Logo
>

Booming AI Dorong Investasi Besar-besaran Pusat Data

Ditulis oleh Syahrianto
Booming AI Dorong Investasi Besar-besaran Pusat Data

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Booming artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mendorong para eksekutif industri berencana membuat kesepakatan untuk berinvestasi terkait pusat data di Asia Pasifik, wilayah paling padat di dunia.

    Jepang, salah satu negara di Asia Pasifik, telah berperan memimpin aktivitas pembuatan kesepakatan di pasar pusat data global dengan nilai merger dan akuisisi (mergers and acquisitions/M&A) sebesar USD840,47 juta.

    Menurut London Stock Exchange Group (LSEG) angka tersebut menjadi lebih dari separuh nilai global. Pasalnya, pada 2023, kesepakatan pusat data di kawasan ini mencapai rekor tertinggi sebesar USD3,45 miliar.

    "Jumlah tersebut diperkirakan akan terlampaui pada tahun ini dengan adanya setidaknya beberapa transaksi besar yang sedang direncanakan," tulis LSEG dalam keterangannya, dikutip Rabu, 8 Mei 2024.

    Lebih lanjut, mengenai hal itu, sejumlah sponsor keuangan, termasuk pusat investasi global Blackstone Inc, berencana mengakuisisi AirTrunk, yang memiliki 11 pusat data skala besar di Australia dan kawasan lainnya.

    Pemilik AirTrunk, Macquarie Group dan Public Sector Pension Investment Board (PSP) Kanada, menargetkan nilai bisnisnya hingga AUD15 miliar (USD9,8 miliar). Namun, AirTrunk, Blackstone, Macquarie dan PSP menolak berkomentar.

    “Revolusi AI menciptakan tembok permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapasitas pusat data berkualitas tinggi,” kata Garren Cronin, direktur pelaksana Cadence Advisory, yang memberi nasihat tentang peningkatan modal operator pusat data Australia NEXTDC sebesar USD861 juta pada bulan April.

    “Kapasitas baru yang perlu dibangun di Asia Pasifik dalam tiga hingga lima tahun ke depan sungguh luar biasa. Harapan saya adalah aliran kesepakatan di bidang pusat data akan meningkat pada tahun 2024," imbuhnya.

    Microsoft Corp pekan lalu mengatakan akan menginvestasikan USF2,2 miliar selama empat tahun ke depan di Malaysia untuk memperluas layanan cloud dan AI di seluruh Asia.

    Peningkatan investasi pusat data di Asia mengikuti tren serupa dengan yang terlihat di Amerika Serikat dan Eropa dengan raksasa teknologi termasuk Amazon, Microsoft, Alphabet Inc, dan Meta Platforms, dengan pesat memperluas kemampuan AI mereka.

    Microsoft akan membuka pusat data Asia pertamanya di Thailand, kata perusahaan itu Rabu lalu, sehari setelah mengumumkan investasi senilai USD1,7 miliar pada fasilitas AI dan cloud di negara tetangga, Indonesia. Kesepakatan potensial lainnya di Asia termasuk penjualan saham bisnis pusat data milik Telkom Indonesia senilai USD1 miliar dan NEC Jepang senilai USD500 juta dalam penjualan pusat data.

    Senior Vice President Investor Relations Telkom Ahmad Reza mengatakan bahwa Telkom terbuka untuk kemitraan strategis untuk menghadirkan kemampuan baru dan pasar baru pada unit bisnis pusat datanya, NeutraDC.

    “Kami sudah menjajaki beberapa calon mitra, namun masih evaluasi untuk mencari yang terbaik. Kami berharap dapat menyelesaikan proses ini pada akhir tahun ini," tuturnya.

    NEC mengatakan pihaknya tidak dapat mengomentari spekulasi pasar.

    Perusahaan investasi AS Bain Capital sedang mencari pembiayaan kredit untuk aset internasional operator pusat data Chindata dan investasi untuk bisnisnya di China. Bain, yang mengambil alih Chindata dari bursa Hong Kong tahun lalu dalam kesepakatan senilai USD3,16 miliar.

    Goldman Sachs Asset Management (GSAM), yang berinvestasi di AirTrunk pada tahun 2017 sebelum menjual sahamnya ke konsorsium yang dipimpin Macquarie tiga tahun kemudian, telah mengerahkan lebih dari USD1 miliar untuk pengembangan pusat data di Asia selama tiga tahun terakhir.

    Nikhil Reddy, kepala real estate APAC di GSAM, mengatakan, perusahaan tersebut akan secara aktif berinvestasi dalam proyek-proyek tambahan, dengan fokus khusus di Jepang dan Korea Selatan.

    “AI menciptakan kebutuhan yang berbeda terhadap pusat data di luar kebutuhan historis akan cloud yang berfokus pada latensi rendah. Kini dengan AI, yang memerlukan konsumsi data dalam jumlah besar, kapasitas adalah kuncinya,” tandas dia.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.