KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) tengah fokus pada upaya efisiensi untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan laba bersih. Dalam webinar Indonesia Investment Education (IIE) yang digelar pada Sabtu, 24 Agustus 2024, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava, mengungkapkan ambisi perusahaan untuk masuk ke dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dileep Srivastava menyoroti bahwa BUMI telah memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam jajaran 45 emiten dengan kapitalisasi pasar tinggi dan saat ini telah terdaftar dalam indeks MSCI Small Cap dan FTSE Global Equity.
"Kami berharap bisa segera bergabung dengan indeks LQ45, mengingat kapitalisasi pasar dan volume perdagangan kami yang signifikan," ujarnya, seperti dikutip pada 25 Agustus 2024.
Untuk mencapai target tersebut, BUMI berencana mengadopsi teknologi digital dan mengurangi biaya produksi batu bara, meskipun harga jual batu bara mengalami penurunan. Dileep menambahkan bahwa langkah efisiensi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan laba bersih perusahaan dalam jangka panjang.
Sementara itu, VP Investor Relations dan Chief Economist BUMI, Achmad Reza Widjaja, melaporkan bahwa BUMI memiliki cadangan batu bara sekitar 2,4 miliar ton hingga pertengahan tahun ini, dengan potensi sumber daya mencapai 6,81 miliar ton. Cadangan ini berasal dari anak usaha BUMI, seperti PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, dan aset di Pendopo.
Reza juga menambahkan bahwa BUMI terus melakukan eksplorasi untuk mengembangkan potensi sumber daya yang ada, serta menilai nilai keekonomian dari batu bara yang ditemukan.
Dileep Srivastava juga berharap pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming dapat meninjau ulang tarif royalti batu bara progresif yang berlaku saat ini. Menurutnya, tarif royalti yang tinggi telah mengakibatkan penurunan tajam dalam pendapatan perusahaan. Saat ini, royalti mencapai 32 persen dari pendapatan tahunan BUMI.
"Kami berharap tarif royalti bisa disesuaikan agar lebih seimbang, sehingga pendapatan dari penjualan batu bara domestik dan internasional bisa meningkat dan mendukung pengembangan bisnis non-batu bara kami," kata Dileep.
Dalam laporan keuangan terbaru, BUMI mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang semester I tahun 2024 meskipun pendapatan turun signifikan. Laba bersih BUMI tercatat sebesar USD84,91 juta (sekitar Rp1,38 triliun), naik 3,76 persen secara year-on-year (YoY) dibandingkan semester I tahun 2023 sebesar USD81,82 juta (sekitar Rp1,33 triliun).
Namun, pendapatan perseroan turun 32,76 persen YoY menjadi USD95,84 juta (sekitar Rp9,70 triliun) pada enam bulan pertama 2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD886,27 juta (sekitar Rp14,44 triliun). Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok BUMI juga terpangkas 30,3 persen menjadi USD542,1 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar USD777,61 juta.
Laba Bersih
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat penurunan pendapatan selama semester I 2024. Meskipun demikian, BUMI masih berhasil membukukan kenaikan laba bersih.
Berdasarkan laporan keuangan, BUMI memperoleh pendapatan sebesar USD595,84 juta, turun 32,76 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari USD886,27 juta.
Penjualan batu bara menjadi kontributor utama pendapatan BUMI pada periode ini, mencapai USD534,57 juta. Rinciannya meliputi penjualan batu bara ekspor sebesar USD378,34 juta dan penjualan domestik sebesar USD156,22 juta. Selain itu, penjualan emas menyumbang USD60,04 juta, sedangkan penjualan perak sebesar USD1,22 juta.
Meskipun pendapatan menurun, beban pokok pendapatan pada semester I 2024 berhasil turun menjadi USD542,09 juta, dari USD777,61 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Laba bruto BUMI tercatat sebesar USD53,74 juta, turun 50,53 persen secara tahunan dari USD108,65 juta.
Namun, BUMI mampu membalikkan rugi selisih kurs sebesar USD4,79 juta pada akhir Juni 2023 menjadi laba selisih kurs sebesar USD11 juta pada akhir Juni 2024.
Beban pajak penghasilan yang sebelumnya sebesar USD16,45 juta pada akhir Juni 2023 juga berbalik menjadi manfaat pajak penghasilan sebesar USD31,31 juta pada akhir Juni 2024.
Per 30 Juni 2024, total aset BUMI meningkat menjadi USD4,21 miliar, naik dari USD4,20 miliar pada 31 Desember 2023.
Jumlah liabilitas BUMI menurun menjadi USD1,34 miliar pada akhir Juni 2024, dari USD1,42 miliar pada akhir Desember 2023. Sementara itu, ekuitasnya meningkat menjadi USD2,86 miliar pada semester I 2024, dibandingkan dengan USD2,77 miliar pada akhir 2023.
Kas dan setara kas BUMI tercatat sebesar USD55,77 juta pada akhir Juni 2024, menurun dari USD87,21 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun pendapatan menurun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk justru naik sekitar 3,76 persen pada semester I 2024, dari USD81,82 juta menjadi USD84,91 juta.(*)