Logo
>

China Guyur Sektor Properti USD42 Miliar: Dampak Emiten?

Ditulis oleh Dian Finka
China Guyur Sektor Properti USD42 Miliar: Dampak Emiten?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah China Pasar Properti saat ini dinilai lesu, pemerintah diketahui China telah meluncurkan paket penyelamatan sektor properti sebesar 300 miliar yuan atau USD42 miliar.  lalu bagaimana dampak terhadap emiten properti?

    Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information di Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyebutkan bahwa langkah ini akan memberikan dampak positif dan berpotensi meningkatkan pangsa pasar bagi emiten properti.

    “Jadi otomatis base mustinya bisa menerapkan pre-emptive, forward looking merangka untuk menerapkan expansion market policy. Ini akan bagus untuk menunjukkan pertumbuhan kredit, baik itu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Yes, jadi seperti itu ya,” ujar Nafan kepada Kabar Bursa di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.

    Adapun menjelang keputusan kebijakan monter pada bulan September mendatang, pasar keuangan global tengah mengamati dengan cermat perkembangan pasar tenaga kerja Amerika Serikat. Sejalan dengan tren penurunan rata-rata yang terlihat pada invasi AS, ekspektasi pasar menunjukkan potensi penurunan suku bunga acuan sebesar 25 hingga 50 basis poin.

    “Ya, itu yang paling penting. Karena kalau kita lihat dari pekembang US labor market, US invasion so far sudah rata-rata pulling down,” jelasnya.

    “Jadi ada ekspektasi dari market yang misalnya antara 25 basis point hingga 50 basis point ini benar-benar suku pengacuan, misalnya di bulan September,” sambungnya.

    Nafan juga menyebutkan bahwa pengurangan ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi kondisi ekonomi AS yang sedang berjuang menghadapi tantangan global. Keseluruhan dampak dari langkah ini terhadap pasar finansial dunia masih dalam proses pemantauan ketat. lalu bagaimana dampak terhadap emiten properti?

    Dampak Kinerja PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

    PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengalami penurunan laba bersih meskipun pendapatannya meningkat sebesar 12,58 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada semester I 2024. Hal ini disebabkan oleh dampak kerugian selisih kurs.

    Menurut laporan keuangan, PWON mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,26 triliun pada periode tersebut, meningkat dari Rp2,89 triliun pada enam bulan pertama tahun 2023. Pendapatan PWON didorong oleh sektor pusat perkantoran, perbelanjaan, dan apartemen servis yang menyumbang Rp1,9 triliun, diikuti oleh sektor real estate sebesar Rp811,21 miliar, dan perhotelan sebesar Rp569,46 miliar.

    Adapun pendapatan tersebut dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp25,56 miliar. Kemudian beban pokok PWON juga naik 10,5 persen menjadi Rp1,41 triliun, dibandingan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,27 triliun. Laba bruto PWON juga tercatat naik sebesar 14,14 persen yoy menjadi Rp1,84 triliun dari posisi semester 1 2023 sebesar Rp1,61 triliun.

    Kendati pendapatan naik, fluktuasi nilai tukar rupiah membuat PWON mengalami kerugian selisih kurs pada periode Januari-Juni 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

    Akibatnya, laba bersih PWON mengalami penurunan sebesar 22,97 persen secara tahunan (yoy), menjadi Rp846,33 miliar pada semester I 2024, dibandingkan Rp1,09 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, kas dan setara kas PWON pada akhir periode tercatat sebesar Rp8,95 triliun, meningkat 22,12 persen dibandingkan Rp7,33 triliun pada periode sebelumnya.

    Menurut neraca, total aset PWON mencapai Rp34,24 triliun per 30 Juni 2024, naik dari Rp32,71 triliun pada akhir Desember 2023. Liabilitas perusahaan meningkat menjadi Rp10,89 triliun, dibandingkan dengan Rp9,91 triliun pada akhir 2023.

    Sementara itu, ekuitas PWON juga mengalami kenaikan menjadi Rp23,35 triliun, dari Rp22,79 triliun pada Desember 2023. Selain itu, PWON mencatatkan marketing sales yang meningkat 28 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp771 miliar pada enam bulan pertama 2024. Dengan pencapaian tersebut, PWON telah merealisasikan 51 persen dari target prapenjualan tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp1,5 triliun.

    Kinerja Saham dan Volume Transaksi

    Saham emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) berdasarkan data RTI Businnes pertanggal 5 Agustus 2024 terpantau melemah selama seminggu terakhir naik 1,91 persen ke posisi Rp450 per lembar saham, Rp450 per lembar saham dari sebelumnya Rp400 per lembar saham.

    Kemudian volume transaksi hingga Rp313,5 juta dengan volume saham yang diperdagangkan selama seminggu terakhir hingga Rp120,4 miliar, adapun frekuensi perdagangan saham GGRM dalam seminggu terakhir menyentuh angka 9,757.

    Kemudian volume transaksi hingga Rp33,3 juta dengan volume saham yang diperdagangkan selama seminggu terakhir hingga Rp135 miliar, adapun frekuensi perdagangan saham PWON dalam seminggu terakhir menyentuh angka 18,251.

    Melihat hal tersebut Nafan Menyiratkan rekomendasi untuk membeli saham secara bertahap atau dalam jumlah yang semakin banyak (akumulatif) dengan harga target Rp510

    “PWON accumulative buy target price Rp510,” tukasnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.