Logo
>

Bursa Wall Street Bergerak Positif, Nasdaq Pecahkan Rekor

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bursa Wall Street Bergerak Positif, Nasdaq Pecahkan Rekor

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa Wall Street secara umum bergerak dalam zona hijau pada perdagangan Kamis malam, 13 Juni 2024 hingga Jumat dini hari, 14 Juni 2024. Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi setelah mencatat kenaikan selama empat hari berturut-turut.

    Indeks Dow Jones melemah sebesar 0,17 persen atau 65,11 poin ke level 38.647,1. Ini menandai penurunan tiga hari beruntun untuk Dow Jones.

    Sementara itu, indeks Nasdaq menguat 0,34 persen atau 59,12 poin menjadi 17.667,56, dan indeks S&P 500 naik 0,23 persen atau 12,71 poin ke posisi 5.433,74.

    Pelaku pasar mempertimbangkan data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan dibandingkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Laporan terbaru mengenai indeks harga produsen (PPI) menunjukkan adanya pelonggaran tekanan inflasi, yang meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga berulang kali sepanjang tahun ini.

    Selain itu, pasar tenaga kerja AS menerima data terbaru dari klaim pengangguran yang meningkat lebih dari yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja mulai sedikit mendingin.

    PPI tahunan turun ke 2,2 persen pada Mei 2024, dari 2,3 persen pada April 2024. PPI bulanan juga mengalami penurunan ke 0 persen pada Mei 2024, dari 0,5 persen pada bulan sebelumnya.

    Jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran naik sebesar 13.000 menjadi 242.000 pada pekan yang berakhir 8 Juni 2024, yang merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2023.

    Pergerakan Saham

    Di antara saham-saham utama, Broadcom melonjak 12,8 persen setelah meningkatkan perkiraan pendapatan untuk chip AI dan mengumumkan pemecahan saham. Nvidia juga naik 3,5 persen.

    Tesla mengalami kenaikan 2,7 persen setelah para pemegang saham menyetujui paket gaji Elon Musk senilai USD56 miliar dan adanya berita tentang rencana relokasi perusahaan ke Texas. Sebaliknya, saham Virgin Galactic turun 14,2 persen menyusul pengumuman mengenai reverse stock split.

    Secara keseluruhan, perdagangan di bursa Wall Street didorong oleh data ekonomi yang memberikan harapan bagi investor terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar, serta pergerakan positif dari beberapa saham teknologi utama. Namun, beberapa sektor masih menghadapi tantangan yang menyebabkan pergerakan bervariasi di antara indeks utama.

    Data Klaim Pengangguran AS

    Departemen Tenaga Kerja AS merilis data klaim pengangguran mingguan pada Kamis malam, 13 Juni 2024, yang menunjukkan adanya 242.000 klaim, naik dari pekan sebelumnya yang mencatat 229.000 klaim. Angka ini tidak sesuai dengan proyeksi penurunan ke 225.000 klaim yang diharapkan.

    Rata-rata klaim pengangguran dalam empat minggu mencapai 227.000, sementara klaim pengangguran lanjutan mencapai 1,82 juta, melebihi proyeksi yang menaksir naik hanya hingga 1,80 juta klaim.

    Data ini mencerminkan sedikitnya penurunan di pasar tenaga kerja AS setelah kenaikan pekerjaan luar pertanian yang tidak terduga pada akhir pekan sebelumnya.

    Selain itu, data ekonomi lain yang dirilis pada Kamis malam adalah indeks harga produsen (PPI) yang menunjukkan penurunan yang lebih baik dari ekspektasi. PPI turun dari 2,4 persen (yoy) pada April menjadi 2,3 persen pada Mei, melebihi proyeksi stagnan.

    Penurunan PPI dan kenaikan klaim pengangguran merupakan kabar baik bagi ekonomi global, termasuk Indonesia. Hal ini memberikan harapan bahwa inflasi AS akan lebih terkendali di masa mendatang, sehingga The Fed dapat mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.

    Indeks Keyakinan Konsumen AS

    Pada hari ini, data penting yang dinanti adalah ekspektasi konsumen dan inflasi bulan Juni yang akan diumumkan oleh University of Michigan.

    Proyeksi ekspektasi konsumen untuk bulan Juni diprediksi akan tetap dalam zona ekspansif di level 70, naik dari sebelumnya 68,8. Sedangkan inflasi diharapkan stagnan di 3,3 persen untuk bulan Juli, sama dengan bulan Mei.

    Suku Bunga Bank Sentral Jepang

    Dari Asia, Bank Sentral Jepang (BoJ) akan merilis keputusan terkait suku bunga acuan. Pasar mengharapkan suku bunga tetap dalam kebijakan ultra longgar di 0,1 persen. Meski demikian, BoJ mengindikasikan kesiapan untuk menyesuaikan kebijakan moneter mengingat risiko kenaikan inflasi yang dapat membenarkan kenaikan suku bunga.

    Keputusan suku bunga BoJ memiliki dampak signifikan bagi Indonesia karena potensi aliran masuk dan keluar modal yang bisa terjadi.

    Jepang juga merupakan investor besar di Indonesia, sehingga kebijakan suku bunga di sana akan memengaruhi investasi di Indonesia, terutama pada Surat Berharga Negara (SBN) dan investasi langsung. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi