KABARBURSA.COM - Kunjungan bersama Pertamina ke Venezuela beberapa waktu lalu berkaitan dengan kepemilikan saham Pertamina di perusahaan migas Prancis, Maurel et Prom (M&P). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa Pertamina mengambil alih saham M&P, yang memiliki lapangan migas di Venezuela, Aljazair, dan beberapa negara lainnya.
Arifin menyebut bahwa lapangan migas yang dikelola oleh M&P di Venezuela memiliki cadangan yang besar, mencapai potensi 12 miliar barel di Lake Maracaibo. “Itu ada potensi 12 miliar barel di Lake Maracaibo, Venezuela. Jadi sekarang jangan sampai aset itu tidak terutilisasi atau tidak dimanfaatkan,” ujarnya. Meskipun terdapat laporan hasil pemeriksaan investigatif yang menunjukkan adanya penyimpangan dalam investasi ini, Arifin melihat potensi yang baik dalam aset tersebut dan berharap agar aset ini dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pertamina telah membeli 24,53 persen saham Maurel & Prom dari Pacifico pada 2016, dengan harga EUR 4,20 per saham, ditambah premium EUR 0,5 per saham. Meskipun ada laporan kerugian negara sekitar US$ 60 juta terkait akuisisi ini, Arifin mengatakan bahwa prospek aset di Venezuela terlihat bagus, dan Kementerian ESDM akan mengikuti proses yang ada terkait temuan tersebut.
"Eksekusinya sudah jadi, administrasi kalau ada fraud atau segala macam ya diselesaikan. Tapi kami melihat prospeknya bagus. Potensinya bagus yang di Venezuela. Kemudian ada di lapangan lain lagi yang memang bisa diangkat liftingnya," ujar Arifin.
Selain masalah saham M&P, kunjungan ke Venezuela juga bertujuan untuk menjalin kerja sama di bidang energi antara Indonesia dan Venezuela. Menteri ESDM dan Menteri Energi Venezuela menandatangani nota kesepahaman (MoU) di sektor minyak dan gas, yang mencakup kerja sama bisnis hulu migas, penerapan teknologi untuk mengurangi dampak lingkungan, serta bidang-bidang usaha lainnya yang melibatkan BUMN dan/atau swasta dari kedua negara.