KABARBURSA.COM - CEO Coinbase Brian Armstrong berbagi pemikirannya tentang kondisi mata uang kripto. Ia membahas potensi jangka panjang bitcoin, dampak kebijakan terkini pemerintahan Trump, dan perkembangan lanskap regulasi di Amerika Serikat (AS).
Armstrong menyatakan keyakinannya terhadap nilai bitcoin di masa depan, dan memprediksi pertumbuhan yang signifikan dari waktu ke waktu.
"Saya pikir seiring berjalannya waktu kita akan melihat bitcoin mencapai kisaran harga jutaan, berjuta-juta," katanya, dalam sebuah wawancara dengan CNBC, dikutip Jumat, 31 Januari 2025.
Ia menyoroti peningkatan adopsi oleh investor institusional dan pengaruh dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) bitcoin dalam mendatangkan arus masuk yang substansial ke pasar. Ia lebih lanjut menekankan bahwa undang-undang yang jelas di AS dapat berfungsi sebagai katalis utama.
"Jika kita mendapatkan undang-undang yang jelas disahkan di AS, itu akan menjadi tonggak penting. Cadangan bitcoin yang strategis, jika AS mengambil jalan itu, mungkin seluruh G20 akan mengikutinya," tambah Armstrong.
CEO Coinbase juga membahas konsep cadangan bitcoin strategis, mengaitkannya dengan perkembangan terkini di bawah pemerintahan Trump. Presiden Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang menjajaki aset digital, yang dapat membuka jalan bagi cadangan bitcoin.
“Saya telah berdiskusi dengan sejumlah menteri keuangan di Swiss, dari berbagai negara di seluruh dunia, tentang gagasan cadangan bitcoin strategis. Mereka semakin tertarik sekarang karena AS sedang mempelajarinya,” tutur Armstrong.
Armstrong membingkai bitcoin sebagai “standar emas baru” sambil menekankan bahwa mata uang kripto melampaui bitcoin saja, mencakup pembayaran, kebebasan ekonomi, dan penggunaan inovatif lainnya.
Beralih ke tantangan regulasi, Armstrong mengkritik pendekatan yang diambil oleh pemerintahan Biden dan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) di bawah Gary Gensler. Ia menuduh pemerintahan tersebut terlibat dalam tindakan penegakan hukum tanpa memberikan kejelasan regulasi.
“Empat tahun terakhir kami benar-benar merasa diserang oleh pemerintahan ini. Mereka mencoba menggunakan kurangnya kejelasan dalam aturan sebagai senjata untuk benar-benar melawan bahkan para pelaku yang baik,” kata Armstrong.
Namun, ia mencatat bahwa industri kripto optimis tentang awal yang baru dengan pemerintahan Trump dan secara aktif mendorong undang-undang yang jelas dan konsisten di AS.
"Industri ini siap untuk perubahan baru ini. Mereka siap untuk aturan yang jelas dan itulah dorongan besar kami selanjutnya, untuk mencoba meloloskan beberapa undang-undang di AS agar aturannya lebih jelas lagi," tegas dia.
Trump bikin Tim Khusus Buat Atur Bitcoin dan Kripto
Presiden AS Donald Trump resmi membentuk kelompok kerja baru yang fokus mengatur Bitcoin dan aset kripto lainnya. Tim ini, yang dipimpin oleh David Sacks, si “czar” kripto dan kecerdasan buatan Gedung Putih, bakal mengkaji potensi penyimpanan Bitcoin nasional serta merancang kerangka regulasi baru.
Dilansir dari Marketwatch di Jakarta, Senin, 27 Januari 2025, anggota tim termasuk petinggi Departemen Keuangan, Departemen Kehakiman, dan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC). Dalam 180 hari, mereka diminta menyusun laporan lengkap untuk presiden berisi usulan regulasi dan kebijakan legislatif.
Bitcoin sendiri pada Kamis kemarin turun sekitar 1 persen ke harga USD103.000 (sekitar Rp1,65 miliar). Namun, di balik pergerakan harga ini, perintah Trump juga melarang pemerintah membentuk mata uang digital bank sentral (CBDC), meskipun faktanya, belum ada langkah serius untuk menciptakan itu di AS.
Sewaktu kampanye, Trump sudah jelas menyatakan promosi kripto bakal jadi prioritas utamanya. Ia bahkan berjanji mengakhiri “pembersihan” kripto yang dilakukan SEC di bawah kepemimpinan Gary Gensler sebelumnya. Di forum World Economic Forum di Davos, Kamis pekan lalu, Trump kembali menegaskan ambisinya menjadikan AS sebagai pusat kripto dunia.
Langkah awal pemerintahannya menunjukkan pendekatan yang cukup ramah terhadap aset digital. Paul Atkins, pilihan Trump untuk memimpin SEC, adalah konsultan yang pro terhadap industri kripto. Sementara itu, Ketua Sementara SEC, Mark Uyeda, minggu ini membentuk gugus tugas khusus untuk mengembangkan kerangka regulasi baru di bawah pimpinan Komisaris SEC, Hester Peirce, yang dikenal sebagai pembela keras industri ini.
Tugas kelompok kerja ini termasuk mempelajari aturan terkait stablecoin, jenis kripto yang biasanya dipatok pada dolar AS dan didukung cadangan. Tahun lalu, DPR AS sudah meloloskan RUU tentang stablecoin dengan dukungan bipartisan, tetapi gagal melaju di Senat. Regulasi baru terkait kripto kemungkinan besar membutuhkan dukungan Demokrat untuk bisa jalan.
Namun, perintah ini belum sampai ke tahap membentuk cadangan strategis Bitcoin, meski hal itu didorong oleh pendukung industri seperti Senator Cynthia Lummis dan CEO Coinbase, Brian Armstrong. Sebagai gantinya, kelompok kerja akan mempelajari masalah ini, termasuk kemungkinan pemerintah tidak menjual kripto yang disita lewat tindakan hukum.
“Ekosistem aset digital harus optimistis dengan perubahan arah ini, tapi juga realistis soal tantangan panjang ke depan,” ujar Direktur Riset kebijakan di BTIG, Isaac Boltansky. Dengan pendekatan ini, AS tampaknya berusaha menciptakan jalan tengah yang mendukung inovasi sekaligus menjaga stabilitas ekonomi. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.