Logo
>

BUMI Raih Penghargaan berkat Implementasi Governance, Risk, Compliance

Ditulis oleh Syahrianto
BUMI Raih Penghargaan berkat Implementasi Governance, Risk, Compliance

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil mendapatkan dua penghargaan dalam TOP GRC Awards 2024.

    Penilaian dalam ajang penghargaan ini dilakukan terhadap 900 perusahaan di Indonesia. Setelah melalui penilaian yang objektif dan independen, BUMI meraih TOP GRC Awards 2024 #5 Stars.

    Director and Corporate Secretary, Dileep Srivastava, mengatakan, penghargaan #5 Stars merupakan tingkatan tertinggi dalam penghargaan ini, yang diadakan oleh Majalah Top Business dengan kerja sama berbagai pihak dan merupakan penghargaan GRC terbesar di Indonesia.

    "Perusahaan yang mendapatkan penghargaan #5 Stars berarti memiliki sistem, infrastruktur, dan implementasi GRC (governance, risk, and compliance) yang terbaik sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja

    bisnis perusahaan secara berkelanjutan," ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat, 20 September 2024.

    Keberhasilan BUMI dalam meraih penghargaan #5 Stars tentu, sambung Dileep, tidak terlepas dari peran pemimpin perusahaan.

    Selain itu, acara yang bertema “Leadership for Sustainable Impact: GRC, ESG, and Sustainable Development Goals (SDGs)” ini diselenggarakan di Hotel Raffles Jakarta, Jakarta Selatan, juga menganugerahi Adika Nuraga Bakrie, Presiden Direktur BUMI, dengan penghargaan The Most Committed GRC Leader 2024.

    "Penghargaan tersebut dianugerahi kepada pemimpin perusahaan yang berkomitmen dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan GRC di perusahaannya," tutur Dileep.

    Selain itu, BUMI secara konsisten meningkatkan pelaksanaan pengelolaan risiko, kepatuhan, dan tata kelola yang baik dalam menjalankan bisnisnya.

    BUMI juga berkomitmen memperkuat sistem GRC, meningkatkan kualitas dan transparansi keterbukaan publik, serta melaksanakan praktik-praktik

    terbaik GRC dalam berbagai aspek operasional di kelompok usaha BUMI.

    BUMI Laporkan Cadangan Batu Bara

    Sebelumnya, BUMI telah mengumumkan bahwa cadangan batu bara yang tersimpan di lokasi tambangnya saat ini mencapai total 2,4 miliar ton.

    Cadangan ini diperoleh dari beberapa anak perusahaan BUMI, termasuk PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin), serta dari aset BUMI di Pendopo, Sumatera Selatan. Di samping itu, estimasi sumber daya potensial batu bara yang dimiliki perusahaan ini mencapai 6,81 miliar ton.

    Dileep menyampaikan dalam pernyataannya, bahwa KPC menyumbang cadangan batu bara sebesar 721 juta ton, sementara Arutmin memiliki cadangan sebesar 327 juta ton. Sementara itu, aset batu bara BUMI yang berada di Pendopo diketahui memiliki cadangan sekitar 1,3 miliar ton.

    BUMI menyatakan bahwa dengan total cadangan ini, perusahaan mampu memproduksi batu bara hingga 30 tahun ke depan dengan tingkat produksi tahunan mencapai 80 juta ton.

    Dileep juga menambahkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk memaksimalkan pendapatan dan laba bersih jangka panjang dari cadangan yang dimiliki.

    “Untuk mencapai tujuan ini, BUMI akan mengadopsi teknologi digital dalam operasionalnya dan berusaha seoptimal mungkin untuk menurunkan berbagai biaya produksi lainnya,” kata Dileep.

    Selain itu, BUMI juga berkomitmen untuk memenuhi kewajiban pasokan batu bara dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) sesuai ketentuan pemerintah. Langkah ini bertujuan untuk memastikan keamanan pasokan batu bara domestik secara berkelanjutan sekaligus mengoptimalkan penerimaan negara. BUMI sendiri menyumbang sekitar 25 persen dari total DMO nasional.

    Dileep juga menjelaskan bahwa pada semester pertama tahun 2024, produksi batu bara BUMI meningkat menjadi 37,7 juta ton, naik dari 35,4 juta ton pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan produksi ini didorong oleh kinerja kontraktor yang lebih baik dan kondisi cuaca yang lebih bersahabat dengan curah hujan yang lebih rendah di area pertambangan KPC.

    Namun demikian, meski terjadi peningkatan produksi sebesar 7 persen, pendapatan BUMI pada semester pertama 2024 mengalami penurunan. Pendapatan konsolidasi dari KPC dan Arutmin tercatat sebesar USD2,89 miliar, turun 13 persen dibandingkan dengan USD3,30 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Laba sebelum pajak tercatat sebesar USD141 juta, dengan total pendapatan USD135 juta, dan pendapatan yang dapat diatribusikan sebesar USD85 juta, meningkat 3,8 persen dibandingkan tahun lalu (yoy).

    Dileep juga mengakui bahwa selama semester pertama tahun ini, perusahaan menghadapi berbagai tantangan seperti fluktuasi harga, kendala pasokan dan permintaan, serta tantangan regulasi termasuk DMO, dampak subsidi harga, dan ketidakmerataan struktur royalti antar sektor serta subsidi mineral.

    "Untuk menghadapi tantangan ini, BUMI merencanakan ekspansi dengan fokus pada optimasi pendapatan dan laba bersih jangka panjang. Selain itu, BUMI juga akan terus mengadopsi proses digital dalam operasionalnya dan berusaha untuk mengurangi biaya produksi, meskipun harga jual batu bara mengalami penurunan," tandas Dileep. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.