KABARBURSA.COM - Impor beras sebanyak 22.500 ton dari Kamboja yang disampaikan Badan Pangan Nasional (Bapanas), dinilai untuk memberi harga yang kompetitif.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori yang menyebut impor beras dari Kamboja untuk memenuhi pasokan dengan harga terjangkau.
"Sepertinya langkah impor beras dari Kamboja adalah bagian untuk memastikan kita mendapatkan pasokan yang memadai dengan harga yang kompetitif," kata Khudori kepada Kabar Bursa, Selasa, 19 Maret 2024.
Khudori mengatakan, kebijakan India yang menutup ekspor beras tertentu membuat pasar beras dunia terguncang, termasuk Indonesia yang merupakan importir.
Ia menilai langkah ini juga bagian dari upaya untuk memastikan Indonesia dapat pasokan pasti di tengah berbagai restriksi negara-negara eksportir.
Saat ditanya kualitas, Khudori tidak mengetahui secara pasti bagaimana "taste" beras Kamboja. Tapi menurut dia, beras yang diperdagangkan di pasar dunia itu ada spesifikasi yang generik.
"Misal broken 5 persen. Tentu yang diimpor Indonesia pasti memenuhi kualifikasi-kualifikasi yang dipersyaratkan," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan impor sebanyak 22.500 ton beras dari Kamboja.
Keputusan itu diambil guna memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445 H, selain bergantung pada produksi dalam negeri. (yog/adi)