Logo
>

BEI Jelaskan Bagaimana Jaga Indeks IDX High Dividend 20

Ditulis oleh Desty Luthfiani
BEI Jelaskan Bagaimana Jaga Indeks IDX High Dividend 20

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Jeffrey Hendrik menjelaskan bagaimana menjaga kualitas dan relevansi indeks IDX High Dividend 20 melalui evaluasi berkala.

    Indeks tersebut berisi 20 saham dengan dividen tunai yang konsisten setiap tahun selama tiga tahun terakhir, dan memiliki hasil dividen yang relatif tinggi.

    "Kami meninjau saham berdasarkan hasil dividen tiga tahun terakhir, kapitalisasi pasar bebas, dan nilai perdagangan harian di pasar reguler yang mencapai minimal Rp1 miliar selama periode 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan," kata Jeffrey melalui keterangan tertulis dikutip Minggu, 19 Januari 2025,

    Melalui data BEI, dijelaskan evaluasi IDX High Dividend 20 dilakukan melalui dua jenis tinjauan. Pertama, tinjauan mayor yang dilakukan setiap Januari untuk menilai ulang seluruh komposisi indeks. Kedua, tinjauan minor dilakukan pada Mei Agustus, dan November untuk memastikan pembaruan sesuai dengan perubahan di pasar.

    Hasil evaluasi  kemudian diumumkan lima hari perdagangan sebelum tanggal efektif, dan berlaku pada hari perdagangan ketiga di bulan setelah periode tinjauan selesai.

    Indeks itu tidak hanya menjadi acuan bagi investor yang mengutamakan pendapatan dari dividen, tetapi juga dianggap menawarkan transparansi dan likuiditas yang baik.

    Saham yang tergabung dalam IDX High Dividend 20 harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

    1. Membagikan dividen tunai selama tiga tahun berturut-turut.

    2. Memiliki nilai perdagangan harian minimal Rp1 miliar di pasar reguler selama 3, 6, dan 12 bulan terakhir.

    3. Mendapatkan peringkat berdasarkan hasil dividen atau dividend yield dan kapitalisasi pasar bebas.

    Saat ini sektor keuangan masih mendominasi indeks dengan kontribusi bobot hampir 50 persen, diikuti oleh sektor energi, infrastruktur, dan properti. Saham unggulan dalam indeks mencakup perusahaan seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

    Berikut adalah 10 saham terbesar dalam IDX High Dividend 20 berdasarkan bobot indeks.

    1. PT Bank Central Asia Tbk atau dalam kode saham BBCA memiliki bobot 14,49 persen.

    2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau dalam kode saham BMRI memiliki bobot 14,80 persen.

    3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau dalam kode saham BBRI memiliki obot 15,45 persen.

    4. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau dalam kode saham BBNI.

    5. PT Astra International Tbk atau dalam kode saham ASII.

    6. PT United Tractors Tbk atau dalam kode saham UNTR.

    7. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau dalam kode saham TLKM.

    8. PT Indofood Sukses Makmur Tbk atau dalam kode saham INDF.

    9. PT Bukit Asam Tbk atau dalam kode saham PTBA.

    10. PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau dalam kode saham ADRO.

    Pendapatan Pasif Dari Investasi Saham

    IDX High Dividend 20 (HIDIV20) adalah indeks yang dirancang untuk mengukur kinerja 20 saham yang secara konsisten memberikan dividen selama tiga tahun terakhir dan memiliki potensi pendapatan dari dividen yang tinggi. Indeks ini menjadi acuan penting bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari investasi saham, selain keuntungan dari apresiasi harga saham.

    Meskipun memiliki bobot yang berbeda, faktor-faktor tersebut mencerminkan bahwa tidak semua saham dengan dividend yield tinggi otomatis masuk dalam HIDIV20, tetapi juga mempertimbangkan kriteria lain yang relevan. BEI memastikan bahwa proses pemilihan saham dilakukan sesuai dengan manual indeks dan standard operating procedure (SOP) yang berlaku.

    Dengan 20 emiten yang dipilih dari lebih dari 200 perusahaan yang konsisten membagikan dividen, HIDIV20 menunjukkan kredibilitasnya sebagai indeks yang andal dalam merepresentasikan saham dengan potensi dividen berkualitas. Hal ini diharapkan mendorong investor untuk lebih aktif berpartisipasi di pasar modal Indonesia melalui instrumen berbasis dividen.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".