KABARBURSA.COM - PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dinilai bisa diuntungkan ketika suku bunga acuan atau BI rate mengalami penurunan.
Head of Invesment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina mengatakan penjualan marketing sales CTRA mayoritas berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR).
"CTRA mungkin akan menjadi perusahaan yang paling dapat manfaat dengan penurunan suku bunga, karena sekitar 50-60 persen dari penjualan marketing salesnya CTRA itu kan dari KPR," ujarnya dalam acara 'Media Day' yang diselenggarakan Mirae Asset Sekuritas, di Jakarta, Kamis, 12 September 2024.
Selain itu, Martha menyebut target pasar dari CTRA ialah kelas menengah ke bawah. Hal ini berbeda dengan emiten-emiten besar lainnya seperti PANI, BSDE, PWON, dan SMRA yang memiliki target pasar kelas menengah ke bawah.
"Jadi CTRA yang menengah ke bawah akan sangat relate dengan penurunan suku bunga," kata dia.
Di sisi lain, Martha memandang lima emiten properti terbesar seperti CTRA, PANI, BSDE, PWON, dan SMRA memiliki daya tarik masing-masing.
Menurut dia, untuk investor yang cenderung menginginkan growth atau keuntungan, bisa memilih PANI.
"Sementara untuk yang lebih konservatif dan valuasinya lebih murah, kita sarankan ke BSDE," ucapnya.
BI Catat Harga Properti di Kuartal II 2024 Tumbuh Terbatas
Diberitakan sebelumnya, Survei Harga Properti Residensial (SHPR) mencatat peningkatan terbatas di kuartal II 2024. Berdasarkan survei yang dirilis Bank Indonesia (BI), SHPR yang meningkat terbatas terlihat dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) sebesar 1,76 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Adapun angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan periode sebelumnya di kuartal I 2024 sebesar 1,89 persen yoy. Di sisi lain, penjualan properti residensial di pasar primer tercatat tumbuh sebesar 7,30 persen yoy, melambat dibandingkan penjualan triwulan sebelumnya sebesar 31,16 persen yoy.
“Perlambatan penjualan rumah primer tersebut terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil,” kata Departemen Komunikasi sekaligus Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya Jum’at, 16 Agustus 2024.
Dari sisi pembiayaan, kata Erwin, hasil survei menunjukkan pembiayaan pembangunan properti residensial terutama bersumber dari dana internal pengembang dengan pangsa sebesar 74,69 persen.
Sementara dari sisi konsumen, BI mencatat pembelian rumah primer mayoritas dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 75,52 persen dari total pembiayaan.
Laporan Perusahaan Properti
Beberapa perusahaan properti melaporkan peningkatan penjualan pemasaran pada paruh pertama tahun 2024. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatat penjualan pemasaran sebesar Rp1,7 triliun, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencapai Rp6,08 triliun, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) memperoleh Rp4,84 triliun.
Pertumbuhan marketing sales ketiga emiten tersebut menandai prospek jangka panjang investasi di sektor properti. Bahkan, pertumbuhan progresif yang ditunjukan industri tersebut mampu membawa properti menjadi sektor unggulan.
Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta menuturkan, sektor properti mengalami perbaikan kinerja yang baik jika ditinjau secara benchmark. Dia menilai, sektor properti melakukan berbagai langkah strategis yang cukup progresif.
“Jadi kalau selama improve-nya terus menunjukkan kinerja yang progresif, nanti ya kedepannya akan menjadi leading sector,” kata Nafan saat dihubungi KabarBursa, Jumat, 2 Agustus 2024.
Nafan menilai, pertumbuhan sektor properti juga tak terlepas dari berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Karenanya, dia menilai sektor properti masih akan tetap mempertahankan kinerja positifnya hingga kuartal IV 2024.
“Jadi minimum secepatnya pada kuartal keempat tahun 2024. Jadinya nantinya akan semakin meningkatkan prospek raihan marketing sales untuk tahun-tahun ke depan. Karena memang saya melihat tren pertumbuhan marketing sales dari tiap tahun itu ada,” ujarnya.
Nafan menuturkan, kinerja apik sektor properti juga ditopang oleh stabilitas dan pertumbuhan perekonomian domestik. Di sisi lain, ekspansi di berbagai lokasi strategis yang dilakukan sektor properti juga dinilai tepat dalam menopang pertumbuhannya.
“Untuk prospek properti, walaupun memang untuk saat ini kondisi daya beli properti memang lesuh. Karena memang over supply saja, tapi setidaknya marketing sales tetap meningkat,” ujar Nafan Aji.
Ditambah lagi dengan berbagai kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah, seperti Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Di sisi lain, kata Nafan, golongan kelas menengah juga mulai menaruh minat membeli unit perumahan.
”Kalau implementasinya berjalan dengan baik, akan membantu perkembangan sektor properti. Ini bisa kalau implementasi bagus, itu yang paling penting,” imbuhnya.
“Ya, paling tidak, ini juga mampu menciptakan pertumbuhan marketing sales. Ya, realisasi pertumbuhan marketing sales,” sambung Nafan.(*)