Logo
>

Beberapa Harga Bahan Pokok di Ritel Modern Berpotensi Naik

Ditulis oleh KabarBursa.com
Beberapa Harga Bahan Pokok di Ritel Modern Berpotensi Naik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan bahwa harga sejumlah bahan pokok di ritel modern berpotensi naik akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

    Bahan pokok yang dimaksud termasuk beras, gula, dan produk berbahan baku kedelai.

    Ketua Umum Aprindo, Roy Mandey, menjelaskan bahwa penguatan dolar AS adalah masalah global yang juga berdampak pada sektor ritel.

    "Pelemahan rupiah dan peningkatan dolar ini adalah masalah global. Kita tahu bahwa The Fed menaikkan suku bunga menjadi 5,25 persen hingga 5,5 persen, sehingga kita harus menaikkannya menjadi 6,25 persen. Dampak ini akan mempengaruhi sektor ritel," kata Roy Mandey dalam konferensi pers kemarin, Sabtu, 29 Juni 2024.

    Roy menjelaskan bahwa kenaikan harga bahan pokok bukan disebabkan oleh ritel, melainkan karena produsen dan pemasok yang menaikkan harga akibat bahan baku yang diimpor terkena dampak penguatan dolar AS.

    "Bahan baku dan bahan penolong yang diproduksi oleh supplier atau produsen menjadi lebih mahal karena mereka harus membayar dengan dolar, sementara pendapatan mereka dalam rupiah. Hal ini membuat harga jual di ritel naik," jelasnya.

    "Ritel tidak menaikkan harga, namun karena produsen dan supplier menaikkan harga bahan baku dan penolong, maka harga di hilir otomatis naik," katanya menambahkan.

    Bahan pokok yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga meliputi gula konsumsi, beras, dan produk berbahan baku kedelai.

    Roy menjelaskan bahwa beberapa bahan baku ini diprediksi naik harganya karena sebagian besar masih diimpor.

    "Kedelai, misalnya, harus diimpor dari Amerika Latin. Begitu juga dengan beras dan gula yang masih diimpor. Jika subsidi dari pemerintah tidak naik, maka harga jual akan naik," tutupnya.

    Untuk diketahui, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah belakangan ini menguat, dengan kisaran Rp16.300-16.400 dalam beberapa pekan terakhir.

    Jokowi: HET Beras Sulit Turun

    Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa menurunkan harga eceran tertinggi (HET) beras menjadi tantangan dan sulit dilakukan. Meskipun saat ini merupakan musim panen raya yang melimpah, namun harga beras tetap sulit untuk ditekan.

    "Harga eceran (beras) sulit turun meskipun panen raya melimpah," ujar Jokowi di Pasar Senggol, Kota Dumai, Riau, Sabtu, 1 Juni 2024.

    Menurutnya, biaya produksi yang harus ditanggung oleh para petani juga mengalami kenaikan signifikan, termasuk biaya sewa lahan, pemakaian pupuk, pembelian bibit, dan upah tenaga kerja. Jokowi menekankan bahwa masyarakat perlu memahami kondisi ini.

    "Biaya agro input, sewa lahan, pupuk, bibit, dan biaya tenaga kerja semuanya naik. Oleh karena itu, masyarakat harus memahami bahwa petani juga perlu mendapatkan keuntungan dan kesejahteraan," ujarnya.

    Meskipun demikian, Jokowi juga menegaskan bahwa harga beras di pasaran tidak boleh terlalu tinggi sehingga memberatkan masyarakat. Pemerintah, lanjutnya, berkomitmen untuk menjaga keseimbangan harga yang adil bagi semua pihak, baik bagi masyarakat maupun para petani.

    "Mencari keseimbangan seperti itu bukanlah hal yang mudah, di mana masyarakat merasa puas dan petani juga merasa bahagia dengan kondisi tersebut," tambahnya.

    Upaya pemerintah dalam mengendalikan harga beras menjadi fokus penting guna menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat petani.

    HET Beras Bakal Naik

    Relaksasi harga eceran tertinggi (HET) untuk beras, baik premium maupun medium, akan segera ditetapkan. Dengan demikian, harga eceran tertinggi beras secara resmi akan mengalami kenaikan.

    Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya telah memperpanjang relaksasi HET beras hingga 31 Mei 2024. Hal ini berarti masa perpanjangan tersebut berakhir hari ini.

    Direktur Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menyiapkan peraturan Bapanas terkait perubahan HET beras.

    "Relaksasi HET beras berakhir hari ini. Kami juga telah mengharmonisasikan peraturan Badan Pangan Nasional mengenai HET. Kami berharap hari ini peraturan tersebut dapat terbit," kata Maino Dwi, Jumat, 31 Mei 2024.

    "Jika tidak, kami akan memperpanjang, tetapi kami berharap peraturan Badan Pangan Nasional dapat terbit hari ini," sambungnya.

    Sebelumnya, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa pihaknya sedang menyiapkan Peraturan Badan terbaru mengenai HET untuk segera ditetapkan. Kebijakan kenaikan HET beras dimulai sejak 10 Maret 2024.

    Relaksasi HET beras ini telah diperpanjang dua kali, pertama pada 24 April 2024, dan kemudian diperpanjang lagi hingga 31 Mei 2024.

    "Khusus HET beras sampai 31 Mei. (Apakah akan diperpanjang lagi), kita sedang bekerja keras agar dapat ditetapkan," kata Arief di Jakarta, 17 Mei 2024.

    Arief tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai waktu pasti penetapan Peraturan Badan tersebut.

    Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa menyatakan bahwa penetapan HET beras diharapkan dapat memberikan semangat tambahan bagi petani untuk menanam padi. Hal ini karena dengan menjaga harga di pasar konsumen pada tingkat yang wajar, akan berdampak pada penentuan harga yang juga wajar di tingkat petani.

    Astawa menjelaskan, setelah melalui rapat dan kesepakatan bersama, penetapan HET akan dimasukkan sebagai bagian dari Peraturan Badan Pangan Nasional. Saat ini, prosesnya sedang menunggu tahap harmonisasi untuk kemudian disahkan.

    "Kami baru saja melaporkannya kepada Bapak Presiden kemarin. Setelah mendapat persetujuan, langkah selanjutnya adalah penandatanganan dan penetapan sebagai Perbadan, kemudian diundangkan oleh Kementerian Hukum dan HAM. Diperkirakan, pada pekan pertama ini prosesnya sudah dapat selesai," terangnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi