KABARBURSA.COM – Agenda Capital Market Forum yang diselenggarakan Kabar Bursa di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, 21 November 2024 memberikan keberanian kepada para peserta, terutama generasi muda untuk mulai berinvestasi.
Seorang peserta dari Universitas Pakuan, Najwa Safira Nisa, mengaku penasaran dengan dunia investasi namun takut mengambil langkah dan mengalokasikan dana untuk investasi.
“Saya dari dulu tidak pernah memulai berinvestasi secara langsung karena takut rugi. Saya juga masih mahasiswa. Waktu itu yang saya pikirkan, uang saya tidak banyak, kalau rugi di investasi langsung habis seketika,” kata Najwa kepada kabarbursa.com, Rabu, 21 November 2024.
Ketakutan berinvestasi juga dialami oleh Atikha, mahasiswi Universitas Ibnu Khaldun, Bogor. Sebelum mengikuti forum ini ia masih berpikir jika investasi itu haram dan belum tahu apa yang harus dilakukan untuk mulai berinvestasi. Selain itu, ketakutan yang ia hadapi adalah menjadi korban penipuan investasi bodong.
“Seminar ini memberi saya banyak gambaran terkait dengan investasi. Banyak hal yang bisa didapatkan, terutama ilmunya. Tapi kalau ditanya sudah berani investasi, terus terang masih belum,” ujar Atikha.
Forum bertajuk Bebas Finansial Berkat Saham di Usia Muda, Mungkin Gak Sih? Generasi muda mendapat motivasi dan diajak untuk memahami investasi, terutama jenis-jenisnya serta keuntungan dan kerugiannya. Para mahasiswa juga dibagikan tips dan trik agar dapat berhasil berinvestasi dengan aman.
Ajakan Memulai Investasi
Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) Liza Camelia Suryanata mengimbau agar generasi muda sudah memulai investasi. Menurutnya, salah satu alasan investasi diperlukan adalah karena inflasi atau kenaikan harga barang yang terjadi terus menerus.
Liza mencontohkan, uang Rp50 ribu pada zaman dulu dapat dibelikan beragam kebutuhan pokok, tapi nominal yang sama hanya dapat dipakai untuk membeli kopi di kafe. Menurutnya, hubungan antara inflasi dan investasi adalah meningkatkan kemampuan uang yang lama-lama tergerus.
“Kalau kita mendasarkan kepada kemampuan uang yang lama-lama itu tergerus. Kita enggak akan bisa keep up dengan inflasi tanpa investasi,” kata Riza dalam Capital Market Forum bertajuk “Bebas Finansial Berkat Saham di Usia Muda, Mungkin Gak Sih?” di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis, 21 November 2024.
Menurutnya, banyak hal yang harus dibenahi dari cara berpikir generasi muda terkait investasi, terutama bagi yang terburu-buru ingin cepat kaya. Sebelum berinvestasi, harus dipahami apa itu investasi atau dengan kata lain mengelola aset atau harta dengan harapan bahwa aset tersebut bisa bertambah nilai kemudian hari.
Dengan definisi tersebut, membeli mobil atau rumah tidak termasuk ke dalam investasi karena nilainya akan cepat tergerus dan tidak mendapatkan keuntungan dari pembelian tersebut. “Kalau dalam beberapa waktu, aset itu kemudian harganya turun, that’s not really investment. Mobil itu perlu maintenance, berarti oli, bensin, parkir. Kalau kamu tidak punya rumah yang ada garasinya, kamu di apartemen atau di kantor, pasti ada nilai stiker untuk parkir,” jelasnya.
Jika mobil itu disewakan, itu berarti dapat dikatakan sebagai investasi. Selain itu, mobil dapat dikatakan investasi ketika mobil itu unik dan berada di tangan kolektor sehingga nilainya tetap meningkat.
Ia juga menjelaskan bahwa rumah yang ditempati tidak termasuk ke dalam investasi karena rumah hanya ditinggali. Namun, jika rumah tersebut disewakan, baru dapat dikatakan sebagai investasi.
Forum Literasi Pasar Modal
Capital Market Forum menjadi ajang untuk memberikan literasi kepada generasi muda dalam hal investasi. Hal tersebut dapat dilihat dari masih sedikitnya masyarakat yang memahami pasar modal, saham, maupun investasi.
CEO sekaligus Founder KGI Network Upi Asmaradhana, menyebut, Capital Market Forum digelar dengan maksud untuk mendorong literasi investasi di Indonesia. Ia mengatakan, literasi pasar modal di Indonesia masih tergolong minim, yaitu sebesar 4 persen.
“Acara ini juga sebagai bentuk dari upaya Kabar Bursa untuk meningkatkan literasi pasar modal di Indonesia. Karena, kita tahu bahwa literasi tentang pasar modal di Indonesia itu hanya sekitar 4 persen,” kata Upi dalam sambutannya, Kamis, 21 November 2024.
Kabar Bursa sendiri, lanjut dia, mencoba untuk mengambil bagian dalam upaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi pasar modal di Indonesia. Karenanya, ia berharap melalui kegiatan hari ini, Kabar Bursa dapat menjadi salah satu motor yang penggerak peningkatan literasi pasar modal di Indonesia.
“Kami berharap, acara hari ini menjadi bagian dari sumbangsih kecil Kabar Bursa di dalam memajukan ekonomi di Indonesia,” ujarnya.
Secara umum, Upi menyebut, Kabar Bursa merupakan platform yang hadir khusus untuk memberi informasi yang mendalam dengan tujuan mengedukasi masyarakat dan menjadi rujukan informasi yang kredibel. Hal itu dinilai sejalan dengan tantangan media massa ke depan, yaitu sebagai rujukan informasi ekonomi.
“Jadi, kabar bursa ini memang diperuntukkan untuk menjadi semacam panduan atau guidance di dalam mengambil keputusan strategis bagi para investor. Seperti tagline Kabar Bursa, yaitu “Navigasi Investasi Indonesia”,” tutupnya.(*)