KABARBURSA.COM - Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) saat ini berada di posisi yang cukup menarik bagi investor. Secara teknikal, analis RHB Sekuritas Indonesia Ilham Fitriadi Budiarto, M.M., CTA®️ merekomendasikan saham ini untuk dibeli saat menyentuh area support di 2.760.
Strateginya sederhana, masuk di titik ini, lalu mengincar target harga di kisaran 2.900 dan 3.020. Jika target pertama tercapai, potensi keuntungan mencapai sekitar 5 persen. Sedangkan target kedua bisa memberi imbal hasil hingga lebih dari 9 persen.
Namun, disiplin tetap diperlukan. Batas kerugian disarankan di bawah 2.620 untuk mengantisipasi pembalikan tren yang tak diinginkan.
Dari sisi fundamental, valuasi BRIS memang berada di atas rata-rata pasar. Price to Earnings Ratio (PER) tahunan berada di level 17,13, sementara PER trailing twelve months (TTM) sedikit lebih tinggi di 17,93.
Sebagai perbandingan, median PER IHSG hanya 8,54. Forward PER di angka 14,16 memberi sinyal bahwa pasar masih melihat potensi pertumbuhan laba di masa depan. Price to Book Value (PBV) yang mencapai 2,74 menunjukkan saham ini diperdagangkan di atas nilai bukunya, cerminan optimisme investor.
Menariknya, rasio PEG yang rendah di kisaran 0,78 (bahkan 0,65 untuk proyeksi tiga tahun) menandakan valuasinya masih cukup rasional jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan laba. Meski begitu, indikator Price to Sales yang cukup tinggi dan rasio arus kas yang negatif memberi catatan bahwa manajemen masih perlu membenahi kinerja kas operasional.
Kinerja Keuangan Konsisten, Pergerakan Harga Naik 4,49 Persen
Kinerja keuangan BRIS terbilang konsisten naik dari tahun ke tahun. Laba bersih annualised di 2025 mencapai Rp7,515 triliun, naik dari Rp7,006 triliun pada 2024 dan Rp5,704 triliun pada 2023.
Marjin laba bersih di kuartal terakhir tercatat 27,92 persen, dengan pertumbuhan laba bersih tahunan 10,05 persen year-on-year. Return on Equity (ROE) sebesar 15,30 persen dan Return on Invested Capital (ROIC) di 15,99 persen menunjukkan efisiensi tinggi dalam mengelola modal.
Namun, arus kas bebas masih negatif, baik secara kuartalan (-Rp20,502 triliun) maupun TTM (-Rp12,779 triliun), yang bisa jadi akibat ekspansi atau tingginya kebutuhan belanja modal.
Di sisi lain, BRIS tetap rutin membagikan dividen dengan yield 0,82 persen dan payout ratio 13,98 persen, memberikan keseimbangan antara bagi hasil dan pertumbuhan.
Dari pergerakan harga, BRIS menunjukkan tren yang cukup sehat. Dalam satu tahun terakhir, harganya naik 4,49 persen, sedangkan dalam tiga tahun melonjak 82,83 persen dan lima tahun terakhir tumbuh hampir 389 persen.
Saat ini, harga berada di sekitar 2.770, tak jauh dari support kunci. Sinyal teknikal menguatkan prospek positif, di mana seluruh moving average dari jangka pendek hingga panjang memberi sinyal beli, RSI berada di level 55,80 yang menandakan momentum masih stabil, MACD positif, dan ADX di 28,51 yang menunjukkan tren cukup solid.
Meski ada beberapa indikator seperti Stochastic dan Ultimate Oscillator yang memberi sinyal jual, hal ini lebih mengarah pada potensi konsolidasi sementara sebelum melanjutkan tren naik.
Dengan kombinasi fundamental yang solid, tren pertumbuhan yang terjaga, dan dukungan teknikal yang kuat, BRIS berada di jalur yang tepat untuk melanjutkan performa positifnya.
Bagi investor jangka menengah hingga panjang, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mengakumulasi di area 2.760, sambil disiplin menjaga batas risiko di bawah 2.620.
Jika sentimen pasar tetap kondusif dan kinerja keuangan mampu mempertahankan tren positif, peluang menuju 2.900 hingga 3.020 terbuka lebar.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.