KABARBURSA.COM - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menyatakan siap mengucurkan dana sebesar Rp130 triliun untuk membantu program tiga juta rumah.
Nantinya, dana tersebut akan disalurkan melalui himpunan bank milik negara (Himbara) seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT ank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Dari lima bank tersebut, BTN dinilai bakal diuntungkan dari rencana Danantara ini. Pasalnya, BTN adalah bank yang berpengalaman dalam pembiayaan perumahan.
Pengamat Pasar Modal, Wahyu Tri Laksono mengatakan BTN memiliki nilai historis fokus dan infrastruktur paling siap dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) , terutama KPR subsidi.
"BTN adalah pemimpin pasar dalam KPR, khususnya untuk segmen subsidi. Mereka memiliki pengalaman puluhan tahun dalam mengelola portofolio KPR MBR," ujar dia kepada Kabarbursa.com, dikutip pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Bank dengan kode saham BBTN ini juga didukung oleh banyaknya cabang dan unit bisnis yang tersebar luas, serta sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dan memiliki spesialisasi di bidang KPR.

Wahyu mengatakan BTN memiliki ekosistem yang kuat dengan pengembang perumahan, notaris, dan lembaga terkait lainnya di sektor properti.
"Mereka telah memiliki sistem dan prosedur baku yang teruji untuk penyaluran KPR subsidi, termasuk mekanisme kerja sama dengan BP Tapera dan FLPP," katanya.
Meskipun demikian, Wahyu menyebut bank Himbara lainnya seperti BRI, Mandiri, dan BNI juga memiliki jaringan yang luas dan kapasitas besar yang dapat dimanfaatkan.
Namun, lanjut dia, fokus utama tiga bank itu lebih terdiversifikasi pada segmen korporasi, UMKM, dan ritel umum.
"Untuk program 3 juta rumah ini, BTN akan menjadi garda terdepan, dengan dukungan dari bank Himbara lainnya untuk mencapai target yang ambisius tersebut," katanya.
BTN Kucurkan Rp3,4 Triliun untuk Program Tiga Juta Rumah
BTN beberapa waktu lalu mengumumkan jika siap menghadirkan Program Rumah untuk Guru Indonesia dengan nilai pembiayaan mencapai Rp3,4 triliun.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menegaskan bahwa program ini bertujuan membantu para pendidik mendapatkan hunian yang layak dan terjangkau. Ia juga mengusulkan agar cakupan penerima diperluas di masa mendatang.
"Kalau boleh usul, kita tambahkan tahun depan, selain guru ASN (aparatur sipil negara), kita tambahkan dengan guru-guru Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan swasta. Kami berharap program ini terus berjalan karena program ini yang paling disukai dan masih banyak guru yang belum punya rumah layak huni. Dengan begitu, guru bisa lebih konsentrasi mengajar," ujar Nixon dalam keterangan resmi, Rabu 26 Maret 2025.

Pada 2025, BTN menargetkan dapat menyalurkan 20.000 unit rumah subsidi bagi para guru di seluruh Indonesia. Program ini menyasar berbagai kategori guru, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), tenaga honorer, serta guru swasta yang memenuhi syarat sebagai penerima Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi.
Mekanisme pembiayaan yang digunakan mengikuti skema KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk guru non-PNS, sementara guru PNS akan menggunakan KPR Tapera.
Dalam skema ini, guru yang menjadi penerima manfaat akan mendapatkan sejumlah fasilitas, seperti suku bunga tetap sebesar 5 persen sepanjang tenor, uang muka minimal 1 persen dari harga rumah, tenor pinjaman hingga 20 tahun, serta Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebesar Rp4 juta.
“Sama dengan skema pembiayaan yang digunakan adalah KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada umumnya, untuk guru non-PNS dan KPR Tapera untuk guru PNS. Fasilitas KPR subsidi tersebut mencakup bunga tetap 5 persen sepanjang tenor, uang muka minimal 1 persen dari harga rumah dengan tenor pinjaman maksimal selama 20 tahun serta mendapatkan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebesar Rp4 juta,” jelas Nixon. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.