Logo
>

Berada di Fase Breakout, Apa Rekomendasi Saham SCMA?

Ditulis oleh Yunila Wati
Berada di Fase Breakout, Apa Rekomendasi Saham SCMA?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada perdagangan Senin, 30 September 2024, pergerakan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dibuka di angka 123 dan sempat mencapai high di 128 sebelum ditutup pada 123. SCMA mencatat kenaikan sebesar 1 poin atau +0.82 persen dari penutupan sebelumnya di 122, dengan total volume perdagangan mencapai 5.172 K lot, dan nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp64,4 miliar.

    Menurut technical analyzer RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi, hari ini, secara teknikal, harga saham SCMA berada dalam fase breakout setelah berhasil menembus level resistance di 121. Ini menandakan potensi pergerakan bullish lebih lanjut.

    Level resistensi berikutnya berada di 129 dan 138, yang dapat menjadi target harga jangka pendek bagi para trader. Jika saham ini mampu mempertahankan momentum kenaikannya, potensi kenaikan lebih lanjut hingga ke level ARA (Auto Rejection Atas) di 164 bukan hal yang mustahil. Namun, penting untuk menjaga level stop loss di bawah 118 sebagai langkah mitigasi risiko.

    Dalam pendekatan investasi ala Warren Buffet, fokus utama melihat performa saham adalah pada fundamental perusahaan, khususnya Earning Per Share (EPS). Bagaimana EPS menggambarkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan per sahamnya, merupakan salah satu indikator kunci yang digunakan Buffet dalam menilai profitabilitas jangka panjang perusahaan.

    Untuk SCMA, EPS terkini (Trailing Twelve Months atau TTM) berada di 8,02 dengan EPS yang telah di-annualize pada angka 8,86. Hal ini menunjukkan bahwa SCMA memiliki potensi laba per saham yang stabil, meski terdapat fluktuasi dalam pendapatan kuartalannya.

    Buffet juga menggarisbawahi pentingnya melihat konsistensi EPS dari tahun ke tahun, karena ia percaya bahwa perusahaan dengan EPS yang stabil dan meningkat cenderung memberikan keuntungan jangka panjang bagi para investornya.

    Hal itu terjadi pada SCMA. Saham menunjukkan ketahanan ini, meski mengalami penurunan pada beberapa tahun lalu, tetapi kini mulai bangkit kembali dengan peningkatan YoY (Year-on-Year) laba bersih yang signifikan. Khususnya pada kuartal kedua 2024 di mana laba bersihnya melonjak hingga 4.975,73 persen. Hal ini bisa menjadi pertanda pemulihan yang kuat dan potensi untuk pertumbuhan lebih lanjut.

    Komponen lain yang sering kali dipertimbangkan Warren Buffet adalah Return on Equity (ROE). SCMA saat ini berada di 7,90 persen. Buffet akan menganggap ini angka yang cukup baik, meskipun dia biasanya lebih menyukai perusahaan dengan ROE di atas 10 persen.

    Namun, SCMA menunjukkan prospek yang sehat karena memiliki Debt to Equity Ratio yang rendah dan tingkat leverage finansial yang cukup kuat, yang berarti perusahaan memiliki manajemen keuangan yang baik tanpa terlalu banyak mengandalkan utang.

    Dengan rasio Price to Book Value sebesar 1,21 dan Price to Earnings (Forward) sebesar 10,00, saham ini berada pada valuasi yang menarik dan relatif undervalued dibandingkan IHSG PE Ratio (TTM) yang berada di 7,89. Ini bisa menjadi peluang investasi jangka panjang jika SCMA mampu terus menjaga pertumbuhan laba mereka di masa depan.

    Melihat kinerja keuangan yang solid dan potensi pertumbuhan EPS di masa depan, SCMA menawarkan prospek yang menarik untuk jangka menengah hingga panjang. Pendekatan Warren Buffet yang fokus pada nilai jangka panjang mendukung keputusan untuk "BUY", terutama dengan valuasi yang cukup menarik dan potensi pertumbuhan laba yang stabil.

    Namun, investor harus tetap memperhatikan beberapa risiko, termasuk volatilitas harga saham dalam jangka pendek. Mengingat penurunan harga selama beberapa bulan terakhir, SCMA bisa menjadi saham yang menarik bagi investor yang mencari opportunity buying pada valuasi rendah.

    Disarankan untuk membeli di level sekarang dengan target harga 129 hingga 138 untuk jangka pendek, serta mempertimbangkan strategi exit jika harga turun di bawah 118.

    PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) adalah salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia yang memiliki jaringan televisi populer dan berpengaruh. SCMA merupakan bagian dari Emtek Group, konglomerat media yang juga menaungi sejumlah stasiun televisi dan platform digital. Didirikan pada tahun 1999, SCMA berkembang pesat dan kini menjadi pemain utama dalam industri media, hiburan, dan penyiaran di Indonesia.

    SCMA, melalui anak perusahaannya Surya Citra Televisi (SCTV) dan Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), telah mendominasi pasar pertelevisian Indonesia selama lebih dari dua dekade. SCTV sendiri memulai siarannya pada tahun 1990 dan dikenal sebagai salah satu stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. Indosiar, yang kemudian diakuisisi oleh SCMA pada 2011, juga merupakan salah satu stasiun televisi favorit dengan berbagai program hiburan yang menarik hati pemirsa dari berbagai kalangan.

    Dengan dua stasiun televisi nasional ini, SCMA telah mengokohkan dirinya sebagai pemimpin pasar dalam penyiaran dengan program-program unggulan seperti sinetron, acara musik, olahraga, dan berita, yang menarik jutaan penonton setiap harinya. SCMA juga sangat aktif dalam memproduksi konten-konten lokal berkualitas, dengan sinetron menjadi salah satu andalan yang selalu mendapatkan rating tinggi.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79