KABARBURSA.COM– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah tidak hanya melibatkan penyedia pangan, tetapi juga rantai pasok perlengkapan makan. PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE), emiten produsen perlengkapan rumah tangga berbasis stainless steel, turut kecipratan pesanan food tray untuk dapur-dapur mitra MBG.
Direktur Utama LIVE, Ellies Kiswoto, menjelaskan bahwa pihaknya memang tidak berhubungan langsung dengan pemerintah, melainkan melalui yayasan dapur yang menjadi mitra MBG. Selain itu ia juga menjalin kerja sama dengan PT Krakatau Steel perihal pengadaan food tray ini.
“Saya bukan kontrak dengan MBG langsung. Kontraknya dengan yayasan dapur. Sekali ambil bisa puluhan ribu food tray,” ujar Ellies di Senayan City, Jakarta dikutip Kamis, 2 Oktober 2025.
Kerja sama itu sudah berjalan sejak Mei 2025. Dalam satu bulan, kata Ellies, jumlah pengambilan bisa menembus ratusan ribu unit. Jika kapasitas penuh terserap, potensi nilainya bisa mencapai Rp40–45 miliar. “Permintaan meningkat, respons pasar baik, dan kami siap pasok sesuai standar,” tegasnya.
Namun, sejak awal, LIVE menghadapi masalah serius di lapangan persaingan dengan produk palsu yang mengaku stainless steel 304, padahal kualitasnya rendah.
“Standar MBG harus 304, tapi banyak barang murah yang bukan 304. Awalnya terlihat sama, tapi cepat rusak,” jelasnya.
Ellies bahkan mendemonstrasikan cara membedakan produk asli dan palsu menggunakan cairan uji. “Kalau ditetes cairan dan berubah warna, berarti itu besi biasa, bukan 304,” katanya. Menurutnya, food tray asli 304 bisa tahan hingga 10 tahun, sementara barang palsu bisa terkelupas hanya dalam hitungan bulan. Dari segi harga juga terpaut cukup berbeda, Ellies menyebut produknya di kisaran Rp40.000-an ke atas, sementara food tray lain bisa dibeli Rp30.000-an ke bawah.
Selain persaingan harga, LIVE juga menghadapi tantangan pasokan bahan baku. Stainless steel 304 yang dipakai sebagai bahan utama masih harus diimpor karena belum diproduksi di dalam negeri.
Di tengah lonjakan permintaan, beredar pula isu tak sedap. Sejumlah pemberitaan di media sempat menyebut food tray MBG mengandung minyak babi. Ellies dengan tegas membantah tudingan bahwa food tray dibuat dengan pelumas minyak mengandung babi.
“Food tray kami sudah diuji lembaga resmi, tidak ada DNA babi. Itu hanya salah kaprah. Mesin produksi pakai oli, bukan minyak babi,” ujarnya
Menurutnya, rumor itu muncul dari salah pemahaman istilah. “Oli itu lubricant, bukan fat. Seperti motor, kalau diganti minyak goreng ya tidak bisa jalan,” ucapnya.
Sebagai perusahaan terbuka, LIVE merasa dituntut menjaga kualitas dan transparansi. “Kami sudah Tbk, diawasi publik. Tidak mungkin berani turunkan standar,” kata Ellies.
Meski demikian, ia tidak menutup mata bahwa program MBG sedang dalam tahap evaluasi pemerintah. Ellies menilai, evaluasi justru penting agar program bisa berjalan lebih baik.
“Menurut saya MBG itu bagus, tapi SOP perlu dibenahi. Kalau rantai pasoknya benar, dampaknya positif. Peternak ayam, petani sayur, semua terserap. Anak-anak sekolah pun makan lebih layak,” ujarnya.
Ia juga menitip pesan kepada mitra dapur agar lebih berhati-hati dalam memilih produk. “Jangan hanya mengejar harga murah. Ada harga, ada kualitas. Kalau bukan food grade, risiko kesehatan anak-anak besar,” tegasnya.
Lewat keterlibatan di MBG, LIVE bukan hanya melihat peluang bisnis, tapi juga kontribusi sosial. “Kami ingin jaga kualitas. Itu prinsip utama, karena ini menyangkut kesehatan anak-anak,” katanya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.