KABARBURSA.COM - Kinerja Industri Jamu dan Farmasi PT Sido Muncul Tbk (SIDO) diprediksi akan mengalami pertumbuhan moderat pada tahun 2024. Proyeksi pendapatan perusahaan diperkirakan tumbuh sekitar 5 persen dalam tahun ini.
Menurut Clara Nathania, analis Sucor Sekuritas, tahun ini akan menyaksikan pemulihan permintaan setelah daya beli terpukul pada 2023 akibat inflasi makanan, khususnya kenaikan harga beras yang mencapai lebih dari 20 persen.
Meskipun demikian, pemulihan tersebut tidak diprediksi akan terlalu signifikan. Proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 5 persen YoY pada 2024, demikian tertulis dalam risetnya pada Senin (4/12/2023).
Sebagai akibatnya, proyeksi pendapatan dan laba bersih SIDO di 2024 turun. Pendapatan perusahaan diproyeksikan turun sebesar 12 persen menjadi Rp 3,47 triliun, sementara proyeksi laba bersih direvisi turun 14 persen menjadi Rp 971 miliar.
Clara memproyeksikan SIDO akan mencapai pertumbuhan pendapatan sekitar 8 persen CAGR selama lima tahun ke depan. Hal ini didukung oleh normalisasi daya beli masyarakat dan strategi perusahaan untuk memperluas portofolio produk herbal serta bisnis RTD.
Esemag, produk herbal yang baru diperkenalkan, terus mencatat pertumbuhan lebih dari 100 persen YoY dan memberikan kontribusi sebesar 1 persen terhadap penjualan herbal secara keseluruhan. Sementara itu, bisnis RTD menyumbang 4 persen dari total penjualan F&B dan diperkirakan akan terus berkembang.
Pada sisi lain, SIDO berencana untuk meningkatkan ekspornya setelah berhasil mendapatkan distributor baru di Filipina.
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan pertumbuhan dobel digit pada tahun 2024. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo memperkirakan target ini dapat tercapai melalui strategi ekspansi yang akan dilakukan SIDO sepanjang tahun 2024.
Namun, Azis melihat beberapa tantangan yang mungkin dihadapi perseroan, seperti daya beli masyarakat menengah ke bawah yang masih terbatas pemulihannya. Selain itu, harga komoditas yang tinggi dan fluktuasi nilai tukar menjadi penyebab kinerja SIDO yang belum memuaskan pada 2023.
Kiwoom Sekuritas memproyeksikan pendapatan SIDO pada 2024 sebesar Rp 3,32 triliun, dengan laba bersih diproyeksikan mencapai Rp 910 miliar.
Cheril Tanuwijaya, Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu), juga meyakini bahwa target pertumbuhan dobel digit dapat tercapai pada 2024, terutama untuk pendapatan. Menurutnya, kesadaran masyarakat akan kesehatan yang meningkat sejak pandemi dan inovasi produk baru SIDO menjadi pendorong pertumbuhan.
Pendapatan SIDO pada 2024 diperkirakan akan tumbuh 10 persen, sementara laba bersih diproyeksikan lebih moderat dengan pertumbuhan 5 persen-7 persen.
Manajemen SIDO telah mengungkapkan beberapa agenda kerja perusahaan, termasuk fokus pada pasar domestik dan ekspansi di pasar luar negeri, terutama di Asia, Indo China, Semenanjung Arab, dan Afrika. Untuk memaksimalkan pasar domestik, perusahaan akan terus melakukan pemerataan jaringan distribusi dan meluncurkan tiga produk atau varian baru pada tahun 2024.
Dengan pertimbangan ini, Cheril dan Aziz merekomendasikan untuk tetap memegang saham SIDO, dengan target harga masing-masing di Rp 550 dan Rp 555 per saham.