Logo
>

Bursa Asia Pasifik Menguat di Tengah Analisis Data Ekonomi

Ditulis oleh Syahrianto
Bursa Asia Pasifik Menguat di Tengah Analisis Data Ekonomi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham di wilayah Asia Pasifik mengalami kenaikan pada perdagangan saham Jumat, 31 Mei 2024, ketika para investor melakukan analisis terhadap data dari beberapa negara di kawasan Asia Pasifik.

    Pada pukul 09.00 WIB indeks Nikkei 225 naik 267,26 poin atau 0,71 persen ke 38,326, Hang Seng naik 179,43 poin atau 0,98 persen ke 18.409,62, Taiex naik 151,07 poin atau 0,75 persen ke21.527,87, Kospi naik 18,28 poin atau 0,69 persen ke 2.655,03, ASX 200 naik 39,49 poin atau 0,52 persen ke 7.666,60, Straits Times naik 5,90 poin atau 0,17 persen ke 3.329,18 dan FTSE Malaysia naik 4,33 poin atau 0,27 persen ke 1.608,59.

    Peningkatan terjadi di bursa saham Asia setelah data ekonomi kuartal I 2024 Amerika Serikat menunjukkan adanya perlambatan momentum, yang kemudian menguatkan argumen Federal Reserve (The Fed) untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga tahun ini.

    Sebuah laporan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS telah berlangsung dengan tingkat yang lebih moderat, terutama karena belanja dan inflasi mengalami penurunan. Perlambatan dalam aktivitas ekonomi tersebut kemungkinan akan memberikan dorongan bagi pelonggaran kebijakan moneter. Namun, hal ini mungkin juga berarti bahwa konsumsi juga melemah, sehingga memunculkan kekhawatiran di sektor korporasi AS.

    "Dengan asumsi inflasi PCE baik-baik saham, data menunjukkan bahwa The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga dan mungkin akan menurunkan suku bunga di akhir tahun ini," kata Kyle Rodda, analis senior di Capital.com Melbourne.

    "Penurunan dolar mengurangi tekanan di kawasan ini dan mendukung aset-aset berisiko di Asia," imbuhnya.

    Sementara itu, fokus investor akan segera beralih ke data aktivitas China manufaktur China. Para ekonom memperkirakan PMI manufaktur dan non manufaktur akan masuk wilayah ekspansif.

    Selanjutnya, investor juga akan mencermati data inflasi Eropa dan data inflasi PCE AS yang merupakan ukuran inflasi favorit bank sentral.

    Di samping itu, menurut laporan dari CNBC, data output industri Jepang menunjukkan penurunan yang tidak terduga sebesar 0,1 persen pada bulan April jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, angka ini lebih kecil dari prediksi kenaikan sebesar 0,9 persen yang diantisipasi oleh jajak pendapat Reuters.

    Sementara itu, inflasi inti di Tokyo pada bulan Mei 2024 naik sebesar 1,9 persen, sesuai dengan harapan yang telah diprediksi oleh jajak pendapat Reuters. Di sisi lain, indeks produksi industri Korea Selatan naik sebesar 2,2 persen secara bulanan pada bulan April setelah penyesuaian musiman, melampaui perkiraan jajak pendapat Reuters yang memprediksi kenaikan sebesar 1,1 persen.

    China juga bersiap melaporkan indeks manajer pembelian resmi pada Mei 2024. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,23 persen, dan indeks Topix menguat 0,7 persen.

    Indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 1,07 persen, dan memimpin penguatan di Asia. Indeks Kosdaq melesat 0,73 persen. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,78 persen. Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 18.041, dan lebih rendah dari penutupan perdagangan sebelumnya di posisi 18.230,19.

    Di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melemah di tengah investor menantikan rilis data utama inflasi AS. Indeks Dow Jones anjlok 330,06 poin atau 0,86 persen. Indeks S&P 500 susut 0,6 persen dan indeks Nasdaq anjlok 1,08 persen.

    Adapun pembacaan terbaru untuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi akan dirilis pada Jumat pekan ini merupakan ukuran inflasi pilihan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan menunjukkan harga pada April 2024 berjalan pada tingkat tahunan 2,7 persen, menurut perkiraan Dow Jones.

    Masalah Penetapan Harga

    Para trader mengalami masalah dengan harga langsung untuk Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average selama lebih dari satu jam pada Kamis pagi di New York.

    Saham-saham individual dan reksa dana yang diperdagangkan di bursa terus mencetak keuntungan secara normal. Hal ini, bersama dengan perdagangan kontrak berjangka, membantu para trader mengatasi gangguan tersebut.

    "Pada saat itu, saya tidak khawatir. Kontrak berjangka masih diperdagangkan, jadi Anda bisa menggunakannya untuk mendapatkan level SPX. Sebagian besar pedagang yang cukup tahu, tidak peduli," kata Mike Zigmont dari Harvest Volatility Management.

    S&P 500 turun 0,6 persen menjadi 5.235, dipimpin oleh penurunan saham-saham teknologi. Para pejabat AS memperlambat pemberian lisensi kepada para pembuat chip seperti Nvidia Corp dan Advanced Micro Devices Inc untuk pengiriman akselerator AI berskala besar ke Timur Tengah, menurut orang-orang yang mengetahui hal ini.

    Para trader akan beralih ke data pengangguran Jepang dan data inflasi Tokyo sebagai panduan apakah Bank of Japan akan menaikkan suku bunga lagi untuk melawan pelemahan yen. Data aktivitas China juga dapat memberikan tanda-tanda bahwa perekonomian terbesar kedua di dunia ini mulai stabil, dengan para ekonom memperkirakan PMI manufaktur dan non-manufaktur akan naik lebih jauh ke wilayah ekspansif.

    Kemudian, fokus akan beralih ke data inflasi Eropa dan kemudian PCE AS, indikator harga favorit bank sentral. Gubernur Fed Bank of New York John Williams mengatakan bahwa ia memperkirakan inflasi akan terus turun pada paruh kedua tahun ini, menambahkan bahwa kenaikan biaya pinjaman menahan perekonomian.

    Dengan pasar yang memperkirakan bahwa ukuran PCE inti akan naik sedikit di April dari bulan lalu, penurunan yang lebih kecil "dapat membebani dolar AS sedikit," kata Kristina Clifton, seorang ekonom senior dan ahli strategi di Commonwealth Bank of Australia di Sydney.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.