KABARBURSA.COM - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) mengumumkan rencana untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement. Dalam langkah ini, BELI berencana menerbitkan sebanyak 4,9 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp250 per saham.
Upaya private placement ini diharapkan dapat memberikan suntikan dana segar yang signifikan ke dalam perusahaan, dengan total nilai transaksi mencapai Rp2,25 triliun yang akan diambil oleh PT Lingkarmulia Indah, perusahaan yang dimiliki oleh duo Hartono, yaitu Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono.
Menurut manajemen BELI, jadwal pelaksanaan private placement akan berlangsung dengan pembayaran pembelian saham tambahan dan distribusi saham pada 22 Oktober 2024. Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 23 Oktober 2024, dan pemberitahuan hasil pelaksanaan akan dilakukan pada 24 Oktober 2024.
Harga pelaksanaan untuk setiap saham baru ditetapkan sebesar Rp460, yang menunjukkan komitmen kuat dari Hartono Bersaudara untuk mendukung pertumbuhan BELI.
Melalui aksi korporasi ini, BELI bertujuan untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp32,02 triliun. Selain itu, penerbitan saham baru ini juga akan memperkuat struktur permodalan dan keuangan perusahaan.
Dengan tambahan dana dari private placement, BELI dapat melakukan pengembangan dan pelaksanaan kegiatan usaha yang lebih optimal. Langkah ini juga bertujuan untuk memperluas alternatif sumber pendanaan yang dapat menunjang pertumbuhan perusahaan di pasar yang semakin kompetitif.
Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, diharapkan likuiditas perdagangan saham BELI akan meningkat. Ini merupakan langkah penting untuk menarik lebih banyak investor dan memperkuat posisi BELI di pasar saham.
Dalam konteks ini, keberadaan Lingkarmulia Indah sebagai pemegang saham mayoritas di BELI melalui kepemilikan 89,61 persen saham di PT Global Digital Prima (GDPr), serta 99,99 perseb saham di PT Global Investama Andalan, menunjukkan adanya dukungan kuat dari pemegang saham utama untuk keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan.
Analisis Valuasi BELI
Untuk menganalisis fundamental BELI, metodologi yang seringkali digunakan oleh Warren Buffet dapat melihat apakah saham tersebut pantas dikoleksi atau tidak.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah rasio laba BELI. Mengutip data Stockbit, Rabu, 16 Oktober 2024, Current PE Ratio (TTM) sebesar -18.56, menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Sementara, Current EPS (TTM) tercatat pada -25.11, dan Net Income (TTM) juga menunjukkan kerugian sebesar (3,094 B).
Paparan di atas menunjukkan bahwa BELI belum mampu menghasilkan laba bersih, yang merupakan sinyal peringatan bagi investor.
Namun, ada sedikit sinyal positif dalam pertumbuhan pendapatan, dengan Revenue (Quarter YoY Growth) yang menunjukkan penurunan kecil sebesar -0.42 persen. Meskipun pendapatan tumbuh 30.91 persen secara tahunan di Gross Profit, pertumbuhan ini belum cukup untuk mengubah kerugian bersih yang signifikan.
Dari sisi valuasi, BELI memiliki Current Price to Book Value (P/B) sebesar 7.68, yang menunjukkan bahwa sahamnya diperdagangkan jauh di atas nilai bukunya. Dengan nilai Book Value per Share di 60.65, ini menunjukkan bahwa investor membayar harga yang premium untuk setiap unit nilai buku perusahaan.
Current Price to Sales (P/S) juga relatif tinggi di 3.88, sementara Current Price to Cashflow (TTM) tercatat pada -16.50, menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan arus kas yang positif. Dalam konteks Buffett, valuasi tinggi dengan kinerja keuangan yang buruk sering kali menjadi tanda peringatan.
Dari perspektif solvabilitas, BELI memiliki Current Ratio (Quarter) sebesar 1.06, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun, Quick Ratio (Quarter) yang rendah di 0.71 dapat mengindikasikan tantangan dalam memenuhi kewajiban likuiditas jika terjadi tekanan mendadak.
Dengan Debt to Equity Ratio (Quarter) di 0.46, BELI memiliki struktur utang yang cukup sehat, tetapi Total Liabilities/Equity yang berada di 1.03 menunjukkan bahwa utang mulai mendekati ekuitas, yang perlu diwaspadai.
Menganalisis kinerja manajerial, Return on Assets (ROA) tercatat di -20.08 persen dan Return on Equity (ROE) di -41.41 persen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak efisien dalam menghasilkan laba dari aset dan ekuitas yang dimilikinya. Hasil yang negatif dari rasio-rasio ini menunjukkan bahwa manajemen belum berhasil dalam mengelola sumber daya perusahaan secara efektif.
Rekomendasi Saham BELI
Berdasarkan uraian analisis di atas, PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) saat ini menghadapi berbagai tantangan signifikan. Meskipun terdapat indikasi pertumbuhan di beberapa aspek, kerugian bersih yang berkelanjutan, valuasi yang tinggi, dan efektivitas manajemen yang rendah menunjukkan bahwa saham ini tidak berada dalam kondisi yang sehat untuk investasi jangka panjang.
Warren Buffett sering kali menekankan pentingnya membeli saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya dengan prospek yang baik untuk pertumbuhan. Dalam hal ini, BELI tampaknya bukan pilihan yang tepat untuk investor yang mencari investasi yang stabil dan menguntungkan.
Jadi, ada baiknya untuk menghindari untuk membelinya saat ini. Investor sebaiknya menunggu hingga BELI menunjukkan tanda-tanda perbaikan dalam kinerja keuangan dan operasional sebelum mempertimbangkan untuk berinvestasi. Mungkin ada peluang di masa depan jika perusahaan dapat mengubah arah dan mulai menghasilkan laba secara konsisten.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.