KABARBURSA.COM - Direktur Operasional dan Keselamatan TransJakarta Daud Joseph menceritakan peluang baru di balik perdagangan karbon (carbon trading) dengan jual beli karbon kredit (carbon credit).
Ia menceritakan pengalamannya ketika melakukan kunjungan kerja ke Taiwan. Salah satu negara yang berhasil meraup banyak untung dari peluang tersebut.
"Saat saya 2020 datang ke Taiwan saya melihat ada bisnis di sana namanya bisnis battery management system (sistem manajemen baterai)," kata dia di Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024.
"Ini bisnis-bisnis baru yang akan timbul kalau carbon credit bisa lancar," lanjutnya.
Joseph menceritakan soal perusahaan-perusahaan Taiwan yang bermain di pasar pengelolaan baterai tersebut. Itu semua memanfaatkan baterai-baterai bekas kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
"Ada perusahaan khusus yang ngurusin baterai di perumahan-perumahan sehingga battery management system inilah yang mengatur berapa banyak harus masuk dari PLN, berapa banyak yang kita save, berapa banyak bisa kita stok dari perusahaan listrik, berapa lama kita bisa nyimpan energi dari solar panel, wind panel, atau dari sumber terbarukan lainnya," papar dia.
Oleh karena itu, TransJakarta mengharapkan program berbasis lingkungan itu memiliki dampak terhadap perekonomian sehingga mampu meniru Taiwan.
"Padahal kalau TJ bisa dapatkan carbon trading dari sini, maka orang-orang lain yang punya ide untuk jalanin program-program environment friendly akan melihat bahwa ternyata ada manfaatnya, kita bisa jual carbon creditnya," ujarnya.
Sementara itu, dilansir dari Industry Today, sistem manajemen baterai merupakan penghubung penting antara baterai daya on-board dan kendaraan listrik, terutama digunakan untuk mendiagnosis suhu baterai, arus, dan catu daya.
Fungsi khusus meliputi pemantauan parameter fisik baterai secara real-time, estimasi status baterai, diagnosis online dan peringatan dini, kontrol pengisian, pengosongan, dan pengisian ulang, manajemen keseimbangan dan manajemen termal.
Adapun pasar global untuk sistem manajemen baterai diperkirakan bernilai 20,3 miliar dolar AS pada 2023.
Hal ini diperkirakan akan mencapai ukuran yang disesuaikan sebesar 55,6 miliar dolar AS pada 2030 dengan compounded annual growth rate (CAGR) 15,4 persen selama periode perkiraan 2024-2030. (ari/prm)