Logo
>

Bursa Eropa Stabil, Saham Inggris Alami Penguatan

Pelaku pasar juga akan mencermati data penjualan ritel dan manufaktur AS yang akan dirilis

Ditulis oleh Syahrianto
Bursa Eropa Stabil, Saham Inggris Alami Penguatan
Ilusrasi seorang trader saham tengah memegang mata uang Euro. (Foto: Pexels/Jakub Zerdzicki)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham Eropa bergerak mendatar saat investor menanti keputusan bank sentral, sementara Presiden Donald Trump terus meningkatkan ancaman tarifnya.

    Indeks Stoxx Europe 600 tidak banyak berubah. Sektor energi dan kesehatan menjadi yang berkinerja terbaik, sementara produk konsumsi tertinggal. Saham perusahaan pelayaran seperti AP Moller-Maersk A/S dan Hapag-Lloyd AG naik setelah AS berjanji akan menyerang militan Houthi di Yaman akibat serangan terhadap kapal di Laut Merah.

    Selama akhir pekan, Trump memperkuat ancaman tarifnya dengan menyatakan akan menerapkan tarif timbal balik yang luas serta tarif khusus untuk sektor tertentu mulai 2 April. Para pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga Federal Reserve yang akan diumumkan pada Rabu untuk mencari petunjuk mengenai langkah dukungan kebijakan setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut penurunan pasar baru-baru ini sebagai hal yang wajar.

    “Dengan adanya ketidakpastian seputar tarif dan pertemuan The Fed yang akan datang, investor tampaknya memilih untuk menunggu dan melihat,” kata Joachim Klement, Kepala Strategi, Ekonomi, dan ESG di Panmure Liberum.

    Pelaku pasar juga akan mencermati data penjualan ritel dan manufaktur AS yang akan dirilis pada Senin untuk memperoleh gambaran lebih lanjut tentang kondisi ekonomi terbesar di dunia tersebut.

    Beberapa bank sentral lainnya, termasuk Bank of England dan Riksbank Swedia, diperkirakan akan mempertahankan kebijakan mereka, sementara Bank Nasional Swiss dan Bank Sentral Afrika Selatan kemungkinan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

    Meskipun indeks berjangka AS masih melemah, saham Eropa bertahan lebih baik. Reformasi Jerman terhadap aturan pembatasan utang—langkah pertama menuju peningkatan belanja fiskal—terus memberikan dukungan bagi kinerja pasar Eropa.

    Optimisme ini bergantung pada pemungutan suara di parlemen Jerman pada Selasa untuk menyetujui paket belanja tersebut, di mana kegagalan dalam pemungutan suara akan menjadi risiko besar bagi pasar saham.

    Saham Inggris Mengawali Pekan dengan Penguatan

    Saham Inggris ditutup lebih tinggi pada Senin, didorong oleh saham energi dan pertambangan, sementara investor bersiap untuk keputusan bank sentral, termasuk dari Bank of England.

    Indeks acuan FTSE 100 naik 0,6 persen, setelah mengalami dua pekan berturut-turut dengan kerugian. Indeks mid-cap FTSE 250 juga menguat 0,2 persen.

    Harga minyak naik setelah AS berjanji untuk terus menyerang Houthi Yaman hingga kelompok yang bersekutu dengan Iran tersebut menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Data ekonomi dari China juga meningkatkan harapan terhadap permintaan yang lebih tinggi.

    Saham perusahaan energi raksasa Shell menjadi salah satu pendorong terbesar FTSE 100, naik 1,6 persen. Sementara itu, saham perusahaan pertambangan logam mulia menguat 2,6 persen, seiring harga emas yang bertahan di dekat rekor tertinggi setelah menembus level USD3.000 per ons pekan lalu.

    Perusahaan asuransi Inggris, Phoenix Group, melonjak 10 persen setelah melaporkan kenaikan laba operasional tahunan dan kas total yang lebih baik dari perkiraan, didorong oleh pertumbuhan bisnis pensiun dan tabungan.

    Saham Trainline, perusahaan penjualan tiket kereta api, naik 6,1 persen, setelah FIL Limited meningkatkan kepemilikan sahamnya menjadi 10,19 persen dari sebelumnya 5,4 persen.

    Sementara itu, pasar menantikan pertemuan Federal Reserve AS yang berakhir pada Rabu untuk mencari petunjuk mengenai pemotongan suku bunga lebih lanjut di ekonomi terbesar dunia.

    Di dalam negeri, Bank of England diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada Kamis, dengan perhatian tertuju pada apakah bank sentral akan tetap melakukan penyesuaian secara bertahap.

    Lebih lanjut, Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris untuk 2025 dan 2026 akibat ketidakpastian global, dengan prediksi pertumbuhan Inggris tahun 2025 dikurangi menjadi 1,4 persen dari sebelumnya 1,7 persen.

    Di sisi lain, saham QinetiQ, perusahaan pertahanan dan keamanan, anjlok 21,5 persen setelah memperingatkan adanya keterlambatan dalam kontrak jangka pendek di AS dan Inggris, di tengah implementasi kebijakan baru akibat perubahan pemerintahan baru-baru ini.

    Wall Street Menghijau
     
    Seluruh indeks Wall Street menghijau pada perdagangan Senin, 17 Maret 2025 setelah Nasdaq Composite dan S&P 500 mengalami penurunan selama empat minggu berturut-turut.
     
    Seperti dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 353,44 poin atau 0,85 persen menjadi 41.841,63, S&P 500 bertambah 36,18 poin atau 0,64 persen menjadi 5.675,12, dan Nasdaq Composite menguat 54,58 poin atau 0,31 persen menjadi 17.808,66.
     
    Jumlah saham yang naik melebihi jumlah saham yang turun dengan rasio 4,44 banding 1 di NYSE dan 2,47 banding 1 di Nasdaq.
     
    Volume perdagangan di bursa Amerika Serikat (AS) mencapai 13,86 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 16,53 miliar saham dalam 20 sesi perdagangan terakhir.
     
    Pasar saham telah merosot dalam beberapa pekan terakhir, dengan S&P 500 turun lebih dari 10 persen dari rekor tertingginya pada Februari, penurunan yang masuk dalam kategori koreksi. Pasar mengalami rebound pada hari Jumat karena investor mulai memburu saham-saham yang diperkirakan lebih tahan terhadap kebijakan Trump.
     
    Indeks Dow, yang berisi saham-saham unggulan, kini hanya sekitar 3 persen dari zona koreksi setelah kenaikan dalam dua sesi terakhir, sementara Nasdaq sudah memasuki wilayah koreksi sejak 6 Maret.
     
    S&P 500 mencatat sembilan level tertinggi baru dalam 52 minggu dan satu level terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 45 level tertinggi baru dan 111 level terendah baru.
     
    Dari 11 sektor utama S&P 500, sektor real estat dan energi memimpin kenaikan, sedangkan sektor barang konsumsi diskresioner menjadi satu-satunya yang mengalami penurunan.
     
    Saham Tesla anjlok 4,79 persen setelah perusahaan pialang Mizuho memangkas target harga saham produsen kendaraan listrik tersebut dari USD515 menjadi USD430. Sepanjang tahun ini, saham Tesla telah turun 41 persen.
     
    Saham perusahaan komputasi kuantum seperti D-Wave Quantum dan Quantum Corp masing-masing melonjak 10,15 persen dan 40,09 persen setelah produsen chip kecerdasan buatan Nvidia membuka konferensi tahunan mereka.
     
    Saham Intel melesat 6,82 persen setelah laporan Reuters menyebutkan bahwa CEO baru Lip-Bu Tan mempertimbangkan perubahan besar dalam metode manufaktur chip dan strategi AI perusahaan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.