Logo
>

Bitcoin dan XRP Melonjak Tajam saat Kripto Menghijau

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bitcoin dan XRP Melonjak Tajam saat Kripto Menghijau

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Koreksi yang melanda pasar kripto selama sepekan terakhir mulai mereda. Hari ini, Bitcoin dan XRP memimpin penguatan dengan lonjakan yang cukup signifikan, meski keduanya masih mencoba menembus resistance masing-masing di harga USD61.500 dan USD0,6319 per 11.30 WIB.

    Data dari CoinMarketCap, Selasa 20 Agustus 2024, menunjukkan bahwa 10 besar aset kripto berdasarkan kapitalisasi pasar serentak menguat. Kenaikan tertinggi dicatatkan oleh XRP yang melonjak 7,26 persen dalam 24 jam, dan sepanjang pekan ini, berhasil mencatatkan tren bullish dengan kenaikan 7,71 persen, mencapai harga USD0,6079.

    Posisi kedua ditempati oleh BNB yang kembali ke zona hijau. Dalam 24 jam terakhir, BNB menguat 6,44 persen dan diperdagangkan pada harga USD569,88, dengan kenaikan tertinggi selama sepekan mencapai 10,42 persen.

    Analisis Teknikal Bitcoin Selasa 20 Agustus

    Bitcoin sendiri melaju pesat, mencapai harga USD60.903 (Rp942 juta) setelah menguat 3,84 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan, raja kripto ini telah mengalami kenaikan 3,22 persen.

    Sementara itu, Dogecoin (DOGE), kripto milik Elon Musk, turut mencatatkan penguatan. DOGE melonjak 4,12 persen dalam 24 jam terakhir dan menghijau 0,17 persen dalam sepekan, diperdagangkan pada harga USD0,1046.

    Solana (SOL) juga dalam tren kenaikan, mencatatkan penguatan 2,28 persen dalam 24 jam dan diperdagangkan di harga USD146,22. Sebelumnya, Solana sempat melemah 1,64 persen dalam sepekan.

    Ethereum (ETH) juga tak ketinggalan. Aset ini naik 1,05 persen dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan berhasil menguat 0,60 persen menjadi USD2.669,06.

    Altcoin lainnya juga kompak melaju di zona hijau. TRON (TRX) menunjukkan tren bullish dengan kenaikan 6,51 persen dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan pada harga USD0,1433. Secara mingguan, TRON mencatatkan lonjakan 13,78 persen.

    Shiba Inu (SHIB) kembali menguat, naik 3,38 persen meski masih melemah 0,51 persen dalam sepekan dan diperdagangkan pada harga USD0,00001363.

    Avalanche (AVAX) mencatat kenaikan 3,17 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan, AVAX melesat 4,31 persen ke level USD21,77.

    Cardano (ADA) juga sedang dalam tren optimis, menguat 2,37 persen dalam 24 jam menjadi USD0,3419, mencatatkan kenaikan 1,75 persen selama sepekan.

    Litecoin (LTC) ikut mencatat penguatan, naik 1,41 persen dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan pada harga USD67,08. Dalam sepekan, LTC sudah menguat 8,44 persen.

    Arbitrum (ARB) juga mulai rebound. Aset ini naik 1,34 persen dalam 24 jam terakhir menjadi USD0,5477, meskipun dalam sepekan masih tertekan 4,93 persen.

    Polygon (MATIC) dan Polkadot (DOT) melesat ke zona hijau. Keduanya mencatatkan penguatan masing-masing sebesar 6,36 persen dan 3,91 persen.

    Sentimen Pasar Kripto

    Penguatan di pasar kripto terjadi di tengah bayang-bayang kondisi makroekonomi global, terutama terkait rencana Pemerintah AS untuk menjual persediaan Bitcoin senilai total USD12 miliar (Rp187 triliun).

    "Kemungkinan penjualan ini telah memberi tekanan turun sementara," kata Khushboo Khullar dari Mitra Ventura.

    "Kami optimis kesenjangan ini akan segera tertutup," ujar Khushboo mewakili Lightning Ventures, sebuah firma yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan terkait Bitcoin.

    Selain itu, data dari Arkham Intelligence menunjukkan bahwa Pemerintah AS pekan lalu telah memindahkan sekitar USD600 juta Bitcoin yang disita ke dompet yang dioperasikan oleh Coinbase Global Inc.

    CoinDesk Market Index (CMI), yang mengukur performa kapitalisasi pasar aset digital secara tertimbang, mencatat penurunan sebesar 1,07 persen menjadi 2.192,72. Open interest juga mengalami depresiasi, turun 0,83 persen menjadi USD52,13 miliar.

    Sementara itu, fear & greed index dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 45, menandakan pasar berada dalam fase netral di tengah kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

    Menurut Cointurk News, Bitcoin belum mampu kembali menembus level USD70.000 sejak Mei 2024. Bahkan, pada awal Agustus 2024, harga sempat berada di bawah USD50.000.

    Melihat persentase investor yang memperoleh keuntungan pada grafik di bawah ini, tampak bahwa rasio kerugian telah menurun di bawah level selama penurunan bulan Juli. Ini adalah level terendah sejak awal tahun 2024. Berdasarkan data historis, hal ini menandakan peningkatan potensi pemulihan dari titik terendah.

    Rasio nilai pasar terhadap nilai terealisasi (Market Value to Realized Value Ratio/MVRV) juga menunjukkan level rendah yang sama seperti pada bulan Juli. Level sedikit lebih rendah hanya teramati pada awal tahun 2024. Indikator ini mengindikasikan bahwa harga BTC perlu mengalami pemulihan.

    Terakhir, cadangan penambang kembali mencapai 1,91 juta setelah mencapai puncak lokal pada 30 Juli. Meskipun demikian, cadangan ini telah mulai pulih dari titik terendah lokal dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan bahwa para penambang mulai kembali ke fase akumulasi.

    Analisis fundamental bertujuan menilai nilai intrinsik suatu aset, sementara analisis teknikal melibatkan penelaahan pola statistik dalam harga dan volume aset tersebut. Kedua metode ini saling melengkapi untuk menganalisis dan memproyeksikan perkembangan harga di masa depan.

    Dalam konteks XRP, pendekatan fundamental yang sederhana mencakup pengamatan terhadap dinamika pasokan dan permintaan. Analisis kapitalisasi pasar sebesar USD 34,3 miliar dan suplai beredar sebesar USD 56,1 miliar dapat memberikan gambaran yang lebih rasional mengenai potensi harga di masa depan. Selain itu, data on-chain seperti jumlah alamat aktif, alamat baru, dan transaksi juga penting untuk menilai permintaan.

    Beberapa faktor dapat memicu fluktuasi harga XRP dalam pasar kripto. Faktor utama adalah keseimbangan antara suplai dan permintaan. Perubahan permintaan terhadap XRP sangat dipengaruhi oleh tingkat adopsi teknologi ini. Selain itu, peristiwa penting seperti pembaruan protokol atau hard fork dapat berdampak signifikan pada harga XRP.

    Faktor lain yang tidak kalah penting adalah aktivitas whale. Pemegang besar XRP dapat mempengaruhi harga secara drastis, di mana satu transaksi jual besar saja dapat menyebabkan penurunan harga yang signifikan. Tak kalah penting adalah peran adopsi oleh institusi besar serta regulasi politik, yang dapat memberikan dampak besar pada nilai XRP. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi