KABARBURSA.COM - Bank SMBC Indonesia (BTPN) akan menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp1,39 triliun per 30 September 2024 sebagai bagian dari Obligasi Berkelanjutan V dengan total target Rp3 triliun.
Obligasi Tahap II ini terdiri dari dua seri, yaitu Seri A senilai Rp429,91 miliar dan Seri B sebesar Rp966,5 miliar. Keduanya menawarkan tingkat bunga yang kompetitif, masing-masing sebesar 6,70 persen dan 6,95 persen per tahun, dengan jangka waktu 3 tahun untuk Seri A dan 5 tahun untuk Seri B.
Pembayaran pokok obligasi akan dilakukan secara penuh pada saat jatuh tempo.
Obligasi ini ditawarkan dengan harga 100 persen dari nilai nominal, dan bunga obligasi akan dibayarkan setiap triwulan.
Pembayaran bunga pertama dijadwalkan pada 17 Maret 2025, sementara pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo ditetapkan pada 17 Desember 2027 untuk Seri A dan 17 Desember 2029 untuk Seri B.
Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank SMBC Indonesia, terutama melalui penyaluran kredit.
Penerbitan obligasi ini ditangani oleh lima penjamin pelaksana emisi, yaitu Aldiracita Sekuritas Indonesia, BCA Sekuritas, INA Sekuritas, Indo Premier Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas, dengan Bank Mega bertindak sebagai Wali Amanat.
Surat utang ini telah mendapatkan peringkat idAAA dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yang mencerminkan kemampuan sangat kuat dari penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
Tahapan penawaran obligasi meliputi masa penawaran umum pada 11-12 Desember 2024, penjatahan pada 13 Desember 2024, pengembalian uang pesanan pada 16 Desember 2024, distribusi secara elektronik pada 17 Desember 2024, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 18 Desember 2024.
Obligasi ini memberikan peluang menarik bagi investor yang mencari instrumen dengan profil risiko rendah dan imbal hasil stabil, didukung oleh fundamental kuat Bank SMBC Indonesia serta dukungan dari penjamin pelaksana emisi yang berpengalaman.
Peringkat idAAA juga menambah daya tarik investasi, menjadikan obligasi ini salah satu instrumen yang layak dipertimbangkan untuk diversifikasi portofolio.
Fundamental BTPN
Bank SMBC Indonesia (BTPN) merupakan salah satu emiten yang menarik untuk dianalisis menggunakan pendekatan fundamental ala Warren Buffett. Pendekatan ini menekankan pada stabilitas kinerja, profitabilitas yang konsisten, dan valuasi yang menarik dibandingkan nilai intrinsiknya.
Berdasarkan data keuangan yang tersedia, BTPN menunjukkan beberapa potensi sekaligus tantangan yang perlu diperhatikan oleh investor.
Dari sisi profitabilitas, margin laba bersih sebesar 12,10 persen dan margin laba operasional sebesar 20,40 persen, mencerminkan kemampuan bank dalam mengelola pendapatan dan biaya dengan cukup baik.
Namun, Return on Equity (ROE) sebesar 4,82 persen dan Return on Assets (ROA) sebesar 0,99 persen masih berada di bawah standar yang sering dijadikan acuan oleh Buffett, yaitu ROE di atas 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi pengelolaan modal dan aset masih bisa ditingkatkan untuk menghasilkan laba yang lebih optimal.
Kinerja pertumbuhan BTPN juga menunjukkan tren yang positif, terutama dari sisi pendapatan yang tumbuh sebesar 31,77 persen secara tahunan (YoY). Laba bersih yang meningkat 19,23 persen memperlihatkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan, meskipun pertumbuhan ini belum sepenuhnya sejalan dengan peningkatan pendapatan, sehingga menekan margin laba bersih.
Di sisi lain, valuasi saham yang dihitung menggunakan rasio Price-to-Book Value (P/B) sebesar 0,52 menjadi salah satu daya tarik utama. Saham BTPN diperdagangkan di bawah nilai bukunya, yang sering kali menjadi sinyal undervaluation bagi investor nilai.
Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang perlu diantisipasi. Altman Z-Score BTPN yang berada di angka 0,79 menandakan potensi risiko keuangan yang tinggi.
Walaupun struktur modal terlihat sehat dengan Debt-to-Equity Ratio sebesar 0,28 dan leverage yang wajar untuk sektor perbankan, risiko solvabilitas tetap menjadi perhatian. Hal ini semakin relevan mengingat tren penurunan harga saham dalam beberapa tahun terakhir, yang menunjukkan kurangnya sentimen positif dari pasar.
Dari segi dividen, BTPN menawarkan yield sebesar 1,93 persen dengan payout ratio sebesar 17,74 persen. Hal ini menunjukkan perusahaan masih menyisihkan sebagian besar labanya untuk reinvestasi, yang dapat mendukung pertumbuhan jangka panjang jika digunakan secara efektif. Namun, mengingat tingkat pengembalian ekuitas yang rendah, dampak reinvestasi ini perlu diawasi.
Rekomendasi BTPN
Melihat keseluruhan kondisi fundamental BTPN, saham ini memiliki beberapa aspek yang menarik, seperti valuasi yang murah dan potensi pertumbuhan pendapatan.
Namun, rendahnya efisiensi dalam menghasilkan laba dan tingginya risiko keuangan membuatnya kurang ideal untuk kategori "excellent business" yang biasa dicari oleh Warren Buffett.
Dengan harga saham yang saat ini mendekati batas bawah 52 minggu, investor dapat mempertimbangkan saham ini sebagai peluang jika efisiensi operasional dan manajemen risiko keuangan menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Untuk saat ini, saham BTPN lebih tepat ditempatkan dalam watchlist sambil terus memantau perkembangan kinerjanya.
Sementara, berdasarkan data-data fundamental itu, obligasi BTPN bisa menjadi pilihan yang menarik bagi investor yang mencari instrumen dengan tingkat bunga yang stabil dan rendah risiko dibandingkan dengan sahamnya.
Peringkat idAAA yang diterima obligasi ini memberikan rasa aman dalam hal kemampuan pembayaran utang, sementara penggunaan dana untuk ekspansi kredit memberikan prospek pertumbuhan yang positif.
Namun, potensi risiko terkait dengan kondisi keuangan bank dan kinerja pasar sahamnya harus dipertimbangkan dengan cermat.
Dengan demikian, jika investor memiliki toleransi terhadap risiko keuangan yang lebih tinggi dan mencari instrumen investasi dengan tingkat bunga yang relatif menarik, obligasi BTPN dapat menjadi pilihan.
Akan tetapi, bagi investor yang lebih konservatif atau yang mengutamakan kestabilan jangka panjang, mungkin lebih baik untuk menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai kinerja keuangan BTPN sebelum membuat keputusan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.