KABARBURSA.COM - PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI) memastikan diri sedang berada dalam kondisi baik-baik saja. Hal ini dibuktikan dengan aksi yang dilakukan salah satu direkturnya, Agus Dwi Handayana.
Agus dikabarkan telah meningkatkan porsi kepemilikan sahamnya di perusahaan. Langkah ini sekaligus menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap prospek bisnis Bank Mandiri, yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia.
Agus Dwi Handaya melakukan pembelian sebanyak 472.500 lembar saham BMRI pada 15 November 2024, dengan harga rata-rata Rp6.350 per saham. Transaksi ini dilakukan untuk tujuan investasi pribadi dengan kepemilikan langsung.
Sebelumnya, Agus juga pernah menambah kepemilikan sahamnya di BMRI pada 15 Mei 2023, dengan membeli 200.000 lembar saham di harga Rp5.000 per saham. Kenaikan harga saham dari pembelian sebelumnya hingga saat ini menunjukkan potensi keuntungan yang signifikan dari strategi investasinya.
Pasca transaksi terbaru, total kepemilikan Agus Dwi Handaya di Bank Mandiri meningkat menjadi 11,1 juta lembar saham, atau setara dengan 0,0118985 persen dari total saham perusahaan. Sebelumnya, ia memiliki 10,63 juta lembar saham atau 0,0113923 persen.
Kenaikan ini mencerminkan kepercayaan pribadi Agus terhadap kinerja Bank Mandiri dan prospek jangka panjangnya, baik dari sisi pertumbuhan bisnis maupun pergerakan harga saham.
Pergerakan Harga Saham BMRI
Pada perdagangan Jumat, 22 November 2023, saham BMRI mencatat kenaikan harga sebesar Rp100, sehingga ditutup pada level Rp6.250 per lembar saham. Meski harga ini masih sedikit di bawah rata-rata pembelian terakhir Agus, peningkatan harga dalam beberapa waktu terakhir mengindikasikan sentimen positif pasar terhadap BMRI.
Menurut Senior Vice President Corporate Secretary BMRI Ivan Ansori, transaksi ini merupakan langkah investasi langsung oleh Agus. Hal ini sejalan dengan strategi perusahaan yang terus mendorong pertumbuhan kinerja dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
Langkah ini juga dapat menjadi sinyal kepercayaan dari internal perusahaan kepada pasar. Aksi beli oleh pejabat perusahaan sering kali dipandang sebagai indikator optimisme terhadap fundamental perusahaan dan potensi pertumbuhan di masa depan.
Dan, sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri terus menunjukkan performa yang solid. Dengan diversifikasi layanan keuangan dan fokus pada digitalisasi, Bank Mandiri mampu menjaga pertumbuhan laba dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di sektor perbankan nasional.
Keputusan Agus Dwi Handaya untuk meningkatkan porsi kepemilikan saham di Bank Mandiri mencerminkan keyakinannya terhadap masa depan perusahaan.
Dengan tren positif pada harga saham BMRI dan kinerja perusahaan yang terus membaik, langkah ini dapat menjadi contoh komitmen para pemimpin perusahaan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Komitmen Perkuat UMKM
Penandatanganan PP Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) oleh Presiden Prabowo Subianto, direspon cepat oleh Bank Mandiri.
Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman, menyatakan bahwa kebijakan ini selaras dengan komitmen Bank Mandiri untuk berkontribusi dalam memperkuat ekonomi rakyat, yang menjadi pilar utama perekonomian Indonesia.
“Kebijakan penghapusan piutang macet ini adalah langkah strategis untuk memperkuat daya saing dan kapasitas UMKM di Indonesia secara jangka panjang dan mendorong ekonomi kerakyatan secara luas,” ujar Ali dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis 7 November 2024.
Ali juga berpendapat bahwa kebijakan tersebut tidak memengaruhi kondisi keuangan atau laba rugi Bank Mandiri, karena kredit tersebut sudah dihapus dari pembukuan (write-off).
“Berdasarkan analisa historis, rasio pengembalian (recovery rate) debitur hapus buku KUR/KUM khususnya petani dan nelayan nilainya tidak signifikan dibandingkan dengan kinerja keuangan Bank Mandiri,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan pada pelaku UMKM untuk kembali produktif dan memperkuat daya saing mereka di pasar.
“Sebagai perusahaan BUMN, kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam memperkuat perekonomian nasional melalui berbagai program yang inovatif,” pungkas Ali.
Bank Mandiri berkomitmen mendukung penuh kebijakan ini, siap memperluas akses perbankan bagi petani dan nelayan guna mendukung program swasembada pangan dan penyediaan makanan bergizi gratis.
Inisiatif ini juga diharapkan memperkuat keberlanjutan UMKM di Indonesia serta memperkokoh ketahanan ekonomi nasional.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 23,49 triliun kepada lebih dari 151 ribu debitur per akhir Juli 2024. Adapun capaian itu dinilai sebagai bentuk konsisten keterlibatan perseroan dalam mendorong perkembangan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 23,49 triliun kepada lebih dari 151 ribu debitur per akhir Juli 2024. Adapun capaian itu dinilai sebagai bentuk konsisten keterlibatan perseroan dalam mendorong perkembangan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Secara rinci, kredit terbesar yang disalurkan Bank Mandiri ada pada sektor Pertanian sebesar Rp6,87 triliun atau 29,24 persen dari total KUR. Selain itu, sektor Jasa Produksi juga tercatat tinggi sebesar Rp5,03 triliun atau sekitar 21,44 persen dari total penyaluran KUR Bank Mandiri tahun 2024.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.