KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) proyeksi suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) diproyeksikan akan mengalami penurunan pada semester II-2024.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry menyatakan, "Kami masih berpandangan bahwa kemungkinan penurunan Fed Funds Rate itu masih di semester 2, yaitu dengan total penurunan 50 basis poin." Namun, pasar melihat adanya potensi penurunan FFR lebih awal, bahkan diprediksi hingga 75 basis poin pada triwulan II-2024.
Proyeksi tersebut didasarkan pada analisis fundamental ekonomi AS, di mana pertumbuhan ekonomi masih berlangsung kuat, melampaui perkiraan untuk tahun 2023, meskipun diprediksi akan melambat di tahun 2024. Inflasi AS juga turun, tetapi masih berada di atas target.
Produk Domestik Bruto (PDB) riil AS mencatat pertumbuhan yang mengesankan sebesar 4,9 persen year on year (yoy) pada kuartal III-2023. Perry menyatakan bahwa BI akan terus memantau perkembangan FFR dan kemungkinan penurunan lebih awal.
Perry menilai bahwa FFR sudah mencapai puncaknya dan tidak akan naik lagi. Kemungkinan besar, besaran FFR akan dipertahankan pada semester I-2024. Terkait suku bunga acuan BI, Perry menegaskan bahwa kebijakan moneter BI berdasarkan prakiraan inflasi dua tahun ke depan dibandingkan dengan sasaran.
Dampak suku bunga terhadap inflasi memerlukan waktu sekitar empat hingga enam kuartal. Oleh karena itu, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga enam persen dianggap konsisten dengan pencapaian inflasi tahun depan dan stabilisasi nilai tukar rupiah.