KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) telah mengungkapkan beberapa strategi yang diambil untuk menjaga nilai tukar rupiah, salah satunya adalah melalui langkah triple intervention.
Menurut Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Sekuritas BI, Edi Susianto, saat kondisi rupiah melemah, BI merespons dengan melakukan beberapa langkah. Pertama, adalah langkah triple intervention, yang meliputi intervensi di pasar spot, intervensi di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN).
Edi menjelaskan bahwa intervensi di pasar spot dan DNDF dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan valas di pasar. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga ekspektasi terhadap nilai tukar rupiah.
“Sementara untuk operasi di SBN ditujukan untuk menekan/mengurangi outflow asing di SBN,” ujar Edi, Kamis 4 April 2024.
Selain itu, ia juga menyebut BI terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait. Edi menegaskan, kepercayaan pasar harus tetap terjaga, yang pada akhirnya akan memberikan dampak ke jangka menengah nantinya.
“Poin pentingnya adalah confidence pelaku pasar harus tetap terjaga dan itu akan berdampak ke jangka menengahnya,” pungkasnya.
Pada perdagangan hari ini, Kamis 4 April 2024, rupiah berhasil menguat dan meninggalkan level di atas Rp15.900 per dolar Amerika Serikat (USD). Rupiah spot berada di kisaran Rp15.890 per USD pada pukul 11:40 WIB, menunjukkan kenaikan sebesar 0,19 persen dari posisi hari sebelumnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah menyatakan bahwa mereka akan tetap aktif di pasar untuk mengawasi dan memastikan keseimbangan antara penawaran dan permintaan valas agar kepercayaan pelaku pasar tetap terjaga. Langkah ini diambil untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah.
“Poin penting adalah Saya melihat pelemahan Rupiah ini masih sejalan dengan pergerakan pelemahan mata uang Asia lainnya,” kata Edi, Rabu 3 April 2024.
Edi menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu, beberapa mata uang dari negara-negara pasar berkembang di Asia mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), termasuk rupiah.
Dia menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan rupiah pada hari sebelumnya. Secara global, terdapat sentimen penguatan dolar AS akibat menurunnya harapan akan penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate).
Selain itu, pelemahan yuan China juga turut memengaruhi nilai tukar rupiah. Dari sisi domestik, terjadi peningkatan pembelian dolar AS terkait siklus repatriasi, serta kecenderungan aliran modal asing keluar dari Indonesia.