Logo
>

CBRE Amankan Utang USD49 Juta dan Kontrak Kapal Rp4,3 Triliun, Apa Maknanya?

PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) mengamankan fasilitas kredit BRI senilai USD49 juta dan kontrak offshore Rp4,3 triliun dari Gunanusa Utama Fabricators.

Ditulis oleh Syahrianto
CBRE Amankan Utang USD49 Juta dan Kontrak Kapal Rp4,3 Triliun, Apa Maknanya?
Kedua langkah ini menjadi bagian dari strategi besar CBRE untuk memperkuat struktur modal. (Foto: Dok. CBRE)

KABARBURSA.COM – PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) resmi mengamankan fasilitas kredit sebesar USD49 juta atau setara Rp803 miliar dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) serta kontrak sewa kapal lepas pantai dari PT Gunanusa Utama Fabricators (GUF) senilai sekitar Rp4,3 triliun.

Kedua langkah ini menjadi bagian dari strategi besar CBRE untuk memperkuat struktur modal, memperluas portofolio bisnis offshore, dan menurunkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) ke level yang lebih sehat.

Dalam keterbukaan informasi, manajemen menyampaikan bahwa kontrak bersama GUF berdurasi delapan tahun dan menggunakan kapal Offshore Support Vessel tipe Pipe Laying & Lifting Vessel Hai Long 106, yang memiliki kemampuan mengangkat beban berat dan melakukan instalasi pipa di laut dalam. 

CBRE berperan sebagai subkontraktor pendukung proyek-proyek Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) di bawah GUF.

Direktur Utama CBRE, Suminto Husin Giman, mengatakan langkah ini akan memperkuat posisi perusahaan sebagai penyedia jasa maritim energi terintegrasi.

“Kontrak jumbo ini memperluas basis pendapatan jangka panjang CBRE. Selain itu, kami menyiapkan aksi korporasi right issue untuk memperkuat permodalan dan menghadirkan investor strategis dari sektor EPCI dan T&I,” ujarnya, Senin, 10 November 2025.

Dari sisi finansial, fasilitas kredit BRI sebesar USD49 juta (Rp803 miliar) digunakan untuk membiayai akuisisi kapal Hai Long 106, yang menjadi aset utama proyek GUF. Tenor pinjaman mencapai 90 bulan atau 7,5 tahun, sejalan dengan durasi kontrak jangka panjang GUF.

Selain pinjaman, CBRE juga menyiapkan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) melalui konversi utang menjadi saham baru senilai total USD55 juta (sekitar Rp903 miliar).

Rinciannya, Hilong Shipping Holding Limited USD25 juta (Rp410 miliar), Yafin Tandiono Tan USD11 juta (Rp180 miliar), PT Saga Investama Sedaya USD12,5 juta (Rp205 miliar), dan PT Superkrane Mitra Utama Tbk USD6,5 juta (Rp108 miliar).

Dengan demikian, total penguatan modal CBRE dari kredit BRI dan konversi utang mencapai Rp1,7 triliun. Setelah aksi ini, rasio DER perusahaan diproyeksikan turun dari sekitar 1,8 kali menjadi 0,9–1,0 kali, mendekati level ideal untuk emiten pelayaran dan energi.

Dampak Operasional dan Bisnis bagi CBRE

Secara operasional, tambahan pembiayaan dan aset baru ini memungkinkan CBRE meningkatkan utilisasi kapal hingga 90 persen mulai 2026. Proyek GUF diperkirakan memberikan pendapatan tahunan tambahan Rp500–600 miliar, memperluas basis pelanggan di sektor minyak, gas, dan konstruksi lepas pantai.

Manajemen memperkirakan efisiensi operasional dapat meningkat 10–15 persen per tahun, berkat transfer teknologi dan kolaborasi teknis dari investor strategis seperti Hilong dan konsorsium Yafin Tandiono Tan.

Kombinasi kontrak jangka panjang dan penguatan modal ini juga menurunkan risiko likuiditas CBRE, yang sebelumnya cukup tinggi akibat tekanan pembiayaan armada. Arus kas kini lebih stabil karena sumber pendapatan berasal dari proyek berjangka panjang dengan pembayaran bertahap.

Langkah ganda ini, mengamankan pinjaman BRI dan konversi utang, menandai fase transformasi keuangan CBRE dari perusahaan pelayaran umum menjadi penyedia layanan energi lepas pantai yang berorientasi proyek.

Dengan posisi modal baru senilai Rp1,7 triliun, CBRE berpeluang memperluas kapasitas pendanaan eksternal dan membuka kontrak baru di pasar regional. 

Potensi kerja sama lanjutan dengan mitra EPCI seperti Hilong juga membuka jalan bagi ekspansi proyek senilai lebih dari USD100 juta di Asia Tenggara dalam dua tahun ke depan. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.