Logo
>

Bursa AS Bangkit: Nasdaq Rekor Tertinggi, Optimisme Inflasi

Ditulis oleh Syahrianto
Bursa AS Bangkit: Nasdaq Rekor Tertinggi, Optimisme Inflasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat (AS) berubah arah pada Jumat, 24 Mei 2024, setelah mengalami penurunan tajam sehari sebelumnya. Perubahan ini dipicu oleh berita positif mengenai pandangan konsumen terhadap inflasi, yang mendorong Nasdaq mencatat rekor tertinggi selama lima minggu berturut-turut.

    Menurut laporan Departemen Perdagangan, pesanan baru untuk barang modal utama buatan AS meningkat lebih tinggi dari perkiraan pada bulan April. Sementara itu, University of Michigan melaporkan peningkatan dalam ekspektasi inflasi konsumen menjelang akhir Mei setelah sebelumnya menurun pada awal bulan tersebut.

    "Informasi ini sedikit lebih positif daripada yang diprediksi sebelumnya. Angka untuk barang tahan lama menunjukkan kinerja yang cukup stabil. Selain itu, sentimen konsumen, meskipun tidak begitu positif, namun juga tidak begitu buruk, ternyata lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di U.S. Bank Wealth Management di Seattle.

    "Ini adalah rebound di mana orang-orang seperti mungkin keadaan tidak seburuk yang kita kira, mungkin ada ruang bagi Fed untuk menurunkan suku bunga dan ekonomi akan baik-baik saja, dan kita tidak sepenuhnya hancur," ungkapnya, menambahkan.

    Indeks utama AS ditutup mixed:

    • Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik tipis 0,01 persen menjadi 39.069,59.
    • S&P 500 (.SPX) naik 0,70 persen menjadi 5.304,72.
    • Nasdaq Composite (.IXIC) melonjak 1,10 persen ke 16.920,79, mencetak rekor tertinggi baru.

    Meskipun demikian, Dow Jones (.DJI) mengakhiri reli lima minggunya setelah sehari sebelumnya mencatat penurunan persentase harian terbesar dalam lebih dari setahun. Untuk keseluruhan minggu, Dow turun 2,34 persen, S&P naik 0,03 persen, dan Nasdaq naik 1,41 persen.

    Pergerakan saham diwarnai volume perdagangan yang rendah menjelang libur panjang Memorial Day pada hari Senin.

    Sebelumnya di hari Kamis, data ekonomi yang menunjukkan tekanan harga yang meningkat mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini dari Federal Reserve.

    Ini menutupi kinerja kuartalan Nvidia yang luar biasa (NVDA.O) yang membantu membenarkan ekspektasi investor untuk pertumbuhan di saham terkait kecerdasan buatan.

    Sektor komunikasi (.SPLRCL) menjadi performa terbaik di antara 11 sektor utama S&P dengan kenaikan 1,29 persen, sementara sektor teknologi (.SPLRCT) dan utilitas (.SPLRCU) masing-masing naik sekitar 1 persen.

    Peluang penurunan suku bunga pada pertemuan Fed September diprediksi menjadi 49,4 persen, turun dari 54,8 persen seminggu yang lalu, menurut FedWatch Tool CME. Goldman Sachs menunda perkiraan penurunan pertama menjadi September dari Juli.

    Saham-saham berkapitalisasi kecil (.RUT), yang sensitif terhadap suku bunga, juga rebound. Russell 2000 (.RUT) naik 1,04 persen setelah anjlok 1,6 persen pada Kamis, 23 Mei.

    Workday (WDAY.O) anjlok 15,33 persen setelah penyedia perangkat lunak sumber daya manusia itu memangkas perkiraan pendapatan langganan tahunannya.

    Sebaliknya, Ross Stores (ROST.O) melonjak 7,89 persen setelah membukukan hasil kuartal pertama di atas estimasi dan menaikkan perkiraan laba tahunannya.

    Dengan musim laporan keuangan sebagian besar telah usai, 77,9 persen dari 480 perusahaan dalam S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan melampaui ekspektasi analis, menurut data LSEG. Angka tersebut sedikit di bawah tingkat keberhasilan 79 persen selama empat kuartal terakhir tetapi di atas rata-rata 67 persen sejak 1994.

    Pergerakan harga saham didominasi oleh kenaikan, dengan rasio kenaikan dibandingkan penurunan adalah 2,91 banding 1 di NYSE dan 1,85 banding 1 di Nasdaq.

    Suku Bunga Tinggi

    Raphael Bostic dari Federal Reserve Bank of Atlanta menegaskan bahwa kebijakan moneter perlu lebih agresif dalam menanggulangi laju inflasi yang melambat dibandingkan sebelumnya. Hal ini memperkuat perlunya mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama untuk menekan inflasi.

    Dalam diskusi virtual dengan mahasiswa dari Stanford Graduate School of Business pada Kamis 13 Mei 2024 Bostic menyatakan bahwa meskipun inflasi telah kembali stabil setelah sedikit meningkat pada awal tahun, kemajuannya masih terbilang lambat.

    “Inflasi pada kuartal pertama 2024, pada dasarnya bergerak mendatar. Meskipun belakangan ini terlihat ada tanda-tanda bahwa kita telah melewati titik tersebut dan inflasi kembali ke jalurnya menuju 2 persen, namun lajunya melambat,” ujarnya.

    Bostic menyoroti kurangnya respons dari masyarakat dan dunia usaha terhadap perubahan suku bunga, yang menurutnya dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian selama pandemi.

    “Ketika inflasi mulai meningkat dan menjadi jelas bahwa kita harus merubah suku bunga, siapa pun yang memiliki utang berusaha untuk mengunci utang dengan bunga rendah,” katanya.

    Dia juga menambahkan bahwa banyak utang dalam perekonomian yang didanai kembali dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah, membuat kebijakan moneter The Fed menjadi kurang efektif.

    “Karena begitu banyaknya utang yang telah disesuaikan dengan tingkat bunga yang lebih rendah, dampak dari kebijakan moneter utama kami menjadi kurang terasa. Sensitivitas terhadap tingkat kebijakan kami akan jauh lebih rendah,” tegasnya.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.