Logo
>

BRI Menutup Tahun 2024 dengan Capaian 37,1 Juta Pengguna BRImo

Ditulis oleh Deden Muhammad Rojani
BRI Menutup Tahun 2024 dengan Capaian 37,1 Juta Pengguna BRImo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menutup tahun 2024 dengan berbagai pencapaian yang semakin memperkokoh posisinya sebagai bank terdepan dalam mendukung ekonomi kerakyatan di Indonesia. Dengan fokus pada pemberdayaan UMKM, perluasan inklusi keuangan, dan praktik sustainable banking, BRI terus menunjukkan dukungannya dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

    Corporate Secretary BRI A Hendy Bernadi, mengungkapkan sepanjang tahun 2024 BRI berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian yang menjadi tonggak bagi ekonomi kerakyatan di Tanah Air.

    Di sektor digital, BRI juga mencatatkan pengguna Super App BRImo, sebagai bagian dari transformasi digital BRI, mencapai 37,1 juta pada akhir September 2024, dengan nilai transaksi mencapai Rp4.034,9 triliun, tumbuh 35,2 persen yoy.

    Selain itu, menurut Hendy BRI berhasil mencatat sharing economy dengan agen BRILink. Pada November 2024, BRI melalui jaringan 1,047 juta Agen BRILink berhasil mencatatkan lebih dari 1,047 miliar transaksi, naik 5,64 persen secara tahunan (yoy). Jumlah agen ini tumbuh 45,68 persen yoy, membantu meningkatkan akses keuangan di berbagai pelosok Indonesia.

    BRI juga berhasil memperluas akses ultra mikro dengan Holding BRI Group.

    “Holding Ultra Mikro BRI, yang terdiri dari BRI, PNM, dan Pegadaian, telah melayani 36,1 juta debitur dengan total kredit mencapai Rp627,6 triliun. Selain itu, lebih dari 180 juta masyarakat memiliki akses tabungan melalui 1.025 Unit Senyum yang tersebar di seluruh Indonesia,” kata Hendy dalam Siaran Pers BRI di Jakarta, Kamis, 9 Januari 2025.

    BRI juga mendukung UMKM dengan membentuk 33.804 klaster usaha yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku dan Desa BRILiaN.

    “Melalui program Desa BRILiaN, BRI mendukung pengembangan ekonomi desa dengan memberdayakan 3.957 desa hingga akhir September 2024,” ujarnya.

    Sementara itu, hingga akhir Triwulan III 2024, BRI berhasil mencatat laba bersih Rp45,39 triliun, didorong oleh penyaluran kredit senilai Rp1.353,36 triliun, yang tumbuh 8,21 persen yoy. Total aset BRI mencapai Rp1.961,92 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun tumbuh menjadi Rp1.362,42 triliun.

    BRI menyalurkan Rp1.105,70 triliun atau 81,70 persen dari total kreditnya ke sektor UMKM, menjadikannya penyalur kredit UMKM terbesar di Indonesia.

    Pencapaian lainnya BRI juga membagikan dividen sebesar Rp43,49 triliun pada tahun 2024, menjadi penyetor dividen terbesar ke negara, menyumbang 30 persen dari total dividen BUMN.

    “Sepanjang tahun 2024, BRI berhasil meraih lebih dari 250 penghargaan domestik dan internasional, termasuk dari Forbes Global 2000 yang menobatkannya sebagai perusahaan terbesar di Indonesia dan peringkat 308 dunia,” ujar Hendy.

    BRI mencatat portofolio pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp764,8 triliun pada Triwulan III 2024, setara 61,9 persen dari total kredit yang disalurkan.

    “Peningkatan ini membuat BRI menjadi pemimpin dalam sektor keuangan berkelanjutan di Indonesia,” tutupnya.

    Tantangan BRI: Kredit Macet Tinggi

    Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mencatatkan kredit macet yang cukup tinggi. Dalam laporan keuangannya, tercatat CoC bank only meningkat tajak ke level 3,85 persen hingga November 2024.

    CoC atau Credit Cost adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk mengantisipasi risiko kredit bermasalah (non-performing loans/NPL). CoC mencakup provisi atau pencadangan yang dialokasikan bank untuk menutupi potensi kerugian akibat debitur yang gagal membayar pinjaman.

    Semakin tinggi CoC, semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh bank untuk menangani risiko kredit, yang dapat mengurangi laba. Sebaliknya, CoC yang rendah mencerminkan kualitas aset yang baik dan efisiensi dalam pengelolaan risiko kredit. CoC menjadi indikator penting dalam menilai kesehatan finansial bank dan kemampuan manajemen mengelola portofolio kreditnya.

    CoC yang tinggi ini mencerminkan terjadinya pemburukan kualitas aset, di mana beban provisi melonjak hingga Rp3,9 triliun, naik 23 persen secara bulanan atau 21 persen secara tahunan. Dengan begitu, total beban provisi hingga bulan ke sebelas tahun 2024 mencapai Rp35,5 triliun atau naik 34 persen secara tahunan. Angka ini jauh melampaui batas atas panduan konsolidasi manajemen untuk FY24 di level 3 persen dan mengindikasikan tantangan signifikan pada pengelolaan risiko kredit.

    Pertumbuhan kredit BBRI juga mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan, dengan peningkatan sebesar +5 persen YoY pada November 2024. Angka ini menjadi laju terendah sepanjang 2024, jauh di bawah target konsolidasi FY24 manajemen yang mengincar +10–12 persen YoY.

    Dengan target akselerasi pertumbuhan kredit pada kuartal terakhir 2024, manajemen dihadapkan pada tantangan untuk memitigasi tekanan dari CoC yang membengkak dan menjaga kualitas aset agar tetap sesuai dengan harapan. Hal ini menjadi krusial, mengingat stabilitas finansial dan pertumbuhan kredit akan menjadi landasan utama untuk mencapai proyeksi laba yang lebih positif ke depannya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Deden Muhammad Rojani

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.