KABARBURSA.COM - Saham PT Martina Berto Tbk (MBTO) mengalami lonjakan drastis sebesar 34,67 persen, mencapai auto reject atas (ARA) pada harga Rp101 pada akhir sesi I perdagangan 30 Juli 2024. Sebanyak 28,98 juta saham ditransaksikan dengan frekuensi 3.241 kali, dan nilai transaksi mencapai Rp2,73 miliar. Dalam satu bulan terakhir, saham MBTO melesat 65,57 persen.
Perseroan telah merilis laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2024, yang disampaikan pada 30 Juli 2024. Meskipun tipis, Martina Berto mencatatkan laba neto yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp761,97 juta sepanjang semester I-2024. Ini merupakan perbaikan dari rugi neto sebesar Rp3,89 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Martina Berto membukukan penjualan neto sebesar Rp229,04 miliar pada paruh pertama 2024, meningkat dari Rp212,19 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp139,05 miliar dari Rp131,87 miliar pada semester I-2023. Adapun laba bruto Martina Berto meningkat menjadi Rp89,98 miliar pada Januari-Juni 2024, dibandingkan dengan Rp80,32 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Laporan Keuangan Kuartal I-2024
Pada Kuartal I-2024, PT Martina Berto Tbk (MBTO) mengalami kerugian bersih sebesar Rp2,28 miliar, membengkak 420,3 persen dibandingkan dengan kerugian bersih di Kuartal I-2023 yang senilai Rp438,91 juta.
Laporan keuangan yang dikutip 13 Mei 2024, menunjukkan bahwa total penjualan Martina Berto selama tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp106,79 miliar, turun 5,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 yang mencapai Rp112,43 miliar. Namun, manajemen MBTO berhasil menekan beban pokok penjualan di Kuartal I-2024 sebesar 9,61 persen (year-on-year) menjadi Rp66,66 miliar, sehingga laba bruto di Kuartal I-2024 meningkat 3,75 persen (y-o-y) menjadi Rp40,13 miliar.
Meski demikian, pada Kuartal I-2024, MBTO mencatatkan rugi usaha sebesar Rp1,95 miliar, berbanding terbalik dengan Kuartal I-2023 yang membukukan laba usaha sebesar Rp3,38 miliar. Kerugian ini terutama disebabkan oleh lonjakan beban penjualan dan pemasaran di Kuartal I-2024 yang meningkat 26,69 persen (yoy) menjadi Rp22,64 miliar.
Selama tiga bulan pertama tahun ini, MBTO mengalami rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp2,59 miliar, meningkat 496,4 persen dibandingkan dengan rugi sebelum pajak penghasilan pada periode yang sama di 2023 yang senilai Rp434,22 juta.
Dengan adanya beban pajak penghasilan (neto) di Kuartal I-2024 sebesar Rp306,2 juta, maka rugi tahun berjalan yang dicatatkan MBTO menjadi Rp2,28 miliar, melonjak 420,5 persen (yoy). Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di Kuartal I-2024 sebesar Rp2,28 miliar juga membengkak 420,3 persen (yoy).
Akibat peningkatan kerugian bersih tersebut, per 31 Maret 2024, nilai akumulasi kerugian (defisit) MBTO menjadi Rp335,8 miliar, meningkat 0,69 persen dibandingkan dengan defisit per 31 Desember 2023 yang sebesar Rp333,51 miliar.
Jumlah ekuitas MBTO per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp366,86 miliar, menurun 0,62 persen (year-to-date). Sementara itu, total liabilitas hingga akhir Kuartal I-2024 tercatat sebesar Rp314,66 miliar, membengkak 3,47 persen (ytd), yang didominasi oleh kewajiban jangka pendek sebesar Rp271,04 miliar.
Besarnya Peluang Industri Kosmetik
Industri kosmetik di Indonesia semakin menjanjikan dan diproyeksikan akan terus berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan e-commerce. Data dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan peningkatan jumlah pelaku usaha kosmetik dari 819 pada 2021 menjadi 913 pada 2022, setara dengan pertumbuhan 20,6 persen. Pada 2023, industri kosmetik tumbuh 21,9 persen, dari 913 perusahaan pada 2022 menjadi 1.010 perusahaan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa industri kosmetik tumbuh 43,11 persen dalam periode 2020–2023, menyumbang 6,8 persen dari PDB sektor industri pengolahan, setelah industri makanan yang menyumbang 17,2 persen.
Krista Exhibitions akan menyelenggarakan IndoBeauty Expo 2024 selama tiga hari, dari 31 Juli hingga 2 Agustus 2024, di Hall C1 dan C2 Jakarta International Expo (JIEXPO), Kemayoran, Jakarta. Pameran ini akan menghadirkan 170 perusahaan dari 12 negara, termasuk New Zealand, UAE, China, South Korea, Philippines, Thailand, Malaysia, Singapore, Japan, India, Indonesia, dan Taiwan.
Selain itu, lebih dari 30 perusahaan perintis lokal akan memamerkan produk-produk kecantikan mereka yang sesuai dengan permintaan pasar domestik dan diharapkan dapat menembus pasar internasional.
CEO Krista Exhibitions, Daud D Salim, menyatakan bahwa industri kecantikan terus berkembang positif setiap tahunnya. IndoBeauty Expo 2024, yang diselenggarakan untuk ke-14 kalinya, mengalami peningkatan jumlah peserta sekitar 30 persen dari tahun lalu.
Krista Exhibitions optimis bahwa pameran ini dapat mendorong pengembangan industri kosmetik dalam negeri agar mampu bersaing di pasar global, serta memberikan informasi kepada pengusaha di bidang kecantikan untuk mendapatkan inovasi teknologi dan produk terbaru bagi berbagai segmen masyarakat.
Daud D Salim menambahkan bahwa IndoBeauty Expo 2024 hadir sebagai platform terlengkap untuk menjawab permintaan pasar dalam negeri yang besar. Banyak perusahaan kosmetik Indonesia hadir untuk memenuhi perkembangan permintaan masyarakat dengan memproduksi berbagai produk kosmetik dan kecantikan berkualitas. Pameran ini menargetkan 12.000 pengunjung dalam tiga hari pelaksanaannya.(*)