Logo
>

Rebalancing Indeks MSCI, Siapa Saja yang Masuk?

Ditulis oleh Yunila Wati
Rebalancing Indeks MSCI, Siapa Saja yang Masuk?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada awal September 2024, lima saham akan resmi masuk ke dalam MSCI Small Cap Index, sebuah indeks yang mencakup saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan menengah. Berikut adalah beberapa detail dan analisis mengenai saham-saham yang akan masuk ke dalam indeks ini:

    Berikut ini sejumlah saham yang masuk dalam MSCI Small Cap Index:

    1. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)

      • Sektor: Pertambangan
      • Analisis: Saham ANTM yang bergerak di sektor nikel menghadapi tantangan karena harga nikel saat ini berada di bawah Rp18.000, yang dianggap kurang menarik. Kinerja saham ini diperkirakan akan tergantung pada fluktuasi harga nikel di pasar global.

    2. PT Vale Indonesia Tbk. (INCO)

      • Sektor: Pertambangan
      • Analisis: Seperti ANTM, INCO juga beroperasi di sektor nikel. Penurunan harga nikel membuat prospek saham ini menjadi kurang menarik. Kenaikan harga nikel diperlukan untuk memperbaiki prospek saham INCO.

    3. PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY)

      • Sektor: Konsumer
      • Analisis: Cimory menunjukkan kinerja yang stabil hingga semester I/2024. Sektor konsumer, terutama yang terkait dengan produk makanan dan minuman, cenderung lebih tahan terhadap guncangan ekonomi, menjadikan saham CMRY pilihan menarik.

    4. PT Film Indonesia Tbk. (FILM)

      • Sektor: Hiburan
      • Analisis: Saham FILM memiliki valuasi yang tinggi, dengan harga saat ini berada di level Rp4.620 per saham. Meskipun demikian, saham ini masih menjadi perhatian bagi investor, terutama untuk trading menjelang perubahan konstituen indeks.

    5. PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA)

      • Sektor: Konstruksi
      • Analisis: WIKA merupakan salah satu saham konstruksi dengan kapitalisasi pasar terbesar, yang menjadi alasan mengapa saham ini masuk ke dalam MSCI Small Cap Index. Meskipun laporan kinerja semester I/2024 belum dirilis, kapitalisasi pasar yang besar dan peran penting di sektor konstruksi menjadikannya pilihan untuk indeks.

    Analisis dan Prospek

    • Likuiditas dan Kapitalisasi Pasar: MSCI Small Cap Index memilih saham berdasarkan likuiditas dan kapitalisasi pasar, yang mempengaruhi masuknya saham-saham tersebut ke dalam indeks.
    • Kinerja Indeks: MSCI Small Cap Index mengalami penurunan 9,69 persen sejak awal tahun, meskipun menguat 3,9 persen pada Juli 2024. Hal ini menunjukkan adanya volatilitas di pasar saham dengan kapitalisasi kecil.

    Rekomendasi

    • Saham ANTM dan INCO: Saat ini, kedua saham ini mungkin kurang menarik karena harga nikel yang rendah. Kinerja saham ini akan lebih baik jika harga nikel kembali naik.
    • Saham CMRY: Saham Cimory menjadi pilihan yang menarik karena stabilitas kinerjanya dan ketahanan sektor konsumer terhadap fluktuasi ekonomi.
    • Saham FILM: Meskipun memiliki valuasi tinggi, saham FILM bisa menjadi opsi untuk trading menjelang perubahan indeks.
    • Saham WIKA: Meski kinerja semester I/2024 belum dirilis, saham ini dipilih karena kapitalisasi pasar yang besar, menjadikannya menarik untuk diperhatikan.

    MSCI Small Cap Index sering kali memberikan sinyal positif terhadap saham yang termasuk dalam daftar konstituennya, meningkatkan likuiditas dan persepsi pasar terhadap saham tersebut.

    Saham WIKA Melonjak Signifikan

    Untuk saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mengalami lonjakan signifikan di pasar saham setelah diumumkan bahwa perusahaan ini akan bergabung dengan MSCI Small Cap Index mulai 2 September 2024. Pada perdagangan Selasa, 13 Agustus 2024, saham WIKA melonjak 20,56 persen, naik 44 poin, dan diperdagangkan pada level Rp258 per saham. Saham ini bergerak dalam rentang harga Rp216 hingga Rp262 per saham. Sejak awal tahun, saham WIKA mencetak return 27,51 persen, dan kapitalisasi pasar perusahaan meningkat menjadi Rp10,29 triliun.

    Secara operasional, WIKA melaporkan pencapaian kontrak baru sebesar Rp10,25 triliun hingga Juni 2024. Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menyatakan keyakinan bahwa perusahaan akan terus tumbuh dan berkembang berkat kapabilitas dan kualitas pekerjaan mereka serta dukungan dari para pemangku kepentingan. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perolehan kontrak baru mencakup industri, infrastruktur, gedung, proyek EPC, dan properti.

    Pada semester pertama 2024, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil meraih kontrak baru senilai Rp10,25 triliun, hampir menyamai pencapaian PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang mencapai Rp10,7 triliun. Pencapaian WIKA ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam portofolio proyek mereka, terutama di sektor-sektor potensial yang menjadi fokus utama perusahaan.

    Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya meningkatkan pendapatannya, terutama melalui sektor-sektor yang menjadi andalan mereka.

    “Dengan kapabilitas dan kualitas pekerjaan kami, serta dukungan dari para pemangku kepentingan, kami yakin bisnis WIKA akan terus berkembang. Kami akan terus menyasar berbagai proyek potensial, khususnya di sektor EPC, di mana WIKA memiliki portofolio unggul,” ungkapnya dalam keterangan resmi.

    Kontribusi terbesar dari kontrak baru WIKA datang dari segmen industri, diikuti oleh infrastruktur, gedung, proyek EPC, dan properti. Sebagian besar proyek didapatkan dari sektor BUMN dan Pemerintah dengan skema pembayaran berdasarkan progres bulanan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79