Bos Adaro: Beruntung Sejalan Dengan Prabowo Bangun Smelter

KABARBURSA.COM - Pemilik PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), Boy Thohir merasa beruntung dengan adanya continuity pembangunan smelter sejalan dengan visi dan misi Pemerintahan Prabowo.

"So far on track nanti dan kembali lagi secara politik kita beruntung ada continuity dengan pak Prabowo dengan menjadi presiden. Bahwa kebijakan hilirisasi ini akan terus berlanjut dan menurut hemat saya itu potensi nya akan luar biasa, " tutur Boy Thohir dalam acara RUPS Adaro, Rabu 15 Mei 2024.

Boy menambahkan karena kedepannya itu sangat diuntungkan dengan semua naturaly resources yg dimiliki oleh Adaro.

"Cuma memang dulu kita semua terlena, keruk- keruk jual tapi dengan kita dibimbing oleh pemerintah untuk terus hilirisasi itu menurut saya benar sekali dan kedepan prospek itu akan sangat besar, " tegasnya.

Selain itu, Boy menuturkan alumunium tetap akan sesuai target rencana di 2025, smelter sudah bisa beroperasi di PLTA butuh waktu membangun suatu PLTA rata-rata 7 sampai 8 tahun

"Kita sudah mulai dengan beberapa, seperti persiapan, setelah 2020 PLTA akan beroperasi, harapannya listriknya bisa dipakai sebagai green alumunium," tegasnya.

Namun dari sisi lainnya, secara overall coal tahun ini boleh dikatakan relatif tidak mudah karena supply dari India juga meningkat, supply dari Indonesia juga meningkat, walaupun kebutuhan juga masih relatif, dari sisi demand cukup baik, tapi batu bara itu komoditi selalu up and down tergantung supply and demand, secara overall ada tambahan supply dari negara- negara pesaing kita.

Sebagai informasi, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mengalokasikan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar USD175 juta sampai dengan USD250 juta pada 2024. Jika dikalkulasikan, nilai capex itu bisa mencapai hingga Rp4,02 triliun.

Belanja modal tersebut dialokasikan untuk konstruksi smelter aluminium KAI dan proyek-proyek infrastruktur PT Maruwai Coal (MC). Maruwai Coal merupakan salah satu unit bisnis Adaro Minerals yang bergerak di bidang pertambangan batu bara.

Sebelumnya, ADMR merancang kerjasama dengan Hyundai Motor Company Ltd sebagai pembeli aluminium tersebut. Namun, kedua belah pihak memutuskan untuk tidak memperpanjang rancangan ini.

Meski demikian, manajemen ADMR mengaku sudah ada sejumlah pihak yang siap menggantikan posisi Hyundai.

"Balik lagi alumunium, kalau masalah hyundai itu kesepakatan bersama, dari sisi demand terhadap aluminium kami sangat yakin, bahwa EV ke depan itu ga terbendung, dulu kita cuma tau Tesla, kita belum tau merk EV yang lain, hyundai protes kenapa BYD enggak buat pabrik domain, tapi poin saya 5 tahun lalu kita enggak kebayang," tuturnya.

Kembangkan Smelter Alumunium

Pada 2023, Adaro mengalokasikan belanja modal (capex) US$400 juta-US$600 juta, dan per September 2023, sudah teralisasi US$473 juta. Jumlahnya meningkat dibandingkan dengan realisasi US$424 pada setahun penuh 2022 karena saat ini Grup Adaro sedang mengembangkan smelter aluminium.

Smelter aluminium di Kalimantan Utara memerlukan investasi hingga US$2 miliar untuk pengembangan tahap pertama 500.000 ton per tahun, yang diharapkan dapat beroperasi komersial mulai 2025.

ADRO membukukan penurunan pendapatan usaha sebesar 15,76 persen menjadi US$4,98 miliar atau setara Rp77,14 triliun (kurs jisdor Rp15.487) sepanjang periode sembilan bulan 2023, karena penurunan harga batu bara global. Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$1,21 miliar atau setara Rp18,87 triliun, turun 35,96 persen.

ADRO merupakan emiten batu bara yang dikenal royal dalam membagikan dividen kepada para pemegang saham. Catatan itu membuat mereka masih bertahan sebagai salah satu penghuni IDX High Dividend 20.

Pada tahun buku 2022, Adaro membagikan dividen senilai US$1 miliar atau setara 40,11 persen dari laba tahun berjalan tersebut. Sebanyak US$500 juta dibayarkan ADRO pada 13 Januari 2023, sebagai dividen tunai interim, sementara sisanya sebesar US$500 juta dibayarkan sebagai dividen tunai final pada 6 Juni 2023.

Sebagai informasi, apabila dilihat dalam lima tahun ke belakang, dividen payout ratio ini merupakan payout ratio terkecil yang diberikan ADRO. Dividen payout ratio terbesar diberikan ADRO untuk tahun buku 2020 sebesar 99,92 persen.

Namun, secara nilai dividen, nilai dividen ini merupakan nilai dividen terbesar ADRO sepanjang masa, yakni dengan total US$1 miliar. Sebelumnya, secara nilai dividen terbesar yang dibagikan ADRO adalah pada tahun 2021, yang sebesar US$650 juta. Pada tahun tersebut, dividend payout ratio ADRO mencapai 69,63 persen.

Secara berturut-turut sejak 2016 hingga 2021, ADRO membagikan dividen masing-masing senilai US$101 juta, US$250,13 juta, US$200,23 juta, US$146,81 juta, dan US$650 juta.