KABARBURSA.COM - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) telah menyelesaikan pembayaran bunga ke-9 untuk Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II Tahun 2022 Seri A-B.
Corporate Secretary Bank BTN, Ramon Armando, mengungkapkan bahwa perseroan telah melunasi bunga Obligasi Berkelanjutan 2022 Seri A sebesar Rp8,25 miliar dengan tingkat bunga 5,5 persen. Seperti dalam keterangannya pada Selasa 27 Agustus 2024.
Selain itu, pembayaran bunga untuk Obligasi Berkelanjutan 2022 Seri B, yang mencapai Rp6 miliar dengan bunga 6 persen, telah dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2024.
Ramon juga menyampaikan bahwa KSEI telah menyalurkan pembayaran tersebut melalui sistem C-BEST ke sub-rekening pemegang rekening KSEI, dengan recording date yang ditetapkan pada 20 Agustus 2024.
Prospek Stabil Dari Pefindo
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) mendapatkan peringkat idAAA dengan prospek stabil dari Pefindo.
Peringkat ini dipengaruhi oleh dukungan yang sangat kuat dari pemerintah dan kredit berdiri sendiri Bank BTN. Faktor-faktor ini mencerminkan posisi usaha serta profil permodalan yang sangat kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh profil kualitas aset yang di bawah rata-rata dan indikator profitabilitas yang moderat. Seperti keterangan di Jakarta, 15 Juli 2024.
Peringkat bisa diturunkan jika Pefindo melihat adanya pelemahan dukungan pemerintah terhadap Bank BTN. Hal ini bisa diindikasikan dari berkurangnya peran Bank BTN dalam mendukung program pemerintah.
Bank BTN, sebagai bank milik pemerintah, berfokus pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR). Bank ini juga menyediakan KPR bersubsidi untuk mendukung program perumahan pemerintah bagi debitur berpenghasilan rendah hingga menengah.
Per tanggal 31 Maret 2024, pemegang saham Bank BTN terdiri dari Pemerintah Indonesia (60 persen) dan masyarakat (40 persen).
Catatan Laba Bersih
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), mencatat pertumbuhan laba bersih di semester I 2024. Perseroan membukukan laba bersih yang tumbuh menjadi Rp1,502 triliun jika l dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,474 triliun.
Sementara total aset BTN hingga akhir Juni 2024 naik 13,7 persen yoy menjadi Rp455,60 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp400,54 triliun.
Adapun pertumbuhan laba BTN dotopang pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 14,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau sekitar Rp352,06 triliun sepanjang semester I 2024.
Pertumbuhan kredit perseroan sebagian besar ditopang oleh pembiayaan perumahan sepanjang semester I 2024. Kredit dan pembiayaan perumahan yang disalurkan BTN hingga akhir Juni 2024 mencapai Rp299,24 triliun.
Dari jumlah tersebut, kredit pemilikan rumah (KPR) Subsidi pada semester I 2024 masih menjadi kontribusi terbesar dengan nilai mencapai Rp171,01 triliun tumbuh 12,4 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp152,16 triliun.
Sedangkan KPR Non Subsidi, BTN juga mencatat tumbuh 12 persen yoy menjadi Rp101,76 triliun pada semester I 2024 jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp90,83 triliun.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu menuturkan, perseroan berhasil mencatatkan kinerja positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dia mengaku optimistis, perseroan akan membukukan kinerja positif hingga akhir tahun 2024 ini.
“BTN tetap dapat menorehkan kinerja yang positif sepanjang semester I/2024. Bahkan penyaluran kredit dan pembiayaan BTN berhasil tumbuh signifikan. Kami optimistis hingga akhir tahun 2024, BTN tetap mampu membukukan kinerja keuangan yang positif,” ujar Nixon dalam keterangannya, Kamis, 25 Juli 2024.
Di sisi lain, Nixon juga menegaskan, penyaluran kredit perseroan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Hal itu tercermin dalam tingkat rasio Non-Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 3,1 persen.
“Rasio NPL Gross kami masih terjaga dengan baik di level 3,1 persen. Hingga akhir tahun ini kami berharap bisa menurunkan rasio NPL di bawah 3 persen,” kata Nixon.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK), seiring ketatnya likuiditas pada industri perbankan, BTN berhasil meningkatkan DPK pada semester I 2024 menjadi Rp365,4 triliun atau naik 16,6 persen yoy jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp313,3 triliun.
Dari jumlah tersebut, tutur Nixon, perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp189,21 triliun naik sekitar 11,16 persen yoy jika dibandingkan akhir Juni 2023 sebesar Rp170,21 triliun.
Kinerja Unit Syariah
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis konvensional, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) BTN (BTN Syariah) juga tumbuh positif pada semester I/2024. Laba bersih UUS BTN tersebut tercatat melonjak mencapai 31,7 persen yoy menjadi Rp370 miliar pada semester I 2024 dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp281 miliar.
Capaian positif BTN Syariah tersebut didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada semester I 2024, pembiayaan syariah tercatat tumbuh sekitar 22 persen yoy menjadi Rp41 triliun dibandingkan akhir Juni 2023 sebesar Rp34 triliun.
Sementara total DPK yang berhasil dihimpun BTN Syariah sepanjang semester I/2024 mencapai Rp46 triliun atau tumbuh 32 persen yoy jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp35 triliun.(*)