Logo
>

Biden Belanja Iklan Rp822,95 Miliar untuk 'Serang' Trump

Ditulis oleh Yunila Wati
Biden Belanja Iklan Rp822,95 Miliar untuk 'Serang' Trump

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perpolitikan Amerika Serikat sedang bergejolak. Juni ini, tim kampanye Presiden AS Joe Biden memulai kembali kampanyenya dengan meluncurkan iklan senilai USD50 juta atau sekitar Rp822,95 miliar. Kampanye ini ditujukan kepada pemilih minoritas di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran menjelang debat Biden dengan Donald Trump pada pekan berikutnya.

    Iklan yang berjudul “Character Matters” mengutip keputusan hukum Trump dan kasus lainnya, juga menyoroti Biden sebagai pilihan yang berjuang untuk keluarga Amerika. Biden dan Trump dijadwalkan untuk berhadapan pada 27 Juni dalam debat televisi pertama mereka untuk siklus 2024.

    "Saya sudah menerima dan menerima undangan dari @CNN untuk debat pada 27 Juni. Terserah padamu, Donald. Seperti yang Anda katakan: di mana saja, kapan saja, di mana saja. Saya sangat senang berdebat dengannya," kata Biden dalam unggahannya di media sosial X. dikutip dari CNN, Minggu, 16 Juni 2024.

    Jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat antara keduanya di sebagian besar negara bagian, dengan sekitar satu dari empat pemilih menentang keduanya. Kedua kandidat fokus pada pemilih kulit hitam dan Latin karena dukungan mereka terhadap Biden mulai menurun.

    Trump baru-baru ini dinyatakan bersalah atas pelanggaran keuangan di New York, menjadikannya mantan presiden AS pertama yang dihukum dalam persidangan pidana. Trump menuduh keputusan hukum tersebut sebagai bagian dari motif politik.

    Kampanye iklan Biden juga menargetkan pemilih Asia-Amerika, kulit hitam, dan Latin. Iklan tersebut menyoroti Biden sebagai seorang pemimpin yang fokus pada keadilan ekonomi dan melawan keserakahan perusahaan, sementara menggambarkan Trump sebagai seorang miliarder yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat.

    Biden telah unggul dalam pendanaan kampanyenya kecuali April. Dia aktif dalam penggalangan dana di Hollywood dan akan mengunjungi Hamptons untuk penggalangan dana lainnya pada 29 Juni. Tujuannya adalah untuk memperluas keunggulannya atas Trump dalam hal pendanaan kampanye.

    Kebijakan Ekonomi Biden Vs Trump, Mana yang Lebih Baik?

    Perekonomian Amerika Serikat selalu menjadi fokus utama dalam setiap kampanye presiden, karena keputusan ekonomi yang dibuat oleh presiden dapat berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari warga negara. Dalam pemilihan presiden terbaru, tantangan ekonomi menjadi sorotan utama antara dua kandidat utama, yaitu Joe Biden dan Donald Trump, yang masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda dalam menangani masalah ekonomi.

    Joe Biden, yang dibesarkan di Scranton, Pennsylvania, sering mengambil inspirasi dari latar belakangnya sebagai anak dari lingkungan kelas pekerja untuk menekankan perbedaan visi ekonominya dengan Donald Trump. Biden menyoroti ketidakpedulian yang dia anggap dimiliki Trump terhadap rakyat Amerika, menggambarkannya sebagai seseorang yang lebih terhubung dengan elite kekayaan, seperti yang ia peroleh dari pengalaman Trump di Mar-a-Lago.

    Sebaliknya, pada awal masa pemerintahan Trump, AS mengalami perekonomian yang kuat dengan tingkat pengangguran rendah sekitar 3,5 persen. Namun, pandemi COVID-19 telah mengubah peta ini secara drastis, menyebabkan tingkat pengangguran melonjak hingga 14,7 persen menjelang akhir masa pemerintahannya. Pandemi ini memaksa Trump untuk menghadapi tantangan besar dalam mengelola dampak ekonomi yang ditimbulkan, dengan efeknya yang terasa hingga keseimbangan terakhir masa jabatannya.

    Di bawah kepemimpinan Biden, kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai "Bidenomics" diperkenalkan sebagai upaya pemulihan. Biden telah menekankan bahwa kebijakan ini berhasil membangkitkan kembali perekonomian AS, dengan tingkat pengangguran yang kembali turun menjadi sekitar 3,8 persen. Ini dianggap sebagai pencapaian penting dalam upaya pemulihan ekonomi pasca-pandemi, meskipun tantangan seperti inflasi yang tinggi, berada di sekitar 3,5 persen, tetap menjadi perhatian serius bagi para pemilih.

    Salah satu ciri khas kebijakan Trump adalah proteksionisme yang kuat, dengan fokus utamanya pada produk-produk buatan Amerika. Trump berjanji untuk menerapkan tarif tinggi terhadap produk yang diimpor dari luar negeri, termasuk rencananya untuk mobil yang diimpor dari Meksiko. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mendukung industri dalam negeri dan mengurangi defisit perdagangan AS, meskipun hal ini juga menimbulkan perdebatan tentang dampaknya terhadap ekonomi global dan hubungan internasional.

    Pada pemilihan presiden sebelumnya, Biden memimpin Trump dengan 10 persentase poin di Wisconsin dan Michigan, dan unggul tujuh poin di Pennsylvania. Biden juga memimpin atas Trump di ketiga negara bagian di setiap jajak pendapat mingguan Reuters/Ipsos yang dimulai pada pertengahan September 2020, dan keunggulannya telah berdetak lebih tinggi di setiap negara bagian selama dua minggu terakhir.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79