KABARBURSA.COM - PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) menorehkan pra-penjualan impresif setelah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Januari 2025 lalu.
Melalui keterbukaan informasi, Sabtu, 25 Januari 2025, manajemen CBDK menyampaikan pra-penjualan sebesar Rp2,1 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari pra-penjualan kavling komersial yang mencatatkan pra-penjualan mencapai Rp1,5 triliun atau meningkat 78 persen dari periode yang sama di tahun 2023, yaitu Rp835 miliar.
"Pencapaian ini diikuti oleh pra-penjualan residensial dan produk komersial yang masing-masing mencatatkan pra-penjualan sebesar Rp318 miliar dan Rp308 miliar," tulis manajemen CBDK.
Adapun peningkatan pada pra-penjualan kavling komersial itu didorong oleh pengembangan CBD PIK 2 sebagai mega project yang mengusung konsep smart city.
CBD PIK 2 ditargetkan sebagai pusat bisnis di area PIK2 yang dilengkapi area perkantoran, meliputi Menara Syariah dengan fasilitas lainnya seperti hotel, retail, community plaza, dan kawasan hijau.
Manajemen CBDK menyampaikan, dana yang terhimpun dari penawaran saham perdana CBDK yakni sebesar Rp2,3 trilliun. Dana ini digunakan untuk pengembangan Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) melalui PT Industri Pameran Nusantara (IPN).
"NICE akan beroperasi secara parsial pada September 2025 sebagai pelengkap ekosistem CBD PIK 2 dalam bidang Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions (MICE)," ungkap manajemen.
CBD PIK 2 akan terhubung dengan tol KATARAJA (Kamal – Teluknaga – Rajeg) sepanjang 39 km yang direncanakan mulai beroperasi pada awal tahun 2025.
Ke depan, selain strategi untuk melanjutkan bisnis developer, CBDK akan fokus pada pengembangan industri MICE dan saat ini sedang membangun NICE dalam ekosistem MICE di CBD PIK 2.
NICE direncanakan mulai beroperasi secara bertahap dan mulai mengkontribusikan recurring income ke CBDK. Keberadaan NICE menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, baik lokal maupun internasional.
Beberapa waktu lalu Presiden Direktur CBDK, Steven Kusumo mengatakan bahwa tujuan utama dari IPO CBDK adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat guna mempercepat pengembangan CBD PIK 2.
“Secara umum dan secara khusus membangun Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) yang merupakan bagian dari Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibition (MICE) untuk melengkapi ekosistem dalam CBD PIK 2” ungkap Steven di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin, 13 Januari 2025.
Steven menyebut, NICE dibangun di atas luas bidang tanah mencapai ± 19 hektar dan dirancang sebagai elemen strategis yang melengkapi ekosistem CBD PIK 2 dengan bertambahnya area pusat konvensi dan pameran sekitar 120.000 m2.
“Proyek ini diharapkan dapat mulai beroperasi secara parsial pada September 2025, sehingga dapat turut meramaikan sektor industri pusat konvensi dan pameran nusantara,” ungkap dia.
Kinerja Saham CBDK
Diberitakan sebelumnya, saham CBDK kembali menjadi sorotan setelah mencatat kenaikan signifikan pada perdagangan Jumat, 24 Januari 2025 setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam sehari sebelumnya.
Saham CBDK terpantau melonjak 15,89 persen atau 1.200 poin ke level Rp8.750 pada perdagangan kemarin. Dibuka di level Rp9.050, saham ini menyentuh level tertinggi di harga yang sama sebelum ditutup di Rp8.750.
Volume perdagangan saham CBDK mencapai 62,05 juta lot, jauh melampaui rata-rata harian sebesar 14,49 juta lot, dengan nilai transaksi mencapai Rp523,2 miliar.
Kinerja positif pada Jumat kemarin mencerminkan rebound yang kuat, didorong oleh aksi beli investor yang optimis terhadap potensi pertumbuhan jangka panjang emiten tersebut.
Adapun pada perdagangan Kamis, 23 Januari 2025, CBDK mengalami penurunan siginifikan sebesar 19,89 persen. Tak hanya itu, saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) juga mengalami hal serupa.
Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan, kondisi ini terjadi setelah kedua saham mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada periode sebelumnya.
“PANI, misalnya, mengalami penurunan 28,43 persen dalam seminggu terakhir dan 36,08 persen sejak awal Januari 2025. Sedangkan CBDK, mengalami penurunan 29,95 persen dalam seminggu terakhir,” kata Hendra kepada kabarbursa.com di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025.
Hendra menilai, ada beberapa faktor yang membuat dua saham itu turun. Terkait dengan saham PANI, kata dia, salah satu penyebabnya adalah aksi profit taking setelah kenaikan harga yang cukup signifikan menjelang akhir 2024. Secara teknikal, PANI berpotensi melanjutkan pelemahan dengan menguji area support klasik di level Rp10.300.
“Selain itu, isu negatif terkait pagar laut di Tangerang juga mempengaruhi sentimen terhadap saham ini, yang berpotensi memberikan pelajaran bagi emiten dan pemerintah untuk mencegah kasus ilegal serupa di masa depan,” jelasnya. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.