Logo
>

Bukalapak Sebut Pendapatan Tetap Aman usai Tutup Penjualan Fisik

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Bukalapak Sebut Pendapatan Tetap Aman usai Tutup Penjualan Fisik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) memastikan pendapatan perusahaan tetap stabil meskipun menghentikan penjualan produk fisik dan beralih ke bisnis virtual di marketplace.

    Head of Media & Communications Bukalapak, Dimas Bayu, mengatakan penghentian layanan tersebut tidak berdampak signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

    "Penjualan produk fisik di platform Bukalapak memiliki kontribusi sekitar 3 persen terhadap total pendapatan perusahaan," ujar dia dalam keterangannya kepada KabarBursa.com dikutip, Sabtu, 11 Januari 2025.

    Sebaliknya, kata Dimas, langkah ini mendukung upaya perusahaan untuk mencapai EBITDA positif dan memastikan keberlanjutan bisnis yang sehat dan menguntungkan. Dengan berfokus pada layanan produk virtual, Bukalapak dapat memperkuat posisinya dalam ekosistem digital serta memberikan layanan terbaik kepada pengguna.

    "Langkah ini adalah bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk terus relevan dan kompetitif di industri," ungkapnya.

    Di sisi lain, Bukalapak memiliki kondisi keuangan yang kuat dengan posisi kas dan setara kas yang solid. Menurut laporan keuangan kuartal III 2024, perusahaan mencatatkan kas, setara kas, dan investasi yang likuid sebesar Rp19 triliun.

    "Dana ini akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan perseroan dan entitas anak perusahaan, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi para pemangku kepentingan, terutama pemegang saham," Kata Dimas.

    Penghentian Produk Fisik Bukalapak

    Dimas menyampaikan jika Bukalapak akan menghentikan penjualan produk fisik di platform, secara bertahap yang akan dimulai pada Februari 2025.

    Dia menegaskan bahwa perubahan ini adalah langkah yang diperlukan untuk fokus pada lini bisnis yang telah kami kembangkan dan yang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar.

    Sejak 2021, lanjut Dimas Bukalapak  telah melakukan transformasi untuk mengembangkan bisnis produk virtual, gaming, retail, investment serta Mitra Bukalapak.

    "Perubahan dinamika pasar dan persaingan di industri terkait mendorong kami untuk melakukan penyesuaian strategi jangka panjang demi menjaga keberlanjutan dan relevansi perusahaan di masa depan," ungkapnya.

    Penjelasan BEI Soal Bukalapak

    Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara mengenai penutupan perdagangan fisik di marketplace oleh PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihaknya telah mendengar penjelasan dari Bukalapak terkait penutupan perdagangan fisik tersebut.

    “Kami udah menggelar dengar pendapat dengan mereka (Bukalapak). Mudah-mudahan hari ini ada keterbukaan informasi dari mereka untuk mengklarifikasi yang ditutup itu apanya,” kata dia kepada wartawan di Gedung BEI Jakarta, Kamis, 9 Januari 2025.

    Nyoman menjelaskan, Bukalapak tidak menutup seluruh perdagangan di marketplace, melainkan hanya perdagangan fisik saja. Namun marketplace untuk penjualan fisik ini mampu memberikan kontribusi lebih dari 50 persen terhadap pertumbuhan Bukalapak.

    Dengan begitu, bisa dipastikan jika Bukalapak masih akan berjualan di marketplace dengan bentuk non fisik atau produk virtual.

    Nyoman melanjutkan, langkah Bukalapak beralih ke perdagangan non fisik merupakan upaya untuk melakukan efisiensi. Dia bilang, Bukalapak sudah mengetahui pola bisnis mana yang bisa mendatangkan revenue lebih tinggi.

    “Dari e-commerce itu kelihatan bahwa yang nonfisik itu lebih tinggi,” ujarnya.

    Di sisi lain, Nyoman belum mengetahui apakah langkah yang diambil Bukalapak ini berdampak terhadap layoff para karyawan atau tidak. Dan terkait hal ini, pihak perusahaan juga akan memberi jawaban.

    Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Wahyu Tribowo Laksono menganggap Bukalapak telah keluar dari persaingan ketat dalam perdagangan fisik di marketplace. Dia pun mengakui keputusan yang diambil Bukalapak ini dirasa kurang tepat karena  persaingan di produk virtual tidak kalah ketatnya.

    Sebab, kata Wahyu, masyarakat saat ini sudah mengenal beberapa platform populer untuk melakukan pembayaran virtual. "Saya kurang yakin ini rencana signifikan dan strategis," ujar dia kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.

    Wahyu menilai berbisnis di produk virtual berpotensi mengeluarkan biaya yang banyak. Karena itu,  dia merasa Bukalapak seharusnya membuka peluang lain yang lebih strategis untuk mendukung kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

    "Untuk ini (produk virtual) perlu kecerdasan dan dana besar sehingga sangat sulit sepertinya," ungkap dia.

    Selain itu, Wahyu juga berpendapat untuk menekuni bisnis di dunia virtual dibutuhkan jaringan luas yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, ia mencontohkan BRI Link karena mempunyai jaringan luas di kota-kota kecil tanah air.

    "BRI link sepertinya lebih unggul untuk transaksi  (pembayaran atau jual beli) produk virtual," kata Wahyu.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.