Logo
>

Bioetanol Sepi Peminat, TBLA Sebut Ongkos Masih Melangit

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bioetanol Sepi Peminat, TBLA Sebut Ongkos Masih Melangit

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), salah satu pemain utama dalam industri agribisnis Indonesia, belum menunjukkan minatnya untuk memasuki produksi bioetanol, terkait dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan tersebut.

    Hardy Than, Sekretaris Perusahaan TBLA, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, produksi bioetanol di Merauke masih belum dapat dijadikan pilihan yang memadai bagi perusahaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya infrastruktur yang mendukung di lokasi tersebut.

    "Kami belum memiliki rencana untuk terlibat dalam produksi bioetanol. Saat ini masih belum jelas siapa yang akan menjadi pembelinya," ujar Hardy, dikutip Jumat 3 Mei 2024.

    Menurutnya, ada dua faktor yang membuat perusahaan enggan melirik rencana ini. Pertama, lokasi yang terpencil di Merauke, dengan infrastruktur yang belum memadai, memerlukan waktu yang cukup lama untuk persiapan.

    Kendala kedua, setelah kebun dan pabrik dibangun, pasar terbesar bioetanol berada di Jawa. Oleh karena itu, pengangkutan gula dari Merauke ke Jawa akan menjadi biaya tambahan yang signifikan, terutama jika transportasinya masih mahal.

    Selain itu, Hardy juga menyebutkan bahwa pemerintah saat ini belum menetapkan formula harga jual bioetanol. Ini dapat menimbulkan potensi monopoli harga di masa depan.

    TBLA sendiri saat ini telah menghasilkan bahan bakar berbasis kelapa sawit atau biodiesel. Produksi biodiesel mereka mencapai 390 ribu kiloliter (kl) menurut laporan tahunan, meningkat 15 persen dari tahun sebelumnya.

    Selain itu, TBLA juga mengelola perkebunan tebu seluas 14.197 hektare di Lampung dan memiliki lahan terbuka seluas 17.186 hektare.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "IDX:TBLA",

    "interval": "D",

    "timezone": "Asia/Jakarta",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "enable_publishing": false,

    "hide_top_toolbar": true,

    "allow_symbol_change": false,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    Pemerintah tengah mengembangkan BBM bioetanol dengan target menambahkan hingga 20 persen pada 2025, sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

    “Berdasarkan Permen ESDM No. 12/2015, kewajiban minimal penggunaan bioetanol adalah 5 persen pada tahun 2020 dan akan meningkat menjadi 20 persen pada tahun 2025,” ujar Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman.

    Selain itu, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula melalui Keputusan Presiden No. 15/2024, yang dipimpin oleh Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia.

    Pemerintah juga sedang mempersiapkan lahan seluas 2 juta hektar di Merauke, Papua Selatan, untuk perkebunan tebu dan pabrik pengolahan.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi