KABARBURSA.COM – PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk mencatatkan laba bruto yang naik signifikan pada paruh pertama 2024. Namun, di balik pencapaian tersebut, tantangan finansial justru semakin nyata menghantu emiten milik konglomerat Aburizal Bakrie tersebut. Laporan keuangan semester I 2024 yang dirilis menunjukkan dinamika yang kompleks dan memberikan gambaran menarik perihal bagaimana perusahaan dengan kode emiten UNSP ini mengelola bebannya di tengah tekanan industri.
Pendapatan Usaha dan Laba Bruto
Pendapatan usaha UNSP tercatat sebesar Rp1,09 triliun, mengalami penurunan dari Rp1,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, laba bruto perusahaan meningkat menjadi Rp242,07 miliar dari sebelumnya Rp180,21 miliar. Peningkatan ini menunjukkan efektivitas pengelolaan biaya pokok penjualan yang turun signifikan menjadi Rp851,54 miliar dari Rp1,06 triliun.
Beban Usaha
Beban penjualan dan beban umum serta administrasi mengalami perubahan. Beban penjualan menurun dari Rp31,19 miliar menjadi Rp25,87 miliar, sementara beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp200,69 miliar dari Rp 164,07 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan Keuangan dan Beban Keuangan
Pendapatan keuangan UNSP naik menjadi Rp4,66 miliar dari Rp1,07 miliar. Namun, beban bunga dan keuangan juga meningkat menjadi Rp100,47 miliar dari Rp83,25 miliar. Selain itu, perusahaan mengalami kerugian selisih kurs mata uang asing sebesar Rp462,77 miliar, berbalik dari keuntungan sebesar Rp313,86 miliar tahun lalu.
Laba Rugi
Secara keseluruhan, UNSP mencatat kerugian sebelum pajak sebesar Rp597,87 miliar, dibandingkan dengan laba sebesar Rp248,59 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Setelah memperhitungkan pajak penghasilan, kerugian bersih perusahaan mencapai Rp611,10 miliar, jauh di bawah laba bersih Rp249,36 miliar pada semester pertama tahun 2023.
Aset dan Liabilitas
Pada sisi neraca, total aset UNSP per 30 Juni 2024 tercatat sebesar Rp4,70 triliun, meningkat dari Rp4,56 triliun pada akhir Desember 2023. Aset lancar perusahaan naik menjadi Rp1,00 triliun dari Rp781,55 miliar, sedangkan aset tidak lancar sedikit menurun menjadi Rp3,70 triliun dari Rp3,77 triliun.
Ekuitas
Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan menjadi negatif Rp5,99 triliun dari negatif Rp5,41 triliun pada akhir tahun 2023. Hal ini menunjukkan tekanan yang signifikan pada posisi ekuitas perusahaan.
Arus Kas
Pada laporan arus kas, UNSP mencatat arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp54,36 miliar, meningkat dari Rp38,77 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, arus kas dari aktivitas investasi menunjukkan arus keluar bersih sebesar Rp92,45 miliar, sedikit lebih baik dari arus keluar Rp106,87 miliar tahun lalu.
Performa Harga Saham
Pada periode terbaru, saham UNSP menunjukkan kinerja harga yang cukup beragam. Dalam satu hari terakhir, harga saham UNSP stagnan tanpa mengalami perubahan, tetap di posisi 80. Namun, jika dilihat dari kinerja mingguan, saham ini mengalami penurunan sebesar 1,23 persen, dan dalam sebulan terakhir, harga saham terkoreksi sebesar 4,76 persen.
Menariknya, dalam periode tiga bulan, saham UNSP justru mencatatkan kenaikan yang signifikan sebesar 12,68 persen, menunjukkan adanya momentum positif di tengah volatilitas pasar. Namun, dalam jangka waktu yang lebih panjang, tekanan pada saham ini terlihat lebih nyata dengan penurunan 30,43 persen dalam enam bulan, 29,20 persen sejak awal tahun (YTD), dan koreksi 22,33 persen selama satu tahun terakhir. Bahkan, dalam tiga dan lima tahun terakhir, saham ini telah merosot masing-masing sebesar 29,82 persen dan 33,88 persen.
Di sisi lain, rentang harga saham UNSP juga menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi. Pada periode satu hari terakhir, harga saham bergerak di antara 80, yang merupakan harga terendah dan tertinggi pada hari tersebut. Dalam seminggu terakhir, harga berada di kisaran 77 hingga 80, sedangkan dalam satu bulan, harga terendah yang tercatat adalah 77 dan tertinggi 84.
Jika melihat rentang tiga bulan, harga saham bergerak dari 71 hingga 90, namun dalam enam bulan terakhir, harga saham tertekan hingga titik terendah di 69 dan mencapai level tertinggi di 118. Sepanjang tahun ini (YTD), harga saham UNSP sempat menyentuh level terendah di 69 dan tertinggi di 121. Dalam kurun waktu satu tahun, saham ini juga bergerak dari 69 hingga 125, sedangkan dalam tiga dan lima tahun, harga saham berada dalam rentang yang lebih luas, yaitu dari 69 hingga 180 dan 50 hingga 180.
Kinerja saham ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh emiten di sektor perkebunan dan industri terkait, dengan volatilitas yang cukup tinggi dalam jangka pendek hingga jangka panjang.(*)