KABARBURSA.COM - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) telah menyelesaikan proses Kuasi Reorganisasi. Proses ini disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 21 Juni 2024. Setelah melewati seluruh prosedur tanpa ada keberatan dari kreditur hingga 21 Agustus 2024, langkah ini mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 22 Agustus 2024.
Direktur BNBR, Roy Hendrajanto M. Sakti, mengatakan rampungnya kuasai reorganisasi ini memungkinkan BNBR untuk melangkah dengan catatan keuangan yang lebih bersih. “Kami berkomitmen memberikan nilai tambah optimal kepada para investor,” kata Roy dalam siaran pers BNBR yang diterima Kabar Bursa, Senin 26 Agustus 2024.
Proses Kuasi Reorganisasi ini, menurut Roy, membutuhkan waktu dan energi yang besar. Namun berkat kerja keras dan dukungan dari para pemangku kepentingan, langkah ini dapat selesai tepat waktu. Roy optimistis kinerja BNBR ke depan akan semakin membaik dengan harapan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham sebagai bukti nyata komitmen perusahaan.
Kuasi Reorganisasi ini memungkinkan BNBR menghapus defisit sebesar Rp19,5 triliun, yang sebagian besar berasal dari akumulasi kerugian periode 2011-2023. Dengan demikian, BNBR dapat memulai awal baru dengan neraca keuangan yang tidak lagi dibebani defisit masa lalu.
Selain itu, langkah ini juga memperbaiki struktur ekuitas BNBR, memudahkan perusahaan untuk memperoleh pendanaan di masa depan, serta meningkatkan minat dan daya tarik investor terhadap saham perusahaan.
Roy menjelaskan kinerja keuangan BNBR menunjukkan tren peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Peningkatan pendapatan sebesar 16,24 persen CAGR selama 2021 hingga 2023, terutama didorong oleh entitas anak seperti PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk., PT Bakrie Metal Industries, dan PT Bakrie Indo-Infrastructure.
Laba usaha BNBR juga meningkat dalam tiga tahun berturut-turut, dengan marjin laba usaha rata-rata 5,51 persen. Pada Desember 2023, BNBR berhasil merestrukturisasi sebagian besar kewajiban kepada kreditur yang berdampak positif pada kinerja perusahaan di tahun berikutnya.
Dengan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang positif selama tiga tahun terakhir, Roy yakin prospek BNBR akan semakin cerah di masa depan.
Pendapatan Bersih BNBR
Berdasarkan laporan keuangannya, pada paruh pertama 2024, BNBR mencatat laba bersih sebesar Rp87 miliar pada kuartal kedua, yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan Rp25 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Namun, kinerja kuartal pertama 2024 mengalami penurunan dengan laba bersih sebesar Rp53 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan Rp70 miliar pada kuartal pertama 2023. Secara keseluruhan, laba bersih tahunan BNBR untuk tahun 2024 diproyeksikan mencapai Rp280 miliar, naik dari Rp237 miliar pada tahun sebelumnya.
Profitabilitas
Dari sisi profitabilitas, BNBR mencatat pengembalian aset (ROA) sebesar 3,88 persen dan pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 9,23 persen. Margin laba bruto perusahaan mencapai 22,04 persen pada kuartal terakhir, sementara margin laba operasi tercatat sebesar 6,36 persen. Di sisi lain, margin laba bersih tercatat sebesar 9,26 persen, mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuntungan dari pendapatan yang dihasilkan.
Arus Kas
Namun, tantangan tetap ada di sisi arus kas. Arus kas dari operasi tercatat negatif Rp264 miliar, yang menunjukkan adanya tekanan pada likuiditas perusahaan. Arus kas dari investasi juga negatif sebesar Rp36 miliar, yang menunjukkan investasi yang dilakukan perusahaan belum memberikan dampak positif terhadap arus kas. Arus kas dari pembiayaan tercatat negatif Rp50 miliar, menandakan adanya pengurangan utang atau pembiayaan yang mempengaruhi saldo kas perusahaan.
Pertumbuhan
Pertumbuhan pendapatan BNBR mengalami penurunan sebesar 17,13 persen pada kuartal terakhir secara tahunan, sementara pertumbuhan laba bersih menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 246,57 persen. Namun, laba per saham (EPS) menunjukkan penurunan tajam sebesar 52,21 persen pada kuartal terakhir dan 87,72 persen secara tahunan, yang mencerminkan tantangan dalam mempertahankan keuntungan bagi pemegang saham.
Kinerja Harga Saham
Di pasar saham, kinerja saham BNBR mengalami penurunan yang signifikan. Selama tiga bulan terakhir, harga saham BNBR turun sebesar 46 persen, dan penurunan ini berlanjut hingga enam bulan terakhir dengan total penurunan 49,06 persen. Secara tahunan, harga saham juga mengalami penurunan sebesar 46 persen, dengan puncak harga tertinggi selama 52 minggu terakhir berada di Rp57 dan harga terendah di Rp19.
Pada hari ini, harga saham BNBR tercatat berada di level Rp27 per saham, tanpa perubahan dari penutupan sebelumnya. Grafik pergerakan saham BNBR dalam data Stockbit menunjukkan puncak tertinggi pada level Rp28, namun kembali turun dan stabil di Rp27. Pergerakan saham ini mencerminkan volatilitas yang rendah dalam satu hari perdagangan, dengan kisaran harga yang relatif sempit antara Rp27 dan Rp28. Meskipun tidak ada perubahan persentase pada hari ini, dinamika pergerakan intraday ini menunjukkan adanya sentimen pasar yang cenderung stabil terhadap saham BNBR pada perdagangan hari ini.(*)