Logo
>

Berburu Saham SCMA Sebelum Dividen, Seperti ini Prospeknya

Ditulis oleh Yunila Wati
Berburu Saham SCMA Sebelum Dividen, Seperti ini Prospeknya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) telah mengumumkan rencana pembagian dividen interim kepada para pemegang saham untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.

    Keputusan ini diambil berdasarkan persetujuan Dewan Komisaris perusahaan pada 4 November 2024, sebagaimana diungkapkan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 7 November 2024.

    Manajemen SCMA menyatakan, dividen interim yang akan dibagikan adalah sebesar Rp5 per lembar saham. Hal ini tentu saja memberikan sinyal positif bagi pemegang saham dan mencerminkan komitmen perusahaan untuk memberikan nilai tambah kepada investornya.

    Pembagian dividen mengikuti serangkaian jadwal penting yang telah ditetapkan. Bagi pemegang saham yang ingin berpartisipasi, tanggal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 14 November 2024, diikuti oleh tanggal ex dividen pada 15 November 2024.

    Pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 18 November 2024 berhak menerima dividen tersebut, dengan pembayaran resmi dijadwalkan pada 6 Desember 2024.

    CEO Indonesia Investment Education Rita Effendy, Selasa, 3 Desember 2024, memaparkan bahwa harga saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menunjukkan potensi penguatan setelah menembus level resistensi Rp135.

    Dengan volume perdagangan yang signifikan, sinyal teknikal memperlihatkan indikasi bullish yang semakin kuat. Breakout pada upper Bollinger Band menjadi salah satu indikator utama yang mendukung potensi pergerakan positif ini.

    Selain itu, indikator RSI berada dalam tren bullish, memperkuat sentimen positif di pasar. MACD yang memberikan sinyal positif juga mengindikasikan adanya momentum kenaikan yang berkelanjutan.

    "Jika harga mampu bertahan di atas Rp135, target harga pertama (TP1) berada pada level Rp140, dengan target kedua (TP2) di Rp145, maka SCMA berada dalam speculative buy," tulis Rita.

    Namun, bagi investor yang ingin mengelola risiko, level stop loss (SL) dapat ditempatkan pada Rp130 sebagai batas pertama, dan Rp126 sebagai batas kedua. Pendekatan ini memberikan ruang bagi fluktuasi harga sembari tetap menjaga kendali risiko.

    Analisis SCMA oleh Warren Buffett

    PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) merupakan salah satu pemain utama di industri media Indonesia, dan analisis fundamentalnya memberikan gambaran yang menarik bagi investor.

    Melihat SCMA dari kacamata Warren Buffett, dari segi profitabilitas, SCMA menunjukkan kemampuan yang cukup baik dalam mengelola operasionalnya. Margin laba kotor sebesar 37,11 persen dan margin laba bersih sebesar 10,01 persen menegaskan efisiensi operasional perusahaan.

    Namun, tingkat pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 7,90 persen masih berada di bawah standar ideal yang biasanya dicari oleh investor jangka panjang seperti Warren Buffett, yang menginginkan angka di atas 15 persen.

    Struktur keuangan SCMA sangat solid dengan rasio utang terhadap ekuitas hanya 0,31. Posisi ini mencerminkan rendahnya ketergantungan perusahaan pada utang, yang didukung oleh kas bersih yang signifikan.

    Dengan cadangan kas Rp1,249 miliar dan net debt negatif, SCMA berada dalam posisi yang kuat untuk menghadapi tantangan atau memanfaatkan peluang ekspansi.

    Dari sisi valuasi, SCMA menawarkan daya tarik yang signifikan. Dengan rasio PE ke depan sebesar 9,65, saham ini terlihat murah dibandingkan dengan prospek pendapatan masa depannya.

    Rasio Price to Book Value (PBV) sebesar 1,29 juga menunjukkan bahwa saham ini diperdagangkan mendekati nilai aset bersihnya, yang memberikan margin of safety bagi investor.

    Lebih lanjut, dividen yield sebesar 7,46 persen menambah daya tarik, terutama bagi investor yang mencari pendapatan pasif. Namun, payout ratio sebesar 108,92 persen menunjukkan perusahaan membayar dividen melebihi laba bersihnya, yang bisa menjadi kekhawatiran dalam jangka panjang jika tren ini berlanjut.

    Kinerja historis SCMA memberikan gambaran yang beragam. Pendapatan tahunan mencapai Rp6,866 miliar dengan pertumbuhan 3,23 persen YoY, sementara laba bersih juga meningkat 8,65 persen YoY. Hal ini menunjukkan perusahaan masih mampu mempertahankan pertumbuhan meskipun berada di tengah tantangan digitalisasi industri media.

    Namun, tren harga saham selama satu dekade terakhir menunjukkan penurunan yang signifikan sebesar -80,24 persen, mencerminkan keraguan pasar terhadap kemampuan perusahaan untuk tetap relevan di era digital.

    Arus kas operasional SCMA tetap solid dengan free cash flow sebesar Rp613 miliar, yang memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk membayar dividen, berinvestasi, atau mengurangi utang.

    Hal ini menjadi salah satu indikator positif untuk keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Namun, persaingan di sektor media yang semakin ketat, terutama dengan pergeseran ke platform digital, menjadi tantangan besar yang perlu dihadapi oleh manajemen.

    Dengan kata lain, SCMA memiliki potensi untuk menjadi pilihan menarik bagi investor yang percaya pada kemampuan perusahaan untuk bertransformasi di era digital. Valuasi yang relatif murah memberikan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek, terutama dengan dividen yang menarik.

    Namun, bagi investor jangka panjang, diperlukan keyakinan lebih terhadap strategi perusahaan dalam beradaptasi dengan perubahan lanskap industri media. Jika SCMA berhasil mengatasi tantangan ini, sahamnya dapat memberikan imbal hasil yang signifikan seiring waktu.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79