinkan. Indikator harian menunjukkan mayoritas sinyal beli, dengan Moving Average jangka pendek hingga panjang sepenuhnya berada dalam posisi mendukung tren penguatan. 

RSI berada di level 61,8, cukup nyaman tanpa menandakan overbought ekstrem. Sementara MACD mulai mengarah positif dengan indikasi momentum golden cross. 

Resistance terdekat berada di area Rp340–350 yang sudah ditembus, membuka peluang lanjutan ke Rp380 bahkan Rp400, dengan support kuat bertahan di kisaran Rp300–310. Secara teknikal murni, tren harian BBYB masih berpotensi melanjutkan rebound.

Namun, menilik fundamentalnya, kisah BBYB jauh lebih kompleks. Dengan Price to Book Value (PBV) 1,3 kali, saham ini tidak lagi semurah periode koreksi dalam, tetapi juga belum benar-benar mencerminkan valuasi premium bank besar. 

Price to Earnings Ratio (PER) TTM tercatat 16,7 kali, cukup tinggi dibanding median IHSG 9,1 kali, meskipun forward PER diproyeksikan turun ke 9,1 kali seiring ekspektasi lonjakan laba bersih tahun 2025–2026. 

Catatan pentingnya, laba bersih BBYB memang melonjak 669 persen secara tahunan pada kuartal terakhir, mencapai Rp302 miliar TTM. Namun lonjakan ini lebih banyak efek base effect setelah periode kerugian besar pada 2022–2023, ketimbang pertumbuhan organik yang stabil.

Kinerja Keuangan Tunjukkan Dualitas, Sentimen Pasar Menguntungkan

Kinerja keuangan juga menunjukkan dualitas. Revenue TTM masih cenderung stagnan di Rp2,5 triliun, dengan margin laba bersih 19,6 persen yang cukup baik, namun rasio leverage sangat tinggi, di mana total liabilitas 14 triliun berbanding modal sendiri hanya Rp3,8 triliun, menghasilkan DER 3,62 kali. 

Altman Z-Score hanya 0,04, yang biasanya dibaca sebagai tanda risiko finansial tinggi. Dengan kata lain, meski bank ini menunjukkan kebangkitan laba, fondasi balance sheet masih rentan.

Sentimen pasar jelas sedang menguntungkan. Laporan analis menempatkan BBYB dalam kategori “Sangat Beli”, dengan rata-rata target harga Rp541 dan potensi optimis hingga Rp1.000. 

Target konservatif di Rp375 sudah ditembus, memperkuat momentum psikologis bahwa saham ini “on track” menuju re-rating. Dukungan investor ritel juga terasa kuat, seiring tren bank digital yang kembali disorot sebagai katalis pertumbuhan jangka panjang.

Segini Harga Wajar Bank Neo

Lalu, berapa harga wajarnya? Jika menggunakan PBV konservatif 1,5 kali dari book value per saham Rp291,41, maka valuasi wajar berada di sekitar Rp437 per lembar. 

Dengan asumsi Astra (pemilik mayoritas melalui Akulaku Group) mampu menjaga pertumbuhan laba bersih mendekati proyeksi konsensus, kisaran Rp450–500 masih masuk akal untuk horizon jangka menengah. Namun risiko tetap tinggi, sehingga investor harus disiplin dalam menetapkan stop loss.

Kesimpulannya, rekomendasi Rita Efendy untuk “Buy on Breakout” di atas Rp340 terbukti tepat, karena harga kini sudah menembus dan menguji target pertama di Rp380. Strategi terbaik saat ini adalah hold bagi yang sudah masuk lebih dulu, sambil menjaga disiplin stop loss di bawah Rp300–310. 

Bagi investor baru, peluang entry masih terbuka di fase konsolidasi berikutnya, idealnya menunggu harga kembali mendekati support atau menembus meyakinkan ke atas Rp400 dengan volume tinggi. 

Dengan risiko fundamental yang masih perlu diperhatikan, BBYB saat ini lebih tepat disebut saham momentum jangka pendek hingga menengah, ketimbang pegangan jangka panjang.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79