KABARBURSA.COM - Hari ini, 7 Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat di level 7,087. Salah satu saham yang mendorong penguatannya adalah saham Saratoga Investama Tbk atau SRTG, yang berhasil melesat 4,08 persen pada perdagangan saham kali ini.
Dilihat dari data yang ditampilkan Stockbit, saham SRTG terakhir tercatat di angka Rp1.915, memberikan keuntAungan 75 poin setelah membuka perdagangan di level 1.850 dan diperdagangkan dengan volume sebanyak 142 ribu lot.
Hari ini, saham SRTG mencapai harga tertinggi di 1.925, dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp26,9 miliar. Meskipun ada penurunan di pasar selama beberapa pekan terakhir, saham ini masih mencatatkan kinerja yang cukup baik jika dilihat dalam jangka waktu lebih panjang.
Dari segi performa harga dalam periode mingguan, saham SRTG menunjukkan penurunan sekitar 8.37 persen, menandakan adanya tekanan jual yang cukup besar. Bahkan, dalam periode bulanan, penurunan harga lebih terasa dengan catatan -26.06 persen.
Namun, untuk investor jangka menengah hingga panjang, pencapaian kinerja saham ini tetap menarik untuk dicermati. Dalam enam bulan terakhir, SRTG tercatat mengalami kenaikan harga sekitar 32.07 persen, sedangkan dalam setahun terakhir, saham ini mampu menguat sebesar 15.02 persen, meskipun terdapat penurunan harga cukup signifikan dalam tiga bulan terakhir yang mencatatkan kinerja negatif sebesar -22.78 persen.
Dalam jangka waktu yang lebih panjang, saham SRTG telah memberikan imbal hasil yang luar biasa. Dalam lima tahun terakhir, harga saham ini mencatatkan kenaikan sebesar 162.33 persen, sementara selama sepuluh tahun terakhir, saham ini masih menunjukkan kenaikan yang solid sebesar 92.46 persen.
Dengan harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir yang mencapai 2.880 dan harga terendah di 1.225, SRTG memiliki volatilitas yang cukup tinggi, yang mungkin menandakan adanya peluang serta risiko yang perlu diperhatikan oleh investor.
Terlepas dari beberapa penurunan harga dalam periode yang lebih singkat, potensi rebound bagi saham ini tetap ada, mengingat pergerakan positif yang terlihat dalam periode lebih lama.
Rekomendasi Buy on Weakness dari Ajaib
Melihat penguatan saham SRTG pada hari ini, Ajaib merekomendasikan Buy on Weakness. Titik beli saham ini ada di rentang harga 1820 hingga 1840, yang menawarkan peluang menarik dalam jangka pendek, di tengah-tengah tekanan jual yang mungkin membuka peluang rebound. Target harga jangka pendek untuk saham ini adalah 1.910, dengan level stop loss di 1.780 untuk membatasi potensi kerugian. Peluang ini memanfaatkan potensi pemulihan pasar yang bisa memberikan keuntungan bagi para trader yang lebih fokus pada fluktuasi harga.
Secara fundamental, SRTG telah menunjukkan perbaikan yang signifikan pada laporan keuangan 9M24, dengan mencatatkan pendapatan Rp5,02 triliun yang bersumber dari keuntungan neto investasi saham.
Ini adalah sebuah lompatan besar dibandingkan dengan 9M23 yang tercatat kerugian sebesar Rp12,87 triliun. Hasil ini mencerminkan perbaikan yang jelas pada kinerja keuangan perusahaan, yang seiring waktu dapat memicu minat investor untuk membeli saham SRTG.
Selain itu, laba bersih perusahaan juga melesat menjadi Rp5,21 triliun pada periode yang sama, berbalik arah dibandingkan dengan kerugian yang tercatat sebesar Rp10,60 triliun pada 9M23. Kondisi ini menciptakan sentimen positif yang mendukung potensi pertumbuhan sahamnya dalam waktu dekat.
Dengan faktor-faktor tersebut, saham SRTG menawarkan peluang trading yang menarik bagi investor dengan strategi jangka pendek yang sejalan dengan analisis teknikal dan fundamental perusahaan.
Jual Saham PALM, Beli MDKA
Beberapa waktu lalu, SRTG melakukan sejumlah aksi korporasi dengan menjual saham PALM dan memperluas kepemilikan di MDKA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) adalah pemegang saham utama PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM). Perusahaan melakukan pengurangan kepemilikan saham pada 12 dan 16 Desember 2024.
Divisi Hukum dan Sekretaris Perusahaan SRTG Juan Akbar Indraseno menjelaskan bahwa perusahaan tersebut telah menjual sebanyak 707.511.964 lembar saham PALM dengan harga Rp350 per lembar saham. Seperti dalam keterangannya yang diterima pada Kamis 20 Desemeber 2024.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi divestasi yang dilakukan oleh SRTG melalui anak perusahaannya, PT Saratoga Sentra Business, yang kini akan memiliki kepemilikan tidak langsung.
Setelah transaksi tersebut, kepemilikan saham SRTG di PALM menurun menjadi 707,5 juta lembar saham, atau setara dengan 4,485 persen. Sebelumnya, perusahaan ini memiliki 1,41 miliar lembar saham, yang setara dengan 8,971 persen.
Sebelumnya, SRTG telah meningkatkan porsi kepemilikan dengan membeli saham di PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Sebanyak 53,36 juta saham MDKA dibeli pada Jumat, 13 Desember 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi, transaksi tersebut dilakukan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp2.273 per saham. Dengan demikian, Saratoga mengalokasikan dana sebesar Rp121,28 miliar untuk menyelesaikan pembelian ini.
Setelah transaksi tersebut, jumlah saham MDKA yang dimiliki Saratoga meningkat menjadi 4,69 miliar saham, yang setara dengan 19,18 persen dari total saham beredar.
Sebelumnya, Saratoga memiliki 4,64 miliar saham atau sekitar 18,96 persen kepemilikan. Artinya, transaksi ini menambah kepemilikan Saratoga sebesar 0,22 persen.
Menurut Sandi Rahaju, Corporate Secretary PT Saratoga Investama Sedaya Tbk., langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi investasi perusahaan.
“Transaksi ini dilakukan untuk kepentingan investasi,” ujarnya singkat, dikutip Sabtu, 14 Desember 2024.
Dengan tambahan kepemilikan ini, Saratoga terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemegang saham utama di Merdeka Copper Gold.
Keputusan ini juga mencerminkan keyakinan perusahaan terhadap prospek jangka panjang MDKA.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.