KABARBURSA.COM - Di tengah geliat sektor ritel bahan bangunan, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) kembali menunjukkan komitmennya kepada para pemegang saham.
Emiten yang berada di bawah naungan pengusaha Hermanto Tanoko ini memutuskan untuk membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp 4,2 per saham.
Jika dijumlahkan, nilai dividen tersebut mencapai Rp28,52 miliar, angka yang tak bisa dibilang kecil bagi perusahaan yang belum lama melantai di bursa.
Keputusan tersebut bukan datang tiba-tiba. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pekan lalu, manajemen DEPO menyampaikan bahwa pembayaran dividen akan dilakukan paling lambat 24 Juli 2025.
Dari laba bersih sebesar Rp95,24 miliar yang berhasil dibukukan sepanjang tahun 2024, sebagian disalurkan sebagai dividen. Sebagian lain dialokasikan sebagai dana cadangan senilai Rp5 miliar, dan sisanya dicatat sebagai laba ditahan.
Tren pembagian dividen DEPO memang menarik untuk diamati. Sejak tahun 2021, perusahaan ini secara konsisten mengapresiasi pemegang saham lewat dividen. Tahun itu, DEPO membagikan Rp5,15 per saham.

Setahun kemudian, pada 2022, dividen diberikan dalam dua tahap, yaitu Rp2,20 pada November dan Rp2,30 pada Juni. Tahun lalu, dividen kembali naik ke Rp ,00 per saham. Kini, jumlahnya meningkat tipis menjadi Rp4,2.
Secara umum, angka yield-nya berada di kisaran 1,85 persen dengan payout ratio yang cukup sehat, yakni 43,7 persen.
Yang membuat DEPO menarik bukan semata karena dividennya. Kinerja keuangannya juga mendukung. Di tahun 2024, pendapatan perusahaan naik 5 persen menjadi Rp2,8 triliun.
Kenaikan ini didorong oleh pembukaan toko baru dan perbaikan operasional yang dilakukan secara konsisten. Manajemen menyebut penguatan fundamental bisnis serta efisiensi internal sebagai kunci pencapaian laba bersih tahun ini.
RUPST DEPO Sahkan Direksi Baru
Tak hanya soal angka, RUPST tahun ini juga membawa penyegaran di jajaran manajemen. Henryanto Komala yang sebelumnya duduk sebagai Komisaris Independen kini dipercaya menjadi Wakil Direktur Utama.
Posisi yang ditinggalkannya digantikan oleh Sartono Budi Santoso, seorang figur yang telah lama malang melintang di industri ritel nasional.
Langkah DEPO menjaga ritme dividen sembari tetap agresif dalam ekspansi menunjukkan adanya keseimbangan strategi. Perusahaan tidak buru-buru menyapu semua laba untuk ekspansi, namun juga tak ragu menyisihkan sebagian untuk pemegang saham. Inilah jenis disiplin keuangan yang jarang ditemui di kalangan emiten muda.
Dengan payout ratio yang moderat, DEPO tetap menyimpan amunisi untuk bertumbuh ke depan. Namun pada saat yang sama, ia juga membuktikan bahwa berbagi keuntungan dengan investor adalah bagian dari filosofi jangka panjangnya.
Dalam iklim pasar yang fluktuatif, keseriusan semacam ini menjadi nilai tambah yang tak kasat mata, tapi sangat berarti.
Investor boleh menakar DEPO sebagai saham pertumbuhan yang juga tahu cara mengapresiasi pemegang saham. Dan dalam dunia investasi, itu adalah kombinasi yang tidak datang setiap hari.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.